"Kak siapa wanita itu?" tanya Franda yang kaget ketika melihat ada seorang wanita tertidur di ranjang milik sang kakak.
"Dia adalah calon nyonya Philip. Jadi kakak tugaskan kamu untuk menjaga dia saat kakak tidak ada di penthouse ini. Dan kakak mau dia tidak tahu identitas kakak sebagai seorang Draco. Dia cukup tahu jika nama kakak Sebastian Philip," kata Bastian penuh penekanan.
"Apa?? Dia calon istri kakak? Kakak serius? Atau jangan-jangan kakak hanya bercamda aja ya?" tanya Franda dengan nada yang kaget.
"Franda jaga ucapan kamu. Tuan Bastian tak pernah bercanda dengan segala ucapannya. Jadi sebaiknya kamu ikutin apa kata tuan Bastian dan jangan membantah," tegur Frans tegas kepada Franda.
"Aku kan cuma tanya aja sama kak Bastian kenapa kamu yang sewot sih Frans? Kak Bastian aja gak marah aku tanya kayak gitu. Kenapa kamu malah yang repot," sindir Franda yang tak suka dengan respon yang ditunjukan oleh Frans.
"Franda ikutin perintah kakak saja untuk saat ini. Dan jangan banyak bertanya. Kakak tidak punya waktu untuk menjelaskan semuanya saat ini. Jadi cukup kamu urusin dia sampai kakak kembali kesini lagi. Dan ingat jangan mengucapkan kata-kata yang aneh ketika bersamanya," perintah Bastian mengingtkan Franda.
"Ok kak siap," jawab Franda akhirnya setuju.
Franda pun akhirnya tidak bertanya lagi kepada Bastian karena ketika sang kakak sudah berkata seperti itu berarti ia tak bisa diganggu gugat. Jadi sebagai adik yang baik sudah tugasnya hanya bisa menjalankan perintah sang kakak tanpa bisa menolak.
Bastian pun berjalan mendekat kearah Luna yang belum tersadar. Ia duduk di samping ranjang Luna dan membelai wajahnya. Ia selalu senang melihat wajah Luna. Walaupun saat ini wajahnya polos tanpa make up tak menyurutkan kecantikan yang dimiliki oleh Luna.
"Aku harap kamu akan baik-baik saja setelah ini. Dan perlahan kamu bisa menerima aku. Karena aku akan memastikan jika hidup kamu setelah ini akan diliputi dengan kebahagian," kata Bastian menatap Luna lekat.
Sementara itu di ruang tamu Franda dengan santainya duduk di rumah kakaknya. Sedangkan laki-laki bernama Frans itu tetap memilih memasang ekspresi datar ketika bersama Franda.
"Frans sebenarnya wanita itu siapa? Kenapa tiba-tiba kak Bastian bilang dia adalah calon nyonya Philip? Perasaan aku gak pernah lihat kak Bastian dekat dengan wanita manapun. Bahkan yang aku tahu kak Bastian selalu disibukkan dengan segala pekerjaan yang ada." Franda yang masih penasaran dengan wanita itu pun bertanya kepada Frans.
"Kamu sudah dengar dari tuan Bastian kan? Jadi kita percaya saja dengan tuan Bastian dan kita juga harus menjalankan semua perintah dari tuan Bastian. Dan satu lagi kita tak boleh mencampuri urusan pribadi tuan Bastian," jawab Frans tetap dengan wajah tanpa ekspresinya.
"Percuma aku tanya sama kamu pasti gak akan pernah ada jawaban yang benarnya. Kamu kan memang manusia robot yang kaku. Yang kerjaannya selalu membuat aku kesal aja," jawab Franda ketus.
Tak berapa lama Bastian sudah keluar dari kamar dengan pakaian yang sudah rapi. Tak lupa jas dokter miliknya ia bawa. Ketika berperan sebagai seorang dokter Bastian benar-benar berubah dan tak akan tahu jika dirinya adalah Draco.
"Franda kamu harus pastikan jaga Luna dengan baik. Dan jika dia sudah sadar dan tanya kenapa ada disini atau bilang akan pergi dari sini jangan biarkan dia pergi. Dan bilang saja pada Luna untuk menunggu kakak pulang. Kamu harus pastikan jaga dia baik-baik dan jangan biarkan dia kabur. Karena kamu kalau kakak akan marah kalau kamu gagal menjalankan perintah kakak," pesan Bastian pada Franda.
"Kakak tenang aja aku pasti akan menjaga dan merawat wanita itu untuk kakak. Kakak gak perlu khawatir," jawab Franda patuh.
"Frans pastikan keamanan di sekitar penthouse ini di perketat tapi tetap jangan membuat orang lain curiga jika di daerah ini adalah tempat tinggal saya," kata Bastian mengingatkan.
"Baik tuan Bastian. Saya sudah melakukan apa yang tuan perintahkan. Tapi saya akan terus mengontrol semuanya agar tetap sesuai dengan apa yang tuan inginkan," jawab Frans mengerti.
Bastian memang selalu bisa mengandalkan Frans untuk bisa menjalankan semua perintah yang Bastian katakan. Setelah memastikan semuanya sudah siap sesuai dengan keinginannya Bastian pun bergegas menuju ke rumah sakit. Karena hari ini Bastian ada operasi dan tidak bisa ia lewatkan.
Sementara itu di kamar Luna perlahan mencoba membuka matanya dan ia lagi-lagi asing dengan tempat ia berada saat ini. Perlahan ia pun bangkit dari ranjang untuk mencari tahu dimana dia berada dirinya berada saat ini. Dengan langkah yang perlahan Luna pun berjalan keluar dan ia tak melihat siapapun orang disana. Sampai ia bertemu seorang gadis yang terlihat masih muda sedang makan sesuatu di meja makan.
"Kamu udah bangun. Ayo duduk sini dimakan dulu sarapannya. Dan juga minum obatnya," kata Franda terlihat santai.
"Kamu siapa?" tanya Luna masih mencari tahu siapa pemilik di tempat ini.
"Nanti aku kasih tahu siapa aku. Tapi sekarang dimakan dulu sarapannya walaupun ini udah lewat jam sarapan. Dan minum obatnya juga," perintah Franda.
Sebenarnya Luna masih ingin bertanya lebih dalam lagi tapi perutnya sudah berbunyi minta diisi. Jadi Luna memutuskan untuk memakan sarapan yang sudah disiapkan. Entah kenapa Luna merasa percaya bahwa orang-orang yang ada disini tak akan menyakiti dirinya. Karena misalnya mereka punya niat buruk maka sudah dari lama mereka akan menyakiti dirinya.
"Jadi sebenernya kamu siapa?" tanya Luna lagi sambil menyuapkan bubur ayam ke mulutnya.
"Kamu bisa panggil aku Franda. Dan jika kamu bertanya aku siapa maka aku akan bisa menjawab jika aku adik dari pemilik penthouse ini," jawab Franda santai.
"Trus siapa kakak kamu yang punya penthouse ini? Dan kenapa aku bisa ada disini?" tanya Luna lagi.
"Kalau soal itu biar kakak aku aja yang menjelaskan semuanya nanti ketika pulang kerja. Jadi sampai kakak aku pulang aku akan disini buat jaga dan rawat kamu," jawab Franda yang masih menikmati saladnya.
Luna sendiri masih bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya. Yang pasti Luna hanya ingat bahwa ia dijebak oleh Roy untuk menjadi simpanan Laki-laki tua yang seharusnya menjadi ayahnya. Mengingat itu membuat Luna marah. Ia tak mengira jika Roy bisa berbuat seperti itu. Padahal ia begitu tulus mencintai Roy dan bahkan ia tak menghiraukan ketika orang-orang di dekatnya mengatakan jika Roy tak baik untuknya. Tapi Luna tak pernah mendengar kata-kata mereka karena ia terlalu percaya kepada Roy. Mengingat itu Luna merasa dirinya sangat bodoh. Tapi Luna tak mau berhenti sampai disini. Ia pasti akan membalas apa yang dilakukan Roy padanya. Ia pastikan Roy akan mendapatkan apa yang seharusnya ia terima. Mungkin orang-orang melihat seorang Laluna Fabrizio terlihat lemah tapi setelah ini ia akan berubah menjadi Laluna Fabrizio yang tangguh dan kuat.
Bastian baru saja selesai melakukan operasi dan seperti biasa Bastian selalu berhasil melakukan operasi itu. Dan tentu saja pasien itu berhasil selamat.
"Kamu pastikan untuk mengecek pasien dengan baik. Untuk 24 jam kedepan kalian harus pantau terus kondisinya. Dan setelah 24 jam kedepan kita baru tahu langkah apa yang akan diambil selanjutnya," perintah Bastian kepada para dokter muda yang memang selalu membantu dirinya.
"Baik dok," jawab para dokter muda itu kompak.
Tanpa menunggu lebih lama lagi Bastian pun kembali ke ruangannya.
"Dokter Bastian memang benar-benar dokter yang hebat. Beberapa kali aku ikut operasi dengan dokter lain tapi ketika dengan dokter Bastian semuanya terlihat rapi dan juga pasti selalu mendapat hasil yang baik. Tapi sayang sikapnya yang tak banyak bicara dan kurang bersosialisasi membuat kita segan ketika harus berbicara lebih dengan dokter Bastian," kata salah satu dokter muda itu.
"Memang benar apa yang kamu katakan. Tapi tetap aja aku selalu terpesona jika melihat dokter Bastian sedang melakukan operasi. Entah sihir apa yang ia gunakan tapi caranya bekerja di meja operasi benar-benar membuat aku takjub. Kira-kira dokter Bastian tuh sudah nikah atau belum sih? Atau minimal punya pendamping hidup gitu?" tanya dokter muda perempuan yang sepertinya tertarik pada Bastian.
"Disini gak ada yang tahu tentang kehidupan pribadi dokter Bastian. Bisa dibilang dokter Bastian sangat misterius tapi kemisteriusan itu membuat semua wanita yang melihatnya juga pasti terpesona dibuatnya," jawab suster yang kebetulan ada disitu.
Para dokter muda perempuan pun hanya bisa mengangguk setuju dengan perkataan sang suster. Di rumah sakit ini dokter Bastian dijuluki misterius dokter. Karena orang-orang tak pernah tahu tentang jati diri dokter Bastian sebenarnya. Rumah sakit tak mempermasalahkannya karena kinerja dokter Bastian yang selalu bagus dan bisa di andalkan.
Bastian sedang meneguk air mineral yang ia ambil dari kulkas kecil di ruangannya. Rasa lelah tentu menghinggapinya karena operasi kali ini bisa dibilang cukup susah jadi Bastian harus lebih berkonsentrasi lagi. Bastian mengambil ponselnya dan ia pun menghubungi seseorang.
"Gimana keadaan Luna saat ini?" tanya Bastian pada Franda.
"Dia baik-baik aja kok kak. Tadi setelah makan siang terus minum obat dan sekarang ia tidur lagi. Mungkin efek obat ya h diminumnya tadi," jawab Franda tenang.
"Ok. Kamu tetap disitu sampai kakak pulang nanti," perintah Bastian mengingatkan.
"Iya kak," jawab Franda patuh.
Setelah menutup telepon Bastian sedikit memejamkan matanya agar rasa lelahnya sedikit hilang. Ia tak bisa pulang sekarang karena harus melihat keadaan pasien yang lain. Ketika sedang terlelap sebentar seperti itu membuat Bastian memikirkan sosok Luna. Ia tahu pasti nanti ketika ia sampai di rumah, Luna pasti akan bertanya siapa dirinya dan kenapa dia bisa berada disana. Jadi Bastian harus menyiapkan jawaban yang tepat untuk Luna.
"Tunggu aku pulang my little girl," kata Bastian ketika mengingat wajah Luna.
Wah Bastian mulai mendekati Luna. Gimana kisah mereka kedepannya?
See you next chapter...
Happy reading...