Seharian ini Luna banyak menghabiskan waktu di kamar saja karena memang kondisinya yang belum sepenuhnya pulih. Ia masih merasakan rasa pusing di kepalanya akibat ditampar dengan keras oleh orang-orang suruhan dari om-om hidung belang yang mencoba memperkosa dirinya. Luna masih bisa melihat di sudut bibirnya ada luka akibat tamparan itu.Selain itu ia jadi mudah mengantuk setelah meminum obat yang diberikan gadis bernama Franda itu. Kata Franda obat yang di berikan kepadanya itu adalah obat untuk mencegah kepalanya sakit. Awalnya Luna agak ragu menerima obat itu karena ia berpikir hal-hal yang aneh bila menerima obat itu. Tapi Luna tak mau berpikiran hal yang aneh-aneh karena ia sudah tak tahan merasakan rasa sakit di kepalanya. Dan itu benar-benar membuat Luna tak nyaman. Tapi setelah meminum obat itu rasa sakit di kepalanya menjadi hilang dan ia pun terlelap tidur.
Entah sudah berapa lama Luna tertidur karena pengaruh obat yang ia minum. Perlahan ia pun mulai bangun dari ranjangnya dan berjalan menuju ke kamar mandi untuk sekedar membasuh mukanya. Setelah dirasa keadaannya membaik ia pun memilih untuk keluar dari kamar.
Luna keluar dari kamarnya setelah merasa badannya enakan. Dan ketika keluar ia menemukan Franda sedang sibuk dengan laptopnya. Luna tak begitu mengenal siapa gadis bernama Franda ini tapi yang pasti gadis bernama Franda ini sepertinya usianya tak beda jauh dengannya. Dan ketika tadi bertemu pun ia selalu disibukkan dengan laptop yang tak pernah ia tinggalkan begitu saja. Sebenarnya apa yang di kerjakan gadis bernama Franda sehingga matanya selalu fokus dengan laptop yang ada didepannya itu.
"Dari tadi saya lihat kamu selalu fokus dengan laptop yang kamu bawa. Sebenarnya apa yang kamu kerjakan?" tanya Luna yang memang dari tadi penasaran.
"Bisa di bilang laptop ini sangat berharga dalam hidup aku. Aku bisa melakukan apapun dari laptop ini. Bahkan aku bisa dapat uang yang banyak hanya lewat laptop ini. Atau kamu mau jadi orang terkenal aku juga bisa bikin kamu terkenal dalam waktu yang sekejap. Kalau kamu mau aku bisa kasih uang dalam jumlah yang besar ke rekening kamu," kata Franda menggoda Kamila.
"Apa??"
Luna terlihat sangat kaget ketika Franda mengatakan bisa memberikan uang dalam jumlah besar langsung ke rekeningnya dengan laptop yang ia bawa. Serta bisa membuatnya terkenal juga pakai laptop yang ada di hadapannya. Sebenarnya apa pekerjaan Franda yang sebenarnya?
Ketika Luna sedang bingung dengan pemikirannya sendiri tiba-tiba dari arah pintu masuk Bastian baru saja masuk ke dalam apartemen. Dan spontan saja baik Luna maupun Franda pun langsung melihat ke arah pintu masuk.
"Kakak udah pulang," kata Franda ketika melihat seseorang masuk ke penthouse ini.
Franda pun langsung berdiri dari kursinya ketika melihat Bastian datang.
"Franda kamu boleh pulang sekarang. Dan ingat segera selesaikan tugas yang diberikan oleh Frans. Seperti biasa lakukan dengan rapi dan bersih. Dan kakak gak mau ada kesalahan sedikit pun," perintah Bastian tetap dengan wajah tanpa ekspresi.
"Kakak gak perlu khawatir soal itu. Kakak pasti sudah tahu gimana kinerja kamu. Jadi aku pasti akan melakukan semua pekerjaan yang kakak berikan dengan sangat baik. Kita gak mau makan malam dulu kak? Kakak kan udah janji mau makan malam bersama," kata Franda yang menagih janji Bastian.
"Kita bahas itu lain kali. Sekarang kamu pulang," perintah Bastian dengan nada yang tak mau dibantah.
Sebenarnya Franda ingin membantah tapi ketika mendengar nada sang kakak yang memang tak mau dibantah membuat Franda pun segera membereskan semua barang bawaannya dan pergi dari penthouse milik Bastian. Karena Franda tak akan pernah bisa membantah apapun yang sudah diperintahkan oleh Bastian. Bagi Franda Bastian adalah satu-satunya keluarga yang dimiliki selain itu Bastian adalah yang sangat berarti bagi Franda.
Setelah Franda pergi hanya ada Bastian dan Luna. Dan mereka pun sama-sama diam sampai akhirnya Bastian membuka suaranya.
"Kamu pasti bingung kenapa kamu ada disini dan siapa saya sebenarnya? Tapi sebelum saya menjelaskan semuanya lebih baik kita makan malam dulu. Sebentar lagi akan ada orang yang akan mengantar makanan untuk makan malam. Jadi kita akan bicara setelah selesai makan dan saja selesai mandi," kata Bastian tetap wajah yang tanpa ekspresi.
"Baik tuan," jawab Luna dengan nada yang takut.
Luna tak tahu harus berkata apa ketika Laki-laki yang tidak ia kenal bicara seperti itu. Apalagi ketika melihat aura Laki-laki itu membuat bulu kuduk Luna takut. Luna memilih menunggu Laki-laki itu selesai mandi. Dan tak berapa lama dari arah luar ada yang membunyikan bel dan ternyata ada orang yang mengantarkan makanan. Luna pun berinisiatif untuk menyiapkan makan malam untuk mereka berdua. Ia bukan orang yang tak tahu balas budi. Ia tahu pasti Laki-laki itu yang menyelamatkan dirinya dari tawanan pria tua bangka itu. Jadi setidaknya ia akan bersikap baik di hadapan laki-laki itu.
Sementara itu di kamarnya Bastian sudah selesai mandi. Ia memakai kaos oblong dan celana piyama kotak-kotak yang membuat badannya nyaman. Tanpa menyisir rambutnya Bastian pun keluar dari kamarnya menuju tempat gadisnya berada. Walaupun terkesan biasa saja tapi tak membuat keseksian dan ketampanan Bastian tak pudar.
Ketika Bastian keluar dari kamarnya ia melihat Luna sedang menyiapkan makan malam yang memang sudah ia pesan tadi.
"Makanannya sudah datang," kata Bastian tiba-tiba.
Luna yang tak menyadari kedatangan Bastian kaget dibuatnya. Dan ketika ia membalikan badannya ia kaget dengan penampilan yang ia lihat di depannya. Laki-laki tadi penampilannya benar-benar sangat berbeda. Saat ini dengan pakaian yang santai entah kenapa membuat laki-laki di hadapannya terlihat sangat tampan dan seksi. Entah kenapa kata-kata seksi terlintas di kepala Luna. Tapi hanya kata-kata itu yang terlintas di kepalanya.
"Sepertinya kamu sudah menyiapkan makanan pesanan saya," kata Bastian sambil melihat beberapa makanan yang sudah tertata dengan rapi di meja makan.
"Maaf tuan kalau saya lancang menata semua makanan yang tuan pesan. Saya hanya tidak ingin makanannya jadi tidak enak bila tidak segera dihidangkan," jawab Luna tetap dengan suara yang bergetar karena takut.
Bastian bisa melihat jika gadisnya ini masih merasa takut padanya. Tapi Bastian akan mengubah semuanya mulai detik ini. Ia akan pastikan gadisnya akan selalu bergantung padanya. Dan juga gadisnya akan segera menjadi miliknya.
"Duduk. Kita makan setelah itu kita akan bicara," perintah Bastian dengan suaranya yang seksi.
"Baik tuan," jawab Luna yang tak mau membantah.
Dan mereka pun mulai memakan makanan yang Bastian pesan dalam keadaan diam. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Bastian memang jarang bicara ketika makan sedangkan Luna bingung harus bicara apa karena ia tak kenal dengan laki-laki yang ada di depannya itu. Apalagi auranya yang dipancarkan ke yang ada di hadapannya membuat Luna segan untuk berbicara dengannya.
Saat ini Bastian dan Luna sedang duduk di ruang keluarga setelah mereka menyelesaikan makan malam mereka.
"Kamu pasti bingung kenapa bisa berada disini dan yang paling penting kamu pasti bingung siapa saya sebenarnya?" tanya Bastian tetap dengan wajah flatnya.
"Iya ketika saya bangun tadi saya terlalu bingung dengan keadaan yang terjadi dengan saya. Terakhir kali hal yang saya ingat adalah saya berada di sebuah club bersama mantan kekasih saya yang mencoba menjual saya kepada seorang pria tua. Dan setelah itu saya tidak tahu apa-apa karena setelah itu saya pingsan," jawab Luna jujur.
"Apa kamu ingat sebuah kata-kata yang pernah diucapkan seorang anak laki-laki 15 tahun yang lalu?" tanya Bastian yang menatap Luna lekat.
Luna bingung dengan ucapan laki-laki yang ada di hadapannya itu. Apa maksud laki-laki itu tentang kata-kata yang pernah diucapkan seorang anak laki-laki 15 tahun yang lalu. Tentu saja Luna tak ingat apa-apa.
"Maaf tuan tapi saya tidak mengerti maksud tuan." Luna pun hanya bisa berkata jujur.
"Kamu akan menjadi milik aku di masa depan my little girl," kata Bastian dengan penuh penekanan.
Luna langsung menutup mulutnya ketika laki-laki di hadapannya itu mengatakan kata-kata yang dulu selalu ia ingat hingga detik ini. Bisa dibilang kata-kata dari anak laki-laki yang dulu pernah ia tolong bersama sang ibu berada di hadapannya.
"Jadi kamu....."
Luna tak bisa melanjutkan kata-katanya karena memang masih terlalu bingung dengan apa yang terjadi padanya.
"Iya kamu benar. Saya adalah anak laki-laki yang dulu kamu dan juga ibu kamu tolong ketika terluka. Perkenalkan nama saya Sebastian Philip. Dan saya akan melakukan apa yang sudah saya janjikan kepada kamu 15 tahun lalu. Saya akan menjadikan kamu milik saya apapun yang terjadi," kata Bastian penuh penekanan.
Luna sendiri masih tidak bisa berkata apa-apa lagi karena ia masih belum bisa mensinkronkan dirinya dengan kenyataan yang ada saat ini. Ia masih terlalu bingung dengan apa yang baru saja ia dengar.
"Argggghhhhh..."
Aero Darkstone tampak marah karena lagi-lagi ia kalah dari seorang Draco. Kelompok Draco semakin ditakuti oleh para kelompok mafia lainnya. Bahkan kelompok mafia dari Jepang pun mengakui keberadaan kelompok Draco. Dan itu membuat kelompok Draco semakin dikenal dan kuat.
"Kenapa kalian bisa kalah dari kelompok Draco lagi? Kalian mau mati. Hahhh????" teriak Aero emosi.
"Maaf tuan Aero kami sudah melakukan semua pekerjaan sesuai dengan apa yang tuan perintahkan. Bahkan kami juga sudah membuat rencana yang matang untuk bisa berhasil menyabotase bisnis mereka. Tapi mereka sepertinya memiliki cara untuk bisa menghentikan kita hingga kita gagal lagi," jawab anak buahnya dengan takut.
"Shittt....."
Aero hanya bisa mengumpat ketika anak buahnya tak becus melakukan apa yang sudah ia perintahkan. Aero sendiri sudah merencanakan rencana yang matang agar bisa menyabotase bisnis mereka tapi semua itu gagal total karena sepertinya kelompok Draco sudah tahu dengan apa yang akan ia lakukan. Dan itu benar-benar membuat Aero marah.
"Draco kamu akan hancur di tangan aku. Kamu lihat saja nanti," kata Aero penuh kemarahan.
Apa yang akan dilakukan Aero untuk menghancurkan draco alias Bastian?
Dan apa Bastian bisa memiliki Luna?
See you next chapter...
Happy reading..