Luna masih saja diam seribu bahasa ketika bertemu lagi dengan laki-laki yang dulu pernah diselamatkan oleh ibunya. Laki-laki yang ketika kecil pernah Luna sukai karena saat itu ia suka saja berdekatan dengan laki-laki yang ia panggil kak Bastian. Hidup sebagai seorang anak tunggal membuat Luna selalu saja sendirian. Apalagi ketika sang ibu harus bekerja Luna yang memang tak punya banyak teman pun harus bermain sendiri. Dan ketika itu ada laki-laki asing tinggal di rumahnya dan itu membuat Luna merasa tak kesepian lagi walaupun laki-laki yang ia panggil kak Bastian itu juga tak banyak bicara tapi setidaknya ada teman yang menemani dirinya ketika sang ibu harus pergi bekerja. Dan Luna juga ingat ketika laki-laki di hadapannya ini mengatakan janjinya kepada Luna. Dan tiba-tiba saja laki-laki yang tak pernah ia jumpai berdiri di hadapannya dengan penampilan yang pastinya sudah jauh berbeda. Dulu mungkin kak Bastian masih muda tapi tak menyurutkan pesona ketampanannya. Sedangkan sekarang dengan sorot mata tajam dan juga rahang yang keras serta bentuk tubuh yang proporsional membuat penampilan kak Bastian terlihat sangat tampan dan juga seksi.
Bastian yang melihat Luna masih diam seribu bahasa pun memilih untuk berjalan mendekat kearah Luna. Sedari tadi ia sudah menahan hasratnya untuk memeluk ataupun mencium bibir gadis kecilnya yang entah kenapa sangat menggoda.
"Arggghhhh..."
Luna pun teriak kaget ketika Bastian menarik pinggangnya untuk mendekat kearahnya. Bahkan sekarang tangan Bastian sudah melingkar di pinggang Luna.
"Kakak mau ngapain. Lepasin aku," kata Luna yang terlihat panik ketika mendapatkan perlakuan seperti ini.
"Diam Luna. Apa kamu mau kakak melakukan hal yang lebih daripada ini?" ancam Bastian.
Luna pun berhenti memberontak karena ia masih takut ketika laki-laki di depannya ini akan melakukan hal yang macam-macam. Ia tahu benar apa maksud dari kata-kata melakukan hal yang lebih dan tentu saja Luna tak mau bersikap bodoh dengan membangkitkan gairah laki-laki yang ada di hadapannya ini.
"Mulai saat ini kamu akan tinggal disini. Kamu pasti tidak lupa dengan apa yang kamu alami sebelumnya kan?" tanya Bastian tampak sangat serius.
"Maksud kakak apa?" tanya Luna balik.
"Bukannya kamu dijual sama kekasih kamu yang b******k itu untuk melayani om-om hidung belang di sebuah club kan? Dan seharusnya kamu berterima kasih karena kakak yang sudah membebaskan kamu dari om-om hidung belang itu. Kamu pasti ingat sama janji kakak dulu kalau kakak akan membalas orang-orang yang jahat sama kamu. Karena sejak saat kakak mengucapakan janji itu maka sampai kapanpum kamu sudah jadi milik kakak," kata Bastian penuh penekanan.
Luna kembali terdiam karena mengingat malam pahit yang ia alami itu. Ia masih tak menyangka jika Roy yang selama ini ia anggap baik dan juga sangat cinta kepada dirinya ternyata tega menjual dirinya untuk dijadikan wanita penghibur hanya demi uang yang jumlahnya tak sebanding dengan dirinya. Padahal selama ini Luna sudah dengan tulus mencintai Roy. Tapi kenapa ia memperlakukannya seperti ini?
Ada rasa marah yang terlihat jelas dari wajah Luna dan itu tak luput dari pandangan Bastian. Ia tahu gadis kecilnya ini pasti sedang mengingat peristiwa yang ia alami semalam. Sebenarnya Bastian akan tetap membuat perhitungan dengan laki-laki b******k itu walaupun Luna tak memintanya. Tapi Bastian akan menggunakan kesempatan ini untuk mengikat Luna menjadi miliknya. Sebisa mungkin Bastian akan mengikat Luna dan ketika ia berhasil mengikat Luna maka ia tak akan pernah melepasnya lagi. Dan ketika Bastian memutuskan untuk menjadikan miliknya maka ia harus bersiap untuk melindungi Luna dari musuh-musuh yang pasti akan menjadikan alat untuk mengancam dirinya. Karena saat ini bila ada orang menanyakan kepada Bastian hal apa yang akan membuatnya jatuh maka dengan jujur Ian menjawab Luna adalah hal yang paling ingin ia jaga saat ini. Jadi untuk sementara Luna tak boleh tahu tentang identitasnya sebagai Draco. Ia juga harus terus menjaga identitasnta dari para musuhnya agar keselamatan Luna tetap terjamin.
"Sekarang apa mau kakak? Aku juga sudah tak punya masa depan lagi saat ini. Tapi jika aku diberi kesempatan aku ingin membalas semua perlakuan Roy kepada aku dengan tanganku sendiri. Aku benar-benar sudah muak menjadi gadis yang baik dan lemah. Aku mau berubah menjadi gadis yang kuat dan juga dipandang orang dengan baik. Aku sudah terlalu lelah selama ini di pandangan sinis orang-orang karena aku yang tak memiliki seorang ayah dan selalu di hina sebagai anak haram. Selain itu aku juga ingin menunjukkan kepada orang-orang jika anak haram ini bisa menjadi orang yang sukses dan tak di pandangan sebelah mata lagi. Apa kakak bisa mewujudkan mimpi aku itu?" tanya Luna yang sekarang sudah berani menatap matanya.
Bastian suka dengan kilatan kemarahan dan kebencian yang ditunjukan oleh gadis kecilnya. Dulu ketika Bastian mengenal gadis kecilnya ini ia memiliki sikap yang berani dan kuat tapi mungkin setelah ia melewati banyak hal gadis kecilnya ini berubah menjadi terlihat lemah dan mudah di kasihani. Jadi Bastian akan memaafkan kehidupan Luna setelah ini akan berubah. Ia akan mengubahnya menjadi seorang putri raja dan yang pasti ia akan membuat Luna jatuh cinta kepadanya.
"Kakak akan mengambulkan semua permintaan kamu tapi tentu saja semua itu tak gratis. Apa kamu mau melakukan apapun yang kakak perintahkan?" tanya Bastian semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Luna.
Luna menelan ludah ketika laki-laki ini mengatakan akan mememuhi semua permintaan yang ia inginkan. Tapi ia meminta imbalan untuk membayarnya. Dan tentu saja Luna tak tahu imbalan apa yang di maksud.
"Bagaimana my baby girl?" tanya Bastian yang semakin mengeratkan pelukannya.
"Apa yang harus aku berikan sama kakak kalau aku mau memberi hukuman buat Roy? Kalau uang aku gak punya? Atau aku harus bekerja di tempat kakak buat membayar semuanya?" tanya Luna dengan polosnya.
Bastian tak mengira jika gadis kecilnya ini sangat polos maka tak heran jika ia banyak di manfaatkan oleh orang diluar sana. Tapi tentu saja setelah ini tak akan ada yang bisa mempermainkan gadis kecilnya karena jika itu terjadi maka kematian adalah hukumannya.
"Aku gak butuh uang kamu karena saya sudah punya banyak uang. Kalau begitu kamu bisa menjadi pelayan disini. Dan tugas kamu adalah melayani semua kebutuhan saya tanpa terkecuali," kata Bastian penuh penekanan.
"Maksud kakak aku akan jadi pembantu gitu yang tugasnya bersih-bersih dan juga masak gitu? Kalau bayarannya jadi pelayan yang bersih-bersih dan masak aku bisa melakukannya," jawab Luna menampilkan ekspresi yang membuat Bastian ingin mengurung tubuh Luna dalam dekapannya.
"Tapi sayangnya tugas kamu bukan cuma itu saja. Selain melakukan kegiatan bersih-bersih dan masak ada satu hal yang wajib kamu lakukan." Lagi-lagi dengan ekspresi datar Bastian pun akan mulai menjebak Luna.
"Apa satu hal yang harus Luna lakukan lagi?" tanya Luna bingung.
Marvel pun memajukan kepalanya dan membisikkan sebuah kalimat tepat di telinga Luna.
"Kamu harus melayani saya di ranjang kapanpun saya mau dan tak ada penolakan apapun," bisik Bastian dengan suara yang seksi.
"Apa? Luna gak mau." Tolak Luna langsung.
"Kalau kamu gak mau melakukannya maka saya akan meminta om-om m***m itu datang kesini dan memintanya untuk membawa kamu kembali. Dan saya gak peduli dia mau memperlakukan apa sama kamu. Karena kita sudah tak memiliki hubungan apa-apa lagi," ancam Bastian penuh penekanan.
Wajah Luna langsung pucat pasi ketika mendapatkan ancaman seperti itu. Ia tak mau kembali ke om-om m***m itu lagi. Melihatnya saja sudah membuat Luna muntah apalagi ketika ia harus melayani om-om m***m itu. Luna memilih mati saja bila sampai itu terjadi. Tapi ketika ia menerima tawaran laki-laki yang ia kira akan baik kepadanya ia akan kehilangan harta berharganya yang seharusnya ia berikan untuk suaminya kelak. Ingin rasanya Luna menangis karena semua pilihan yang diharapakan kepadanya tak ada yang bagus. Dan itu membuatnya bingung. Dan tanpa sadari air matanya menetes dari kata indahnya.
"Dont cry baby. Kamu hanya pilih saja dari 2 pilihan yang saya berikan. Kalau kamu pilih saya maka saya pastikan hidup kamu tidak akan susah lagi dan juga akan nyaman. Dan yang pasti saya akan membantu kamu membalas dendam kepada mantan kekasih kamu yang sudah tega menjual kamu seperti itu. Jadi apa keputusan apa yang kamu ambil?" tanya Bastian yang menghapus air mata Luna.
Luna seperti tak punya pilihan yang bagus sama sekali. Kenapa Tuhan seakan terus mengujinya bertubi-tubi. Ketika ia harus mengorbankan cita-citanya untuk kuliah dan memilih bekerja untuk bisa membayar biaya rumah sakit sang ibu. Dan ketika ia berjuang untuk kesembuhan sang ibu ia harus dihadapkan dengan kenyataan jika sang ibu pergi meninggalkan dirinya soal diri. Sejak itu juga Luna harus berjuang sendirian untuk bisa bertahan hidup. Di saat-saat masa sepinya itu ia berkenalan dengan Roy yang seperti malaikat bagi Luna. Luna yang selalu diberikan perhatian dan juga kebaikan dari Roy lama-lama ia pun mulai jatuh cinta. Hingga akhirnya Luna pun memutuskan untuk menerima Roy menjadi kekasihnya. Walaupun di perjalanannya Roy pernah kepergok Luna berselingkuh dengan teman kerjanya. Tapi Luna masih memaafkannya. Bahkan Luna tak menggubris ketika beberapa temannya mengatakan jika Roy tidak baik untuknya. Dan sekarang setelah Luna merasakan bagaimana Roy memperlakukan dirinya seperti ini, ia pun sudah tak punya jalan lain selain membalas semua sikap yang Roy lakukan kepadanya.
"Ok aku akan menerima tawaran kakak. Tapi aku punya syarat yang harus di penuhi," kata Luna yang mencoba berani di hadapan Bastian.
Tanpa Bastian sadari ia tersenyum ketika mendengar perkataan dari gadis kecilnya itu. Ia tahu jika gadinya itu tak selemah yang ia pikirkan. Jadi ia akan mendengar apa syarat yang akan gadis kecilnya sampaikan.
"Aku mau semuanya jelas dan tidak hanya omongan saja. Aku mau semuanya tertulis dan sah secara hukum setelah semuanya kakak penuhi maka aku akan menuruti semua perintah kakak," kata Luna yang mencoba bersikap berani.
"Ternyata kamu tidak sepolos yang saya kira. Ok saya akan memangil pengacara saya untuk datang dan membuat surat perjanjian untuk kita berdua," kata Bastian yang setuju dengan persyaratan yang Luna ajukan.
Bastian pun berjalan menjauh dari Luna untuk mengambil ponselnya. Ia harus menghubungi seseorang untuk datang malam ini juga. Karena ia tak ingin menyia-nyiakan waktu untuk bisa menghabiskan malam bersama gadis kecilnya itu.
Wah Bastian mulai beraksi...
Apa keputusan Luna tepat?
See you next chapter...
Happy reading....