“Jangan pergi.” Satu kata yang membuat Danis terdiam melihat ke arah Luna. Luna tampak memegang tangan Danis dan memasang wajah memelas. Mata Luna masih terpejam dan sepertinya dia tidak tahu apa yang dikatakannya. “Dia mimpi apa ngomong ama gw sih?” gumam Danis pelan. Danis mencoba untuk melepaskan tangan Luna. Dia mencoba melihat reaksi Luna pada dirimya saat ini. Dan benar saja, Luna tidak merespon apa pun. “Siaal! Tahan gw kek. Kan biar gw bisa tidur di sini,” ucap Danis sedikit geram. “Eh tapi kan dia bini gw ya. Jadi harusnya gw ga papa donk tidur di sini.” Pikiran nakal Danis mulai berjalan. Dia ingin melakukan sesuatu yang dia anggap benar sebagai seorang pria. Seorang pria yang juga seorang suami sah untuk Luna. Tapi saat melihat wajah polos Luna yang pasrah dalam tidurnya