26. The Aftermath

1273 Words

Seusai makan malam, Ariano mengantarkan Nadira sampai gadis itu masuk ke dalam mobil, meski Nadira sudah mengatakan bahwa dirinya tidak perlu diantar tetapi Ariano bersikeras dan di sinilah mereka berada saat ini.   “Kamu tuh aku bilang nggak usah dianter padahal, kasihan Ibu kamu jadi harus nunggu sendirian.”   Ariano menggeleng. “Nggak apa-apa, Nadira, Ibu juga kok yang mau aku antar kamu.” Ariano sebetulnya merasa bersalah karena harus membuat Nadira menyetir pulang sendirian, jadi hanya ini yang bisa dia lakukan. Ariano lalu mengusap lembut kepala Nadira. “Kamu… nggak apa-apa, kan?”   Nadira mengernyit menatap Ariano. “Pulang sendiri? Ya nggak apa-apa lah, Nino, kan aku udah bilang—”   “Bukan, sayang,” Ariano sedikit menarik napas, mencoba membiasakan kata itu di lidahnya. Ya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD