Bola-bola cahaya yang muncul dari tangan Lintang, membuat tanah bergerak dan terbelah. Bahkan bola itu mengangkat Arunika dari tanah. Arunika merasa terbebas, namun dia merasa tubuhnya bergerak melawan gaya tarik tempat itu. "Kenapa semakin ke atas, semakin berat sesak?" tanya Arunika. "Itu wajar, tempat ini telah mengenali dirimu. Dan mereka ingin kau menyatu dengan tempat ini,"kata Lintang. Arunika bergidik ngeri. "Tetapi Kiandra bagaimana?" "Kami menjamin, Kiandra akan baik-baik saja. Mari, kami antar Nona Arunika keluar dari sini," bujuk Lintang. Arunika menatap Panji, meminta keputusan. Panji dalam pilihan sulit. Dia tidak bisa membiarkan Kiandra terluka, tetapi bila mereka tetap di sini, maka nyawa Arunika taruhannya. "Kau pergi bersama Arunika, aku akan tetap di sini," kat