Case Development V: Case Development

1350 Words
Letnan Chen mengemudikan mobilnya ke arah tempat tinggal nyonya Song. Kali ini kecepatan SUV milik letnan Chen hampir melewati kecepatan batas maksimal. Menyadari hal ini, Jing Yi segera berkata, “Untuk apa kita kesana lagi?" “Aku tadi melihat ada sebuah mobil yang terparkir didepan rumah nyonya Song. Jika memang mobil itu sudah lama disana, aku yakin mobil itu akan merekam sesuatu menggunakan camera dashboard nya. Tapi kemungkinannya masih sangat kecil.” Suara Si Zhui terdengar bergitu lembut. Terdengar seperti Lullaby pengantar tidur yang mampu membuat orang yang mendengarnya merasakan ketenangan. Letnan Chen yang biasanya tidak banyak bicara saat megemudikan mobil tiba-tiba berkata, “Mobil itu kemungkinan sudah lama disana. Aku hanya meliriknya sekilas, tapi aku tidak yakin." “Hah!” Kali ini Jing Yi dan Si Zhui terdengar kompak. “Waktu kejadian, ada beberapa mobil yang terparkir disana. Mungkin lebih tepatnya berhenti. Aku hanya melihat sekilas dan tidak menelusurinya lebih lanjut,” Letnan Chen kembali melanjutkan, “Waktu mayat nyonya Song ditemukan, ada banyak sekali awak media dan orang-orang yang penasaran untuk melihat. Jadi jalan di depan rumah nyonya Song macet. Saat itu aku benar-benar tidak memperhatikan jelas keberadaan mobil itu. Aku mengira itu adalah salah satu mobil dari para awak media atau orang-orang dari kejaksaan." Letnan Chen hanya bisa bergantung pada keberadaan mobil misterius itu. Jika memang mobil itu ada disana dan merekam kejadian yang terjadi sebelum nyonya Song terbunuh, maka itu akan sangat bagus karena titik terang akan menjadi semakin nampak. Tak lama berselang, letnan Chen dan kedua juniornya akhirnya sampai di depan rumah nyonya Song. Tapi pemandangan yang mereka takutkan akhirnya benar-benar terjadi. “Mobilnya sudah hilang letnan.” Suara Si Zhui terdengar begitu putus asa. Sementara letnan Chen masih diam dan terlihat memikirkan sesuatu. Jing Yi yang juga dari tadi hanya diam, tiba-tiba mengungkapkan analisisnya, “Berarti pelakunya ada disini tadi. Dan juga…” Jing Yi menopang dagunya menggunakan jari telunjuknya ketika dia berkata, “Orang itu pasti juga sedang memata-matai kita. Awas saja kalau kau tertangkap!” “Kau benar.” Si Zhui kemudian mengalihkan pandangannya pada letnan Chen, “Letnan, bagaimana kalau kita bertanya pada satpam kompleks saja?Aku yakin dia melihat kemana mobil itu pergi.” "Pelakunya jelas mengikut perkembangan kasus ini." Pikir letnan Chen. Jika tidak demikian, maka mustahil mobil yang bisa saja menjadi kunci untuk masuk lebih dalam ke ruang kebenaran akan hilang dalam waktu yang bersamaan dengan munculnya intuisi dari pihak kepolisian? “Yah, tidak ada jalan keluar lagi selain pintu gerbang bagian depan. Ayo kita kesana.” Jing Yi kali ini sangat bersemangat. Begitu ketiganya menemui satpam kompleks, mereka langsung mendapatkan jawaban yang sebelumnya telah mereka prediksi. Satpam itu berkata, “Mobil derek dari tempat pengelolaan sampah besar datang mengambilnya tadi. Mereka pasti akan menghancurkan mobil itu.” Ketiga orang dari kepolisian itu akhirnya pergi meninggalkan kompleks perumahan nyonya Song. Tidak ada waktu lagi bagi mereka, satu-satunya bukti yang masih belum jelas bisa saja menghilang dan hancur. “Jing Yi, cepat lacak di mana tempat penghancuran mobil terdekat dari kompleks ini?” Letnan Chen masih santai ketika dia mengatakan hal ini. Tapi tidak dapat dipungkiri alisnya merajut, mengindikasikan bahwa pikirannya tengah berkecamuk. Sakit kepala tiba-tiba menghantam kepala Jing Yi, “Ada banyak tempat penghancuran mobil di Shanghai. Letnan, titik ini.." Jing Yi menunjukkan layar tabletnya pada letnan Chen, "..ini adalah tempat penghancuran mobil yang ada di dekat sini. Bisa dibilang yang paling terdekat.” Walau Si Zhui terlihat begitu tenang dan tidak terlihat urakan seperti Jing Yi, tapi kemampuannya untuk mengendarai mobil dalam kecepatan maximal bisa membuat perut Jing Yi memuntahkan semua isinya. Ekspresi remaja laki-laki itu sangat tenang ketika dia mengemudikan mobil letnan Chen begitu sangat cepat. Hingga akhirnya, mereka bertiga pun sampai di tempat penghancuran mobil. Kepala mereka bahkan tidak pernah berhenti berpikir semenjak mereka menangani kasus pembunuhan ini. Dan ketiganya tahu, begitu mereka sampai di tempat yang penuh dengan rongsokan mobil itu, mereka tidak akan bisa langsung menemukan mobil misterius itu. Ada ribuan mobil yang ada di tempat itu, dan tentu saja hal ini mampu membuat Jing Yi mengumpat, “Aku benar-benar akan mati karena ini.” “Kita harus segera menemui pemilik tempat ini.” Ujar letnan Chen. Letnan Chen baru saja akan menemui pemilik tempat tempat penghancuran mobil, tetapi ponselnya tiba-tiba berbunyi, “Kalian pergilah dulu, aku harus mengangkat telpon.” Kedua juniornya telah pergi sesuai dengan perintahnya, sementara Letnan Chen sendiri tengah menerima panggilan telpon. Wajah Letnan Chen masih santai ketika dia menjawab telpon itu dengan kata ‘halo’. Tetapi saat dia telah mendengar ucapan orang yang menelponnya itu, wajahnya langsung suram. “Aku masih harus menyelesaikan tugasku. Aku akan kembali nanti.” Letnan Chen segera mematikan telpon dari orang misterius itu dengan ekspresi acuh tak acuh. Sementara itu, Jing Yi dan Si Zhui telah berhasil menemukan pemilik tempat penghancuran mobil itu, tetapi sang pemilik masih enggan untuk bekerjasama. Jing Yi adalah seorang pemuda yang tidak sabaran, jadi ketika dia melihat Si Zhui yang sabar dan penuh perhatian itu masih bersikap sopan, Jing Yi merasa tidak bisa menontonnya lebih jauh lagi. “Si Zhui, minggir.” Jing Yi menarik Si Zhui ke belakangnya. “Tuan, kami kesini bersama letnan kami, dia akan segera tiba. Jadi kalau kau menolak untuk bekerjasama, aku tidak yakin apakah besok kau masih akan melihat matahari pagi ataukah kau…” Jing Yi tersenyum mencibir, “..kau akan mendekam di sel karena telah mempersulit proses penyelidikan dan bekerjasama dengan tersangka.” Mendengar kata-kata pedas dari bocah yang berusia separuh dari usianya itu, sang pemilik tempat penghancuran mobil itu akhirnya menyerah, “Baiklah, baiklah, mobil itu ada disebelah sana..” pria menjengkelkan itu menunjuk ke suatu arah, dia kemudian melanjutkan, “..jika kalian beruntung, kalian pasti akan mendapatkannya. Mobil itu akan segera dihancurkan, cepatlah kesana.” Si Zhui dan Jing Yi tidak membuang-buang waktu mereka lagi, keduanya langsung berlari ke tempat yang ditunjukkan bos tempat itu. Dan si pemuda dengan mulut pedas, Jing Yi, segera memelototi bos tempat itu seraya berteriak sambil berlari, “Kalau kami tidak beruntung, maka tuan akan ikut dengan kami ke kantor polisi!!” Bos itu, "…" “Berhenti!! Hentikan mesin berat itu!” Suara Jing Yi kembali menggelegar. Para pekerja keheranan, “….” “Kami dari unit kejahatan Kepolisian Shanghai.” Si Zhui menunjukkan identitasnya, dia dengan sopan berkata, “Kami harus memeriksa kamera rekaman blackbox mobil itu. Jadi harap kerjasamanya.” Para pekerja di tempat itu lebih tampak seperti preman jalanan, semuanya tampak garang dan mengeringkan. Mulanya mereka menolak, tapi setelah bos mereka tiba-tiba datang dan menganggukkan kepalanya, mereka langsung patuh. Jing Yi melewati para pekerja itu dengan dagu yang dinaikkan, tak lupa, dia juga memamerkan keahliannya dalam mendengus, “Hmmph.” Si Zhui, “….” Selang beberapa saat, kamera cctv di blackbox mobil berhasil ditemukan. Jing Yi begitu bersemangat ketika dia berteriak, “Letnan, kami mendapatkannya.” Letnan Chen mengangguk tanpa ekspresi, "En." Ketiganya akhirnya pergi dari tempat penghancuran mobil itu dan bergegas menuju ke kantor polisi Shanghai. Saat dalam perjalanan, letnan Chen biasanya akan berbicara mengenai kelanjutan penyidikan yang akan mereka lakukan, tapi kali ini letnan tampan itu diam dan sikapnya menjadi aneh. “Letnan, apa sesuatu terjadi? Kenapa kau..” Jing Yi sangat ragu ketika ia mulai tidak bisa menahan mulutnya untuk bertanya. “Aku harus mundur dari kasus ini.” Ujar letnan Chen dengan suara santai. Jing Yi hampir mengumpat, “Apa?!” Si Zhui tiba-tiba melambatkan kemudinya, “Apa maksud letnan?” “Atasan menelponku dan menyuruhku mundur dari kasus ini.” Benar-benar jawaban yang singkat tapi mengundang seribu pertanyaan lagi dari Jing Yi dan Si Zhui. Letnan Chen masih berusaha menjadi sangat tenang walau isi kepalanya sudah ingin meledak, “Ada keanehan dalam kasus ini. Selain itu, walau aku mundur dan bukan lagi yang memimpin penyidikan ini, kalian masih harus bekerja sama dengan letnan Ma. Dia akan menggantikanku." Jing Yi yang memang tidak pernah bisa menjaga mulutnya, langsung berkata, “Aku tidak menyukainya, dia angkuh dan cerewet. Dia..” “Jing Yi!” Menyadari suasana hati letnan Chen yang tidak begitu baik, Si Zhui segera menegur temannya itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD