Case Development IV: There is always a trace in a crime

1896 Words
Hari ini adalah hari persidangan kasus pembunuhan wanita paruh baya, Bai Qinyang alias nyonya Song yang masih menjadi sorotan utama di Shanghai. Sementara itu, jaksa penuntut umum yang tidak lain adalah jaksa Xifan tampak khawatir karena dia belum mengantongi bukti kuat dari tim forensik. Letnan Chen yang juga berada di pengadilan harus rela menjadi sasaran empuk jaksa Xifan. Telinga letnan Chen terasa akan meledak saat temannya itu tidak pernah berhenti mengomel. “Bukankah suaminya sudah terbukti bersalah? Kenapa dokter Gu lama sekali? Aku akan kalah jika begini, ya ampun.” teriak jaksa Xifan yang mulai tidak sabaran. “Kau harus lebih bersabar, tunggu saja dokter Gu datang.” Berusaha menahan emosinya, letnan Chen akhirnya membuka mulutnya untuk mengingatkan jaksa muda yang cerewet itu. Lima menit sebelum sidang di mulai, dokter Gu akhirnya muncul bersama dengan Jin Ling. Keduanya tiba-tiba muncul entah dari mana. Dokter Gu tersenyum cerah ketika dia berkata, “Kau bisa gunakan ini dulu.” Letnan Chen dan Jaksa Xifan serentak berbalik untuk melihat sosok dengan suara renyah yang baru saja berbicara itu. Jaksa muda nan tampan itu nyaris berlinang air mata ketika dia melihat sosok tampan dokter Gu dan junior mudanya, Jin Ling. “Akhirnya kau datang, aku benar-benar merindukanmu dokter Gu.” Jaksa Xifan baru saja akan memeluk dokter Gu, tetapi sebelum hal itu terjadi, letnan Chen sudah terlebih dulu menarik lengan jas jaksa Xifan. Jaksa Xifan akhirnya menerima amplop dari dokter Gu itu. Di bukanya amplop putih lebar dengan logo Badan Forensik Shanghai di atasnya. Wajah Xifan yang semula biasa saja, kini berubah menjadi wajah yang penuh amarah, “Hah? Penyebab kematian belum jelas?!! Kau bercanda yah dokter Gu.” “Aku masih mencari tau penyebabnya, lebam dan semua bekas pukulan yang ada ditubuh korban itu tidak cukup untuk membuat korban meninggal.” kata dokter Gu dengan ekspresi santai seperti tengah berada di pantai. “Sidik jari, bagaimana dengan sidik jarinya?.” Tanya letnan Chen. Dokter Gu menepuk pundak letnan Chen dan menggeleng-gelengkan kepalanya, “Belum cukup.” “Apa?!! Lalu kenapa kau memaksaku untuk menemanimu selama dua malam hanya untuk bukti yang belum jelas. Lalu apa gunanya itu?!” Jin Ling yang berada dibelakang dokter Gu tidak bisa tidak meraung saat dia mendengar ucapan santai yang baru saja keluar dari mulut dokter Gu. “Tenanglah nak. Aku akan mengajarimu bagaimana cara dunia ini bekerja.” Dokter Gu mengalihkan tangannya yang semula menepuk pundak letnan Chen ke bahu Jin Ling yang sudah menegang. “Ah terserah kau saja. Dasar dokter aneh.” kata jaksa Xifan, “Aku harus pasrah saat nanti aku terpaksa kalah dalam persidangan ini.” “Ah, kau hanya perlu memanggilku sebagai saksi nantinya. Aku sendiri yang akan menjelaskannya pada yang mulia hakim.” Dokter Gu Wei masih santai. Dia terlihat seperti biksu tua yang tidak memiliki masalah di hidupnya. “Baiklah kalau begitu.” Jaksa Xifan akhirnya bisa sedikit rileks. #Persidangan pertama kasus pembunuhan# Di dalam ruangan sidang sudah ada banyak orang yang ingin menonton secara langsung jalannya persidangan kasus yang menghebohkan Tiongkok itu. Para wartawan dan jurnalis juga sudah standbye di depan gedung pengadilan untuk meliput berita yang kini menjadi sorotan nasional. Dokter Gu, Letnan Chen, Jin Ling, Jing Yi dan Si Zhui juga sudah ada di dalam ruangan sidang. Mereka duduk dengan tenang sembari menunggu palu hakim ketua terketuk untuk menandakan persidangan resmi dimulai. “Bawa masuk terdakwa.” Hakim ketua memerintahkan. Petugas lapas kemudian membawa terdakwa kasus pembunuhan nyonya Song yang tidak lain dan tidak bukan adalah suami wanita malang itu sendiri. Dia adalah Song Manchu, Presdir Song Group. Jaksa Xifan dengan percaya diri menatap ke arah Dokter Gu dan Letnan Chen Yu yang saat ini sedang duduk di kursi penonton. Dokter Gu dengan santai mengangguk saat jaksa Xifan menghela napas sembari menatapnya. Secara tiba-tiba, letnan Chen yang jarang atau bahkan tidak pernah berniat untuk memulai percakapan, letnan tampan yang sedari tadi duduk di sudut dengan dokter Gu seperti pohon lapuk tiba-tiba mengeluarkan suaranya, “Kau masih mencurigai sesuatu?” “Ah?” Dokter Gu menoleh. Dia kemudian tersenyum pada letnan Chen. Bukannya mendapatkan jawaban melainkan senyuman manis seperti seorang gadis yang muda yang tengah jatuh cinta, letnan Chen merasa dokter Gu sudah tidak waras. Letnan Chen kemudian berkata, “Kau curiga ada pelaku lain?" “Chen Yu, Xiao Yu, bisakah aku memanggilmu seperti itu ahahahha?” Dokter Gu masih tersenyum, suaranya sedikit keras ketika dia mengatakan hal itu. Melihat orang-orang tengah menatapnya, dokter Gu kembali berkata dengan suara sedikit rendah, “Ini hanya perasaanku. Apa kau juga khawatir tentang hal itu? Aku rasa apa yang ada didalam otakmu sama dengan apa yang ada di dalam otakku." “Aku memberikan sebuah rekaman pada Xifan sehari sebelum sidang berlangsung. Jin Ling dan Si Zhui mendapatkan rekaman CCTV yang menunjukkan putri nyonya Song tidak pergi sendiri.” Letnan Chen menatap dokter Gu dan berkata dengan serius. Dokter Gu, "Hah?" FLASHBACK Sehari sebelum persidangan berlangsung… Jing Yi dan Si Zhui pergi ke rumah sakit untuk melihat rekaman CCTV yang menunjukkan keberadaan Song Qiaotong, putri nyonya Song. Dan di rekaman CCTV itu terlihat Song Qiaotong yang sehari sebelum kematian sang ibu terlihat memberikan resep obat pada apoteker rumah sakit tempat dia bekerja sebagai seorang residen. Setelah mendapatkan obat, rekaman kamera CCTV rumah sakit Shanghai merekam Song Qiaotong langsung bergegas pergi meninggalkan rumah sakit. “Dia keluar dari rumah sakit, kemana dia akan pergi?” Jing Yi tampak sangat frustasi ketika dia menonton rekaman CCTV itu. “Periksa plat mobilnya dan minta rekaman CCTV lalu lintas. Kita akan bisa menemukan kemana saja dia pergi.” Si Zhui yang lebih tenang akhirnya bisa menemukan solusi. Setelah memeriksa plat nomer kendaraan Song Qiaotong, Jin Ling dan Jing Yi segera menuju pos polisi lalu lintas. Di sana mereka mendapatkan informasi penting yang mungkin saja akan membantu proses penyelidikan. Di dalam rekaman CCTV yang di rekam oleh CCTV lalu lintas itu, terlihat bahwa Song Qiaotong mengendarai mobilnya sendiri. Tapi itu tidak berlangsung lama hingga kemudian seorang laki-laki menggantikannya mengemudi mobil. Di rekaman CCTV kedua yang Jing Yi dan Si Zhui dapatkan dari pos polisi lalu lintas kedua itu, terlihat bahwa adanya penambahan jumlah orang didalam mobil Song Qiaotong. Yah, seorang pemuda telah mengemudikan mobil milik putri nyonya Song itu, sementara Song Qiaotong sendiri duduk di kursi penumpang bagian depan. “Siapa dia? Siapa laki-laki ini?” Tanya Jing Yi. Tak perlu waktu lama untuk Jing Yi untuk menjawab pertanyaannya sendiri, dia berspekulasi, “Dia kekasihnya.” “Bagaimana kau tau?” Tanya Si Zhui. Dan dengan bangga Jing Yi menjawab, “Di film-film, kau akan melihat sepasang kekasih yang berkomplot untuk melakukan kejahatan.” Si Zhui, “…..” Setelah mendapatkan secercah titik terang, Si Zhui dan Jing Yi melanjutkan penyelidikan mereka di rumah korban. Mereka juga mengambil rekaman CCTV yang ada di kompleks perumahan mewah itu. Dan benar saja, Song Qiaotong dan laki-laki misterius itu sama-sama memasuki rumah Song Manchu. Tapi sesuatu yang aneh terjadi. “Mereka keluar secepat itu? Itu hanyalah beberapa menit! Sekitar tujuh hingga sepuluh menit kan? Bagaimana mungkin? Waktu mereka bahkan tidak cukup untuk memberikan obat itu pada nyonya Song atau melakukan pembunuhan." Jing Yi berkata, “Apa mereka memberikan obat itu pada pembantunya?” Keduanya terdiam sejenak, mereka terus mengulang-ulangi menonton rekaman CCTV itu. Si Zhui masih merasakan kejanggalan, “Apa keduanya keluar bersama lagi?” “Tentu saja, lihatlah ada dua orang di dalam mobil. Siapa lagi kalau bukan….” Jing Yi tiba-tiba menghentikan ucapannya, matanya yang sedikit sipit tiba-tiba membelalak dan dia berkata, “Tunggu, putar kembali rekamannya.” Si Zhui mengangguk dan memutar kembali rekaman CCTV itu, ketika Jing Yi menekan tombol pause dia langsung memperbesar rekaman. Jing Yi terlihat sangat serius sekarang, dia kemudian berkata, “Ini bukan mereka, wanita ini..” Jing Yi menunjuk rekaman yang memperlihatkan sosok perempuan, “Dia bukan Song Qiaotong!” Si Zhui tidak pernah menyadari hal ini sebelumnya, dia sudah memperhatikan dengan seksama tapi dia masih belum mendapatkan kesimpulan yang mengejutkan seperti itu. Karena penasaran Si Zhui akhirnya bertanya, “Bagaimana kau tau?” Jing Yi mengeluarkan foto rekaman CCTV rumah sakit dan berkata, “Kau lihat ini. Pundak Song Qiaotong sedikit lebih lebar, selain itu jika kau lihat disini…” Jing Yi menunjuk kepala wanita yang ada di rekaman, “Rambut wanita ini terlihat ikal, sementara di rekaman CCTV rumah sakit, rambut Song Qiaotong lurus. Jika kau perhatikan lebih jauh dan mengatur pencahayaan video seperti ini…” Jing Yi mengotak-atik laptop, “Kau akan dengan mudah melihat bahwa gadis di CCTV ini berambut hitam, sedangkan rambut Song Qiaotong lurus dan berwarna coklat.” Si Zhui tampak tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar, “Bagaimana bisa kau mengetahui semua hal ini?” “Kau bisa bertanya apapun padaku jika itu persoalan wanita. Aku terlalu sering merangkul anak gadis, jadi aku tahu ukuran-ukuran pundak mereka. Apa kau juga mau tahu ukuran-ukuran lainnya, seperti ukuran…” Jing Yi yang mulai tidak serius mulai menggoda Si Zhui dengan meraba-raba dadaanya sendiri ketika dia bercerita tentang hal ini. “Kau sakit.” Si Zhui dengan ekspresi acuh tak acuh mengatakan hal ini. Dia kemudian kembali serius dan berkata, “Jadi ada kemungkinan bahwa mereka terlibat dalam pembunuhan ini?” “Mereka berkomplot, bisa dikatakan mereka membantu Song Qiaotong. Dan juga…” Jing Yi terlihat serius, “Aku pikir ada 4 orang dalam komplotan ini. Dua orang yang ada di mobil ini bukanlah Song Qiaotong dan laki-laki pertama tadi.” “Itu mungkin saja, mengingat CCTV di depan rumah nyonya Song rusak.” Ujar Si Zhui. Kedua junior letnan Chen itu akhirnya kembali ke kantor polisi untuk kemudian melaporkan hasil penyelidikan mereka pada Letnan Chen. “Maafkan kami letnan, kami hanya bisa menemukan ini.” Ujar Si Zhui. Jing Yi berkata, “Ge..maksudku letnan, jika saja CCTV di depan rumah nyonya Song tidak rusak maka kami bisa saja membuktikan spekulasi kami itu.” Walau ekspresi Letnan Chen masih datar jauh di dalam hatinya dia merasa bangga dengan hasil yang diperoleh oleh kedua remaja itu. Letnan Chen kemudian berkata, “Duduklah.” Kedua pemuda tampan itu menurut dan langsung duduk ketika letnan Chen menyuruh keduanya untuk duduk. Letnan Chen berkata, “Kemungkinannya kecil sekali untuk CCTV di kompleks perumahan rumah mewah rusak. Petugas akan selalu memeriksa fasilitas setdtiap sebulan sekali. Dan juga..” Letnan Chen adalah tuan muda dengan sendok emas di mulutnya. Jadi tentu saja dia tahu mengenai kompleks perumahan mewah. Letnan Chen terlihat sangat tenang tapi serius ketika dia melanjutkan, “..kalian tidak harus selalu terpaku pada CCTV rumah korban. Bagaimana dengan CCTV jalan kompleks?” Si Zhui menggeleng-gelengkan kepalanya, “Tidak ada CCTV di sana. Kami sudah memeriksanya.” “Bagaimana dengan CCTV tetangga dan juga CCTV mobil yang terparkir disekitar sana? Apa kalian sudah memeriksanya?” Letnan Chen kembali bertanya. Jing Yi langsung menjawab dengan kalimat panjang, “Kami tidak melihat mobil disana, dan juga mobil keluarga nyonya Song semua ada di garasi. Tidak mungkin kan itu mobil tetangga, ada pagar tinggi yang membatasi.” “Tidak, tunggu..” Si Zhui tiba-tiba menyadari sesuatu. Dia kemudian berkata, “Ada, itu ada letnan.” “Apa yang ada?” Tanya Jing Yi yang kebingungan. Letnan Chen sedikit melengkungkan bibirnya dan memperlihatkan senyuman langka di wajahnya. Dia kemudian mengambil kunci mobilnya dan berkata, “Ayo kita kesana.” Jing Yi, “Kesana kemana? Hei, apa yang sebenarnya kalian lakukan?”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD