Dokter Gu sama sekali tidak menjawab pertanyaan dari Jin Ling itu. Sebaliknya, dia kembali bertanya, "Di mana gadis itu?"
Jin Ling masih tampak sangat kebingungan. Dia bukanlah dewa atau paranormal yang memiliki indera keenam.
"Gadis yang mana? Gadis siapa maksudmu?" Jin Ling yang masih lindung tidak bisa tidak bertanya.
Hal itu tentu saja membuat dokter Gu membelalakkan matanya, "Gadis yang baru saja melompat dari gedung itu. Bukankah mayatnya masih berada di sini?"
"Ah, namanya Zhen Ning. Itu benar. Dia berada di lemari pendingin. keluarganya masih belum tiba untuk mengambil jenazahnya." Kata Jin Ling.
Dengan tingkat ke-antusiasannya yang telah mencapai angka tertinggi, dokter Gu kemudian berdiri dari kursinya dan langsung meninggalkan ruangannya tanpa berkata apapun, membuat Jin Ling menjadi tambah heran.
Dokter Gu langsung pergi ke lemari pendingin, tempat mayat-mayat yang belum selesai dia autopsi atau menunggu jadwal autopsi ditempatkan. Jin Ling mengikuti atasannya itu dari belakang dan dia bertanya, "Apa yang sebenarnya ingin dokter lakukan?"
"Aku ingin memastikan sesuatu." Kata dokter Gu dengan terburu-buru.
"Di lemari nomor berapa?" Tanya dokter Gu. Dan Jin Ling menjawab, "Di nomor 7."
Ada banyak lemari pendingin yang menyerupai laci raksasa yang bisa memuat manusia di dalamnya. Itu adalah lemari khusus yang berada di Badan Forensik Shanghai, yang memang dikhususkan untuk menyimpan mayat agar kondisi mayat tidak membusuk.
Dokter Gu langsung berjalan ke arah lemari pendingin bernomor 7. Dia kemudian menarik lemari pendingin itu seperti seseorang yang tengah menarik laci. Begitu kontainer pendingin raksasa itu keluar dari tempatnya, mayat Zhen Ning yang beberapa hari yang lalu di autopsi oleh dokter Gu itu akhirnya muncul.
Dokter Gu memperhatikan kondisi tubuh mayat gadis itu lalu kemudian dia mengendus tubuh tak bernyawa itu seperti seekor anjing yang tengah mencari sesuatu.
Jing Ling, "...."
Jika orang-orang yang tidak mengerti dokter Gu tengah melihat situasi saat ini, maka pastilah orang-orang tersebut telah menganggap dokter Gu sebagai orang yang m-e-s-u-m dan c-a-b-u-l.
"Itu dia!" Kata dokter Gu, "Mayat ini berbau rosemary. Bau ini juga aku temukan ketika aku meng-autopsi tubuh Chu Hua satu bulan yang lalu."
Dokter Gu memiliki ingatan yang kuat dan penciuman yang bisa dikatakan mirip seperti anjing pelacak. Penciumannya begitu tajam. Dan apa yang dia tangkap selama proses autopsi, akan selalu bersarang di kepalanya.
Dan begitu dia mendapatkan jawabannya, dokter Gu masih harus memastikan hal itu. Dokter Gu menarik Jin Ling lalu kemudian berkata, "Apakah kau mencium bau rosemary dari tubuh mayat ini?"
Jin Ling terlihat ragu-ragu ketika dia harus mengendus tubuh mayat seperti dokter Gu. Tetapi dia masih harus melakukan hal itu.
Jin Ling mengangguk dan berkata, "Masih ada bau rosemary di tubuhnya walau sudah sedikit samar. Parfum yang dia gunakan bisa dikatakan sebagai parfum berkualitas tinggi."
"Dokter, aku akan memeriksa catatan autopsinya." Kata Jin Ling.
Dokter Gu mengangguk dan memberikan persetujuannya.
Ketika dokter forensik melakukan autopsi terhadap mayat, maka semua yang dia temukan akan dicatat oleh asistennya. Hal-hal kecil seperti makanan terakhir yang di makan oleh korban, kondisi cairan yang ada di dalam tubuh mayat, ataupun hal-hal lainnya harus dicatat.
Dan benar saja, ketika Jin Ling melihat catatan yang pernah dia catat, dia melihat tulisan rosemary tertulis di pojok catatannya.
Tetapi ini tidak bisa dijadikan sebagai acuan yang kuat. Mereka harus terlebih dahulu mengkonfirmasi hal ini pada pihak kepolisian. Maka dokter Gu pun memilih untuk menelepon letnan Chen dan bertanya padanya, "Apakah ketika kalian menyelidiki latar belakang gadis yang meninggal ini, maksudku Zhen Ning, apakah kalian menemukan parfum rosemary diantara barang-barangnya?"
Ada banyak barang di asrama seorang gadis, jadi letnan Chen tidak bisa memastikannya. Dia terlebih dahulu akan memastikannya. Dan benar saja, ketika mereka kembali ke asrama Zhen Ning, letnan Chen menemukan parfum beraroma rosemary.
Dan ketika letnan Chen melihat daftar barang-barang yang ada di asrama Chu Hua, dia juga menemukan parfum rosemary. Parfum beraroma rosemary juga ditemukan di asrama Da Yu, gadis yang telah menghilang selama tiga bulan yang lalu itu.
Letnan Chen berkata, "Inilah kesamaannya. Dia menargetkan gadis yang beraroma rosemary untuk menjadi korbannya. Dan rata-rata korban memiliki aroma tubuh rosemary atau menyukai parfum beraroma rosemary."
Jing Yi tidak bisa tidak merinding ketika dia berkata, "Apakah dia benar-benar menculik semua gadis yang menyukai aroma rosemary atau gadis yang menyemprot kan parfum ke tubuh mereka dengan aroma rosemary? Jika benar, maka mereka akan berada dalam bahaya. Bagaimana jika dia mendapati beberapa gadis yang beraroma seperti itu, apakah dia akan menculik semua gadis itu?"
"Tidak ada yang bisa memastikan hal itu, tetapi kemungkinan untuk hal itu benar adanya masih ada. Pertama-tama, kita harus menyelidiki kasus hilangnya Da Yu." Letnan Chen bertanya, "Bagaimana dengan perkembangan orang-orang terdekatnya? Adakah kerabat yang dia temui ataupun kerabat yang akrab dengannya sebelum dia hilang? Seseorang seperti kekasihnya." Letnan Chen bertanya pada Jing Yi dan Si Zhui.
Si Zhui membuka buku catatan kecil berisi catatan-catatan yang telah dikumpulkan selama proses penyelidikan. Dia menyebutkan nama beberapa orang termasuk kerabat dekat dari Da Yu, "Ada beberapa orang yang dihubungi oleh gadis itu sebelum keberadaan gadis itu tidak ditemukan."
Si Zhui berkata dengan serius, "Kami berhasil melacak nomor telepon Da Yu dan ada beberapa nomor telepon yang dihubungi beberapa hari sebelum dia menghilang. Dia menghubungi orang tuanya yang ada di Hangzhou, selain itu dia menghubungi Chu Hua sahabatnya yang juga telah meninggal, dan dia juga menghubungi beberapa dosen. Selain itu, kami mendapati bahwa dia menghubungi nomor telepon yang tidak dikenal. Tidak ada nama kontak untuk nomor itu. Selain itu..."
Si Zhui terlihat ragu-ragu ketika dia kemudian melihat data di ponselnya, data yang menunjukkan panggilan masuk di ponsel Da Yu. Si Zhui meng-scroll layar ponselnya hingga ke bawah dan menemukan fakta menarik. Si Zhui melebarkan matanya ketika dia berkata, "Nomor yang tidak dikenal ini juga menelepon Da Yu beberapa kali. Mereka sempat berkomunikasi beberapa kali. Bahkan beberapa hari sebelum keberadaan Da Yu tidak diketahui."
"Lacak nomor telepon itu dan cari tahu siapa penggunanya?" Letnan Chen memerintahkan.
Jing Yi melaksanakan tugasnya dengan baik. Dia langsung melacak nomor telepon yang tadi disebutkan oleh Si Zhui dan dia mendapati bahwa pemilik dari nomor telepon itu adalah seorang pria bernama Hu Jixin.
"Dari data yang terdaftar dari nomor teleponnya, itu menunjukan bahwa pria itu bernama Hu Jixin. Ketika kami melacak lebih jauh, dia adalah seorang mantan mahasiswa di Universitas F tetapi.."
Jing Yi berhenti berbicara dan dia melanjutkan ucapannya setelah beberapa saat, "Dia berhenti kuliah beberapa bulan sebelum kematian Da Yu. Tidak ada informasi lebih lanjut mengenai Hu Jixin ini."
Jika Da Yu dan Hu Jixin tidak memiliki hubungan yang begitu akrab, maka tidak mungkin Da Yu akan menghubungi Hu Jixin berulang kali ataupun sebaliknya. Jadi hal ini mengganggu pemikiran letnan Chen.
Tetapi jika keduanya memiliki hubungan yang akrab, lalu mengapa Da Yu tidak menyimpan nomor Hu Jixin seperti kebanyakan orang menyimpan nomor kontak kerabatnya?
Karena kurangnya informasi yang ada mengenai Hu Jixin, ketnan Chen, Jing Yi dan Si Zhui memutuskan untuk pergi ke Universitas F untuk mencari tahu latar belakang dari Hu Jixin ini.
Pihak administrasi dari Universitas F mengatakan bahwa Hu Jixin adalah mantan mahasiswa pascasarjana yang pernah belajar di Universitas itu, tetapi dia tidak mampu melanjutkan pendidikannya karena kurangnya biaya.
Selain itu, dikatakan bahwa Hu Jixin pernah mendapatkan beasiswa, namun beasiswanya dicabut karena dia lalai. Hal itulah yang mendasari Hu Jixin berhenti kuliah. Beruntung pihak Universitas masih memiliki data-datanya, jadi mereka masih memiliki alamat tempat tinggal Hu Jixin untuk diberikan kepada petugas kepolisian.
Ketiga petugas kepolisian itu tidak membuang-buang waktu lagi. Letnan Chen dan kedua juni-o-rnya bergegas pergi ke alamat yang diberikan oleh pihak administrasi Universitas F untuk mencari Hu Jixin.
Tetapi hal hal seperti ini tidak pernah berjalan dengan lancar, Hu Jixin yang diketahui tinggal di sebuah kompleks rumah susun berharga murah itu telah pindah dan kepindahannya itu terjadi tepat setelah Da Yu dinyatakan hilang.
"Aku mencurigai pria ini memiliki kaitan atas hilangnya Da Yu." kata Jing Yi menerka-nerka.
Letnan Chen baru saja teringat bahwa dia masih belum memeriksa benda-benda yang ada di asrama Da Yu secara langsung. Saat itu, petugas lain lah yang bertugas memeriksa asrama Da Yu dan dia hanya menerima list barang-barang Da Yu. Oleh karena itu, Letnan Chen memutuskan untuk memutar arah ke asrama Da Yu terlebih dahulu.
Da Yu adalah seorang mahasiswa yang tidak bisa dikatakan sebagai seorang mahasiswa dari keluarga bawah. Dia adalah seorang putri seorang pengusaha yang ada di Hangzhou. Keluarganya tidak terlalu kaya, tetapi dia bisa dikatakan sebagai siswa yang mampu, yang juga peraih beasiswa.
Sebelumnya, Da Yu tinggal di asrama mahasiswa bersama teman-temannya. Ada 4 orang gadis yang tinggal bersama dalam satu kamar asrama. Satu diantaranya adalah Chu Hua, sementara dua orang lainnya adalah orang lain.
Dua gadis yang masih tinggal di unit asrama yang pernah ditinggali Chu Hua dan Da Yu itu tampak terkejut ketika mereka melihat tiga orang polisi tiba-tiba mengetuk pintu unit asrama mereka.
Letnan Chen menunjukkan kartu identitasnya dan membawa pengurus asrama yang datang bersama mereka.
Letnan Chen berkata, "Maafkan aku karena mengganggu waktu kalian. Tetapi kami membutuhkan sedikit waktu untuk memeriksa barang barang dari nona Da Yu dan juga nona Chu Hua."
Kedua gadis yang berkuliah di Pascasarjana Universitas F itu menggangguk. Mereka kemudian mempersilahkan tiga orang polisi tampan itu masuk ke dalam kamar asrama mereka untuk melihat barang-barang yang ada di sana.
Di dalam satu unit asrama akan ada empat ranjang bertingkat dengan bagian atas sebagai tempat tidur sementara di bagian bawahnya digunakan sebagai area belajar.
Sama seperti kebanyakan asrama gadis lainnya, kamar asrama para gadis ini juga tertata rapih. Ada banyak benda-benda imut dan berwarna di sekitarnya. Namun hal itu tidak dijumpai pada meja belajar Chu Hua dan Da Yu yang telah ditinggalkan oleh pemiliknya selama kurang lebih satu bulan dan bulan yang lalu.
Letnan Chen berusaha untuk membuka kabinet tempat kedua gadis itu menyimpan barang-barangnya. Namun kabinet itu terkunci, membuat pengurus asrama harus terlebih dahulu mengambil kunci cadangan hingga akhirnya kabinet berisi barang-barang itu terbuka.
Pihak kepolisian telah menyelidiki barang-barang milik Chu Hua dan mereka tidak mendapatkan hal-hal yang dianggap mencurigakan selain parfum rosemary yang dikatakan oleh dokter Gu sebelumnya.
Namun berbeda dengan apa yang mereka dapatkan di kabinet milik Chu Hua, selain buku-buku pelajaran dan beberapa peralatan makeup, ada pula buku diary lain yang terselip di bagian bawah kabinet.
Letnan Chen mengambil buku itu dan membukanya. Buku harian itu berisi catatan-catatan harian dari gadis bernama Da Yu itu dan mereka tidak menemukan apa-apa. Tetapi untuk berjaga-jaga, letnan Chen menyuruh Si Zhui untuk memasukkan buku harian itu ke dalam kantong bukti.
Letnan Chen berkata, "Kami akan mengambil ini sebagai barang bukti baru."
Dua orang gadis yang masih terlihat kebingungan itu adalah orang yang bisa dikatakan telah melewati hari-hari mereka bersama Da Yu dan Chu Hua. Jadi letnan Chen menyempatkan dirinya untuk bertanya pada dua orang gadis itu.
Salah satu gadis yang bertubuh cukup kurus berkata, "Da Yu dan Chu Hua adalah sahabat. Mereka berdua sangat dekat, tetapi ketika Da Yu tidak berkuliah dan kami mengiranya cuti, Chu Hua tampak sangat kesepian. Kami berusaha menghibur gadis itu, tetapi nampaknya Chu Hua tidak bisa berteman dengan orang lain selain dengan Da Yu."
"Apakah Chu Hua adalah tipe orang yang tidak ingin bersosialisasi di dengan kalian?" Tanya Si Zhui pada dua orang gadis itu.
Gadis berambut ikal itu berkata, "Dia adalah orang yang baik, kami semua berteman baik. Dia juga adalah orang yang ramah, begitu pula Da Yu. Hanya saja hubungan kedua sahabat itu sudah melebihi saudara. Aku yakin mereka telah bersahabat sejak kecil."
Tidak, Chu Hua beras dari Henan, sementara Da Yu berasal dari Hangzhou.
Jing Yi sangat tertarik dengan pertanyaan ini. Jadi dia tidak bisa membiarkan orang lain mengambil idenya ketika dia berkata, "Lalu bagaimana dengan hubungan keduanya? Ah, maksudku apakah keduanya memiliki pacar? Apakah kalian pernah mengetahui hal ini?"
"Kami tidak mengetahui hal itu. Hanya saja beberapa bulan yang lalu, aku tidak sengaja mengangkat ponsel Da Yu. Aku masih ingat hal itu. Da Yu memarahiku karena aku mengangkat teleponnya secara sembarangan. Saat itu aku benar-benar tidak sengaja. Karena gadis itu tengah berada di kamar mandi dan teleponnya tidak pernah berhenti berbunyi, jadi aku memutuskan untuk mengangkat teleponnya. Nomor telepon itu bukan nomor telepon yang terdadtar sebagai kontak di ponselnya. Aku hanya mengira itu adalah telpon dari pacarnya dan mengira mereka sedang bertengkar." Gadis itu melanjutkan, "Tidak ada nama siapa pun, tetapi aku masih ingat bahwa orang yang menelepon Da Yu itu adalah seorang laki-laki."
Jing Yi, "Kau tidak salah karena mengiranya adala pacar Da Yu."
Letnan Chen, Si Zhui dan Jing Yi saling menatap, pemikiran yang ada di otak ketiganya sama. Orang yang dimaksud oleh gadis berambut ikal itu adalah Hu Jixin!
Di waktu yang hampir bersamaan, letnan Chen mendapatkan telepon dari seseorang yang tidak dikenal. Letnan Chen mengangkat telepon itu dan berkata, "Halo?"
Ekspresinya yang tenang seketika berubah tetapi tidak sesignifikan orang lain ketika orang lain itu mengekspresikan rasa terkejut mereka.
Letnan Chen berkata, "Anda adalah Hu Jixin?"