Rosemary IV: Joker

1792 Words
Tanpa diduga letnan Chen mendapatkan telepon dari orang yang masuk ke dalam daftar tersangka di dalam catatannya. Itu adalah Hu Jixin, laki-laki yang dikabarkan dekat dengan Da Yu, wanita muda yang menghilang tiga bulan yang lalu. Dan secara mengejutkan pria yang bisa saja menjadi tersangka itu menelpon petugas kepolisian yang telah mencarinya! Melalui sambungan telepon, Da Yu mengatakan bahwa dia bersedia bertemu dengan letnan Chen di sebuah tempat. Letnan Chen tentu saja tidak membuang-buang waktunya. Dia bersama Jing Yi dan Si Zhui langsung menuju ke tempat dimana mereka akan bertemu dengan Hu Jixin. Jing Yi tidak mengerti akan hal ini, rasa curiganya pada Hu Jixin sudah sangat besar, bahwa status pria itu akan menjadi tersangka dalam beberapa waktu ke depan bisa tiba-tiba saja berubah. Si Zhui di lain sisi, tidak bisa tidak bertanya. Dia berkata, "Dia masuk ke dalam daftar merah pencarian kita. Tetapi dia tiba-tiba menelpon letnan. Menurut letnan dia bukanlah tersangkanya?" "Aku tidak bisa menjamin hal itu. Itu semua tidak bisa dikatakan hanya karena dia meneleponku tadi. Hanya saja kemungkinan untuk Hu Jixin ini menjadi tersangka mungkin akan berkurang sekian persen. Tetapi kecurigaan kita padanya tidak bisa menghilang hanya karena telpon singkat tadi." Letnan Chen mengarahkan pandangannya keluar jendela mobil. Saat itu malam telah tiba dan lampu-lampu di jalanan serta papan-papan reklame terlewati satu persatu dengan kecepatan mobil yang standar. Letnan Chen sebelumnya telah mencari tahu keberadaan dari Hu Jixin ini. Dia mengunjungi alamat tempat dimana Hu Jixin pernah tinggal, namun tidak ada tanda-tanda bahwa pria itu akan muncul. Dan secara mengejutkan, letnan Chen tiba-tiba mendapatkan telepon dari pria itu. Itu sama sekali bukanlah hal yang tidak masuk akal, karena sebelumnya letnan Chen meninggalkan catatan pada tetangga yang tinggal bersampingan dengan Hu Jixin. Mungkin saja pria itu datang ke rumah lamanya untuk mengambil suatu barang dan tidak sengaja bertemu dengan tetangganya itu. Ketiganya akhirnya sampai di tempat pertemuan. Itu adalah sebuah restoran yang tidak cukup ramai, lebih bisa dikatakan sebagai coffee shop dengan dekorasi kekinian yang dominan. Di dalam coffee shop itu ada beberapa pengunjung. Beberapa anak muda seusia Jing Yi dan Si Zhui tengah menikmati kehidupan malam mereka. Sungguh malang bagi dua pemuda yang tengah berada di samping kiri dan kanan letnan Chen itu. Dari pesan yang dikirimkan oleh Hu Jixin pada letnan Chen, Hu Jixin menyampaikan bahwa dia memakai kemeja berwarna putih dan duduk di sudut. Letnan Chen langsung mengarahkan pandangannya ke sudut ruangan, dan benar saja, ada pemuda yang sedang bermain ponsel sembari sesekali menyeruput kopi yang berada di depannya. "Apakah anda adalah saudara Hu Jixin?" Kata letnan Chen. Pemuda itu mengangguk, dia tersenyum ramah ketika berkata, "Silahkan duduk pak." Ketiga orang polisi itu duduk dan Hu Jixin secara otomatis meletakkan ponselnya. Suara game yang baru saja terdengar tiba-tiba mati karena pemuda itu menonaktifkan layar ponselnya, bersiap untuk menjawab pertanyaan dari petugas polisi yang kini duduk di depannya. Hu Jixin adalah orang yang terlebih dahulu membuka topik pembicaraan dengan berkata, "Aku baru saja kembali ke rumah lamaku untuk mengambil beberapa barang yang aku tinggalkan. Dan tanpa sengaja aku bertemu dengan bibi Yang. Dia adalah bibi yang pernah bertetangga denganku. Bibi Yang mengatakan bahwa ada polisi yang mencariku. Dan kebetulan bibi Yang mendapatkan nomor telepon dari petugas, jadi aku memilih untuk menelepon anda." Sesuai prediksi! Dia mendapatkan nomor ponsel letnan Chen dari wanita paruh baya bermarga Yang itu! Letnan Chen masih sangat tenang, berusaha menjaga ekspresinya. Lebih tepatnya tidak ada ekspresi di wajahnya yang luar biasa tampan ketika dia berkata, "Itu benar. Pertama-tama aku ingin berterima kasih kepada anda karena anda mau bekerja sama dengan kami." "Aku adalah ketua tim investigasi dari Unit Kejahatan Kepolisian Shanghai, Chen Yu. Dan ini adalah dua juni-o-r ku, Si Zhui dan Jing Yi." Kata letnan Chen. Pemuda itu mengangguk sembari sesekali menatap ketiga petugas polisi itu, "Ah, namaku Hu Jixin. Kalian pasti telah mengetahuinya." "Kami memiliki beberapa pertanyaan terkait hilangnya nona Da Yu. Anda mengenalnya kan?" Pertanyaan pertama keluar dari mulut letnan Chen. Hu Jixin mengangguk dan letnan Chen serta dua juni-o-r nya memperhatikan ekspresi pemuda itu. Namun tidak seperti dugaan dari ketiga petugas polisi dari Unit Kejahatan Kepolisian Shanghai itu, Hu Jixin tampak begitu tenang ketika dia berkata, "Itu benar, aku adalah pacarnya." Hu Jixin melanjutkan ucapannya, "Tetapi aku tidak bisa menghubunginya sejak tiga bulan yang lalu. Aku tidak yakin, mungkin dua setengah bulan yang lalu? Dia memutuskan kontak denganku." Hu Jixin meneguk segelas kopi, berusaha menghilangkan rasa pahit di tenggorokannya. Ada kesedihan di raut wajahnya ketika dia berkata, "Aku tidak tahu mengapa, tetapi ketika aku pergi mencarinya di kampusnya, teman-temannya berkata bahwa dia sedang cuti. Jadi aku berpikir dia kembali ke kampung halamannya yang ada Hangzhou." "Dari daftar panggilan yang ada di ponsel Da Yu, ada banyak panggilan masuk dan juga panggilan keluar yang berasal dari nomor tidak dikenal. Dan begitu kami melacak nomor yang tidak dikenal itu, ternyata nomor itu milik anda. Apakah itu benar?" Pertanyaan kedua terlontar dari Letnan Chen. Tidak ada keraguan dari Hu Jixin ketika dia mengangguk dan berkata, "Itu benar, itu adalah aku. Aku sengaja mengganti nomorku agar dia mau menjawab teleponku. Dia memblokir nomorku, itu biasa terjadi saat kami sedang bertengkar. Kalian tahulah bagaiamana hubungan sepasang kekasih." Hu Jixin, "Dia bersikap aneh beberapa hari sebelum dia menghilang tanpa kabar. Aku bahkan tidak tahu dia ke mana, aku mengira dia marah padaku dan aku memberinya waktu. Tetapi sampai saat ini dia masih tidak menghubungiku." Jing Yi merasakan kejanggalan dari ucapan Hu Jixin ini. Dia tidak bisa tidak bertanya, "Anda memberinya waktu terlalu lama bahkan hingga berbulan-bulan. Apakah anda tidak penasaran dia kemana?" "Tentu saja aku penasaran, tetapi apa yang bisa aku lakukan? Aku tidak bisa terus mengikutinya. Aku juga memiliki pekerjaan yang harus aku lakukan." Kata Hu Jixin. Menurut catatan penyelidikan yang dilakukan oleh letnan Chen dan kedua j-u-niornya, didapatkan bahwa Hu Jixin ini menghilang tepat saat Da Yu juga menghilang, lebih tepatnya tiga bulan yang lalu. Kejanggalan itu diperkuat dengan keluarnya Hu Jixin dari Universitas F karena ketidakmampuannya dalam menjaga beasiswanya. Juga, ada beberapa catatan yang menunjukkan bahwa pemuda yang kini duduk dengan santai itu adalah pemuda yang memiliki sikap kurang baik atau bisa dikatakan sedikit bermasalah. "Maafkan aku, tetapi hilangnya nona Da Yu bersamaan dengan tidak adanya kabar dari anda tiga bulan yang lalu. Kami juga pergi ke Universitas dan pihak administrasi Universitas F mengatakan bahwa anda tidak mampu membayar biaya kuliah dan memutuskan untuk berhenti kuliah. Maaf karena aku menyinggung masalah ini, tetapi kami membutuhkan penjelasan dari tuan Hu dan juga alibi untuk memperkuat bahwa kau tidak terlibat dalam kasus hilangnya nona Da Yu tiga bulan yang lalu." Kata letnan Chen. "Hilang? Maksudmu, dia tidak kembali Hangzhou?" Hu Jixin baru saja menangkap arah pembicaraan dari letnan Chen. Letnan Chen menggangguk, "Itu benar. Dia tidak kembali ke kampung halamannya, melainkan hilang. Keberadaannya tidak diketahui hingga saat ini." Hu Jixin, dia tidak mengatakan apa-apa. Pemuda itu diam selama kurang lebih satu menit, tampak sedang berpikir. Dia menarik nafas sebelum akhirnya berkata, "Aku memang tidak bisa melanjutkan pendidikan Pascasarjana ku karena tidak memiliki biaya. Aku melakukan sebuah kesalahan hingga beasiwaku dicabut. Mungkin itu salah satu alasan mengapa Da Yu tidak menginginkan aku lagi. Selain itu, aku pergi karena harus mencari pekerjaan. Aku keluar kota selama tiga bulan untuk bekerja sebagai teknisi di sebuah perusahaan yang ada di Changsa. Kalian bisa mengkonfirmasi keberadaanku selama tiga bulan aku berada di sana." "Ini adalah nama dari perusahaan yang aku sekarang tempati bekerja." Hu Jixin mengeluarkan sebuah kartu identitas dan meletakkannya di atas meja. Itu adalah sebuah kartu identitas dari perusahaan yang menunjukkan bahwa dia adalah salah satu karyawan dari perusahaan itu. "Aku merasa bersalah. Aku terlalu sibuk saat itu untuk mencari uang. Aku tahu dia berasal dari keluarga yang baik-baik dan pastinya keluarganya menginginkan Da Yu memiliki pasangan yang setidaknya setara dengan mereka. Dan tentu saja aku harus memenuhi keinginan itu. Aku rasa dengan bekerja keras, maka aku bisa kembali padanya. Tetapi siapa yang menyangka bahwa dia.., dia.." Hu Jixin tidak melanjutkan ucapannya dia hanya tertunduk lesu dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Jing Yi, "...." "Baiklah, aku harap kau masih bisa bekerjasama dengan kami. Kami akan menghubungimu jika kami memiliki pertanyaan terkait nona Da Yu. Terima kasih atas waktumu hari ini." Letnan Chen bergegas keluar dari coffee shop bersama dengan Jing Yi dan Si Zhui. Jing Yi berkata, "Caranya berbicara benar-benar sempurna. Dia benar-benar terlihat seperti orang yang alim. Tetapi untuk beberapa alasan, aku masih menaruh perasaan tidak baik padanya." Malam semakin larut, ketiganya akhirnya kembali ke rumah masing-masing. Letnan Chen kembali ke rumahnya begitu dia mengantar dua juni-o-rnya pulang. Di rumah, sudah ada dokter Gu yang duduk santai dengan si bola bulu, Jiangguo, yang tengah tidur di sampingnya. Dokter Gu harus menerima bahwa kuliah umum yang menjadikannya sebagai pemateri harus ditunda lagi karena kasus yang baru-baru ini terjadi dan menggemparkan negeri. "Kau sudah kembali? Apakah kau sudah makan?" Kata dokter Gu ketika dia melihat Letnan Chen. Letnan Chen mengangguk dan berkata, "En, sudah." "Xiao Yu, kau tampak sibuk hari ini. Bagaimana perkembangan kasus itu? Apakah benar kasus hilangnya mahasiswi pascasarjana tiga bulan yang lalu itu berkaitan dengan dua kasus bunuh diri yang terjadi selama dua bulan belakangan ini?" Tanya dokter Gu yang tampak tertarik dengan kasus-kasus kriminal. "Sepertinya begitu. Dari apa yang kau temukan, bahwa ketiga korban memiliki kesamaan yang sama yaitu menyukai parfum beraroma rosemary, sepertinya penculik dan juga orang yang men-sugesti dua gadis yang bunuh diri itu adalah orang yang sama. Itu hanya dugaan sementara dan tidak bisa dijadikan sebagai acuan." Kata letnan Chen. Dokter Gu kembali ke buku yang dia baca. Letnan Chen melihat bahwa dokter Gu tengah membaca sebuah buku dengan gambar Joker sebagai sampul buku itu. Bisa dikatakan bahwa dokter Gu tengah membaca buku yang menceritakan musuh bebuyutan Batman itu. Letnan Chen membuka jaket kerjanya, sembari melakukan hal ini dia berkata, "Apakah ada tanda-tanda bahwa penjahat bisa bersikap seolah-olah dia tidak merasa bersalah. Dia bahkan menelepon petugas kepolisian dan menunjukkan dirinya. Sebenarnya dia tidak bisa dikatakan sebagai penjahat, dia hanya masuk ke dalam list tersangka yang mungkin saja terlibat." Dokter Gu menutup bukunya. Dia menatap kearah letnan Chen, kemudian dia dengan serius bertanya, "Apakah kau sudah menemukan pelakunya?" "Dia masih berstatus sebagai saksi. Dan seperti yang aku katakan, ini masih dugaan sementara. Dia tidak bisa dikatakan sebagai tersangka. Statusnya masih sebagai saksi, tetapi dia adalah orang yang terakhir masuk ke dalam daftar panggilan telpon Da Yu." Kata Letnan Chen. "Jika memang ada orang seperti itu dan jika dalam tanda kutip 'dia adalah pelakunya', maka dia adalah seorang psikopat. Psikopat selalu bersikap seolah-olah dia tidak memiliki emosi. Jadi dia tidak akan pernah merasa bersalah. Menyembunyikan dirinya sama halnya dengan memancing keberadaan petugas kepolisian untuk mencarinya. Tetapi dengan memunculkan dirinya, dia berpikir bahwa dia bukan orang yang bersalah yang harus takut pada pihak kepolisian. Bagaimana?" Dokter Gu tersenyum dan bertanya, "Apakah pendapatku masuk akal?"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD