Asa itu Telah Kandas

1073 Words

Waktu terus bergulir. Dia beranjak tanpa peduli pada manusia yang menepi karena penat. Dia juga tidak peduli pada mereka yang berhenti karena luka. Tidak pernah peduli pada mereka yang tertatih karena pilu. Waktu tidak pernah peduli. Waktu tidak pernah kembali. Kejam memang, tapi itulah realitas kehidupan ini. Awan melangkah tertatih dengan bantuan tongkat di atas atap gedung rumah sakit yang sepi. Langkahnya terhenti begitu sampai di tepi gedung itu. Mataya menatap nanar ke langit yang kelam, kemudian beralih menatap riuhnya jalanan di bawah sana. Lama dia berdiri di sana dengan deru napas yang tidak beraturan. Langit malam ini terlihat hampa. Kelam tanpa cahaya bintang ataupun bulan. Hanya hitam pekat dan hening. Bahkan suara desau angin pun tidak terdengar. Sementara di bawah sana te

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD