Pilu yang Tak Kunjung Pergi

1067 Words

Sore ini Hanin sibuk merapikan rumahnya Awan. Dia menata ulang segala perabotan agar Awan tidak kesulitan untuk menemukannya. Hanin begitu sibuk lalu lalang membawa setumpuk barang di tangannya. Baju kaus biru yang dikenakannya sudah banjir keringat. Sementara Awan hanya duduk membisu di depan televisi. “Aku udah ngisi kulkas sama makanan dan juga buah-buahan. Di dalam lemari juga ada beberapa bungkus mie instan yang bisa kamu seduh. Air galon juga udah diisi ulang. Pokoknya kalo ada perlu apa-apa... kamu bisa ngehubungin aku kapan aja.” Hanin berkata panjang lebar. “Ya...” Awan menjawab singkat. Hanin pun hanya bisa menghela napas. Dia berharap Awan bisa lekas bangkit dari depresinya. Hanin berharap Awan kembali pulih dan ceria seperti sedia kala. “Oh, iya... sekarang kamu laper nggak

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD