“Andre, kamu inget enggak mie ayam yang dulu deket sekolah tempat kita nunggu jemputan,” ucap Nadya dengan pandangan penuh harap.
Andre tak berkutik. Ia tak berpaling sama sekali dari layar ponselnya. Sejak dia pulang dari Milan beberapa waktu lalu, dia sudah mendapati kakaknya ada di rumah keluarga mereka. Entah mami mereka atau Nadya sendiri yang memutuskan untuk kembali ke rumah karena kehamilannya.
Tapi, kakak perempuannya itu memang terlihat begitu payah terutama di pagi hari. Morning sick parah, begitu katanya.
“Ayo, Ndre, kita ke sana. Ajak Maura juga.”
“Maura lagi sibuk, mau launching koleksi baru. Nunggu suamimu aja sih, Kak.”
“Maunya sama kamu,” rengek Nadya. “Kamu jahat bener sama keponakanmu sendiri.”
Andre berdecak. “Aku telponin Bang Rey aja deh.”
“Enggak. Maunya sama
