Andre membaca data yang diberikan Ken dengan seksama. Keningnya berkerut, tak menyangka akan menemukan data seperti itu. “Lo yakin ini semua miliknya, Ken?” “Kenapa lo kaget begitu?” “Singapur dan Hongkong?” “Itu bisnis menggiurkan, Ndre. Bandar gak akan kalah. Belum lagi dari klab malamnya. Dia gak hanya dapat untung dari tempat dan minuman. Tapi juga prostitusi dan narkoba.” “Gila. Jangan-jangan Papa Maura memang tahu sepak terjangnya makanya menolaknya mentah-mentah saat melamar Maura.” Ken terbahak. “Saat itu bisnis kotornya belum segila sekarang, Bro. Tapi memang dia sudah mulai punya klab malam.” “Pantas saja Maura akan dijodohkan dengan keluarga yang punya kuasa.” “Papa mertua lo cari keluarga yang bisa melindungi anaknya kalau si Genta itu balik lagi. Gue pikir Om Pahlevi c