Bab 46: Lonceng Cinderella

1111 Words

Jam dua belas kurang tujuh menit, Andre sudah sampai di depan rumah Maura. Tapi gadis itu tampak enggan turun. “Mau aku anter sampai depan kamar?” sindir Andre. Maura tersenyum. Ia tahu Andre kesal karena ia sengaja makan begitu lama untuk mengulur waktu. “Tunggu beberapa menit ya,” Maura melirik jam tangannya. Andre bersandar di kursi, dengan melipat kedua tangannya dan meletakannya di belakang kepalanya. Dia melirik gadis di sampingnya yang juga sedang bersandar di jok mobil dengan nyaman. Pandangan Maura tampak menerawang. Bibirnya tertarik membentuk satu senyuman tipis. “Kamu nunggu apa? Lonceng cinderellanya berbunyi?” Maura menengok ke arah Andre, lalu mengangguk pelan. Andre hanya menghela napas. Tak menyangka gadis itu akan mengangguk. Ia menggelengkan kepala. Ada-ada saja.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD