Genta terdiam. Dari tempatnya ia bisa melihat wajah itu tampak begitu bahagia. Di sisinya, berdiri seorang laki-laki yang menggendong seorang bocah laki-laki tampan. Mereka tampak begitu serasi. Dulu wajah itu memang begitu ceria. Hingga membuat Genta begitu naif, menganggap bahwa dialah sumber kebahagiaan si gadis. Berniat mengikatnya dengan cara yang sama seperti yang ia lakukan pada gadis-gadis lain yang mengejar popularitas dan kemewahan, tapi justru semua malah menjadi awal malapetaka untuknya. Gadis itu pergi. Menghilang dari jangkauan Genta. Dan ketika takdir mempertemukan mereka kembali, sudah ada seorang laki-laki lain yang membuat wajahnya terlihat begitu bahagia. Genta tak percaya kesempatannya sudah habis. Selagi nafasnya masih berhembus, bukankah kesempatan itu akan selal