Benar saja, sore hari jelang jam 18.00, sosok tubuh tinggi menekan bel pintu rumah itu beberapa kali. Dengan terpaksa, Randu coba berjalan ke arah pintu, jalannya tertatih, karena matanya yang berputar jika membuka mata. Tapi matanya mendadak berubah jadi melotot saat melihat siapa yang bertamu di sore hari ini. *** "Iya.. sebentar, sabar." Randu menjawab lemah, entah terdengar atau tidak oleh tamu yang dari tadi sengaja menekan bel pintu berkali-kali, memekakkan telinganya saja. "Siapa sih, magrib gini mencet bel gak tahu diri." Gerutunya kesal, dan saat membuka pintu, matanya semakin melotot saat melihat siapa yang ada di depan pintu itu, menekan bel berkali-kali dengan wajah jutek. "Mya!" "Iyelah ini gue, lu berharap siapa emang? Bidadari? Debby? Nyusul noh ke Aussie." Mya menero