Ica keluar dari kamarnya setelah selesai berurusan dengan tamu yang tak diundangnya, yang datang tiba-tiba, dan tidak bisa ia cegah. Ya, karena itu adalah kodrat seorang wanita, yang setiap bulan harus dan wajib kedatangan tamu tak diundang.
Ica melihat Devan duduk di sofa yang berada di ruang tengah sambil memangku laptopnya. Devan kelihatan sibuk sekali sepertinya. Ica mendekati Devan dengan membawa botol minumna herbal yang Devan belikan tadi, yang belum sempat ia minum. Devan juga terlihat sibuk dengan ponselnya, dia seperti sedang berbicara dengan seseorang dan menyuruhnya segera datang ke Vila.
“Dev, lagi sibuk?” sapa Ica.
“Hei ... sini duduk samping aku, sedikit sibuk sih, untuk persiapan besok.” Jawab Devan, dengan menyuruh Ica duduk di sebelahnya.
“Ada tamu yang mau ke sini?”
