P.O.V Frischa Aku merasa pipiku sudah lelah karena kebanyakan senyum dari tadi. Aku menerima cintanya, iya aku menyatakan cinta di depannya. Tidak pernah aku memikirkan hal itu dalam hidupku, bisa mencintai sahabatku sendiri. Aku tidak bisa membayangkan nanti setelah aku menikah dengan Devan, akan bahagia seperti apa lagi, belum menjadi istrinya saja dia sudah memperlakukan aku sebahagia ini. Selesai mandi, aku langsung menata baju-bajuku ke dalam lemari, ini benar-benar vila yang sangat mewah sekali. Bahkan vila milik papaku saja tidak semewah ini. Devan benar-benar sudah berubah, dia bukan lagi Devan yang manja, dia bukan Devan yang arogan, yang keras kepala, entah apalagi. Karena, dari dulu aku mendeskripsikan seorang Devan itu dia tidak ada baik-baiknya, tapi aku nyaman sekali bertem