49

1067 Words

Vivian benar-benar tahu bagaimana menyambut tamu spesial. Dengan penuh antusias, ia memandu Kalinda dan Bram ke sebuah ruangan luas yang dipenuhi rak kaca dan manekin berbalut gaun-gaun rancangan eksklusif. Ruangan itu harum wangi bunga segar, lampu kristal memantulkan cahaya lembut, membuat setiap gaun tampak berkilau. “Kalinda, coba lihat ini,” ucap Vivian sambil menarik sebuah gaun satin berwarna merah marun dengan potongan bahu terbuka. “Anggun sekali kalau dipakai untuk acara malam.” Kalinda tersenyum tipis, menoleh pada Bram. “Menurut Mas?” Bram menatap lekat, matanya menyusuri gaun yang ditawarkan. Ia menggeleng pelan. “Cantik, tapi terlalu berani untukmu, dek. Aku lebih suka sesuatu yang menonjolkan kelembutan kamu.” Vivian mengangguk maklum, lalu beralih menunjukkan gaun lain—

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD