Bab 7

1693 Words
Farrell dan Karra dalam perjalanan menuju rumah mereka. Selama perjalanan mereka hanya diam tak bicara satu sama lain. Bahkan ketika sampai di rumah, Karra lebih memilih untuk membersihkan dirinya dan bergegas untuk tidur. "Sayang are you Ok? Aku minta maaf atas kejadian tadi. Seharusnya aku tadi gak ninggalin kamu lama-lama. Harusnya aku tadi tetap disamping kamu," kata Farrell dengan penuh rasa penyesalan. Karra pun berbalik dan menatap ke arah sang suami. ia pun membelai rahang kokoh suami yang di tumbuhi bulu-bulu halus yang menambah kesan jantan dan sexy pada diri suaminya itu. "Look at me," kata Karra memegang wajah sang suami. Farrell pun memandang wajah wanita yang akan menemaninya hingga ia tua nanti. Dan ia tak akan pernah merasa bosan memandang wajah Karra sampai kapanpun bahkan dari hari ke hari Farrell semakin mencintai isterinya ini. "Jujur aja tadi aku sempat kaget melihat kelakuan mantan kamu. Aku gak nyangka dia bisa bar-bar seperti itu. Padahal dari penampilan aja dia kelihatan berkelas tapi kelakuannya nol besar. Tapi setelah aku mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan itu aku sadar walaupun dia dulu mantan kamu tapi sekarang kamu udah memilih aku buat jadi istri kamu kan. Jadi anggap aja peristiwa tadi cuma sebagai pemicu aku untuk terus menjadi istri yang baik buat kamu. Dan ingat dalam sebuah rumah tangga tidak ada yang sempurna. Pasti banyak masalah yang akan datang setelah ini. Tapi kita kan udah janji satu sama lain untuk terus belajar untuk menjadi orang yang lebih baik lagi. Jadi my possesif husband Farrell Ferdinant jangan pernah merasa jadi suami yang gak baik buat aku. Karena bagiku kamu adalah laki-laki yang sangat penting dalam hidup dan juga sebagai laki-laki terbaik aku selain ayah dan kak Vito tentunya," puji Karra sambil memandang sang suami penuh cinta. "Aku laki-laki paling beruntung sudah mendapatkan istri yang luar biasa kayak kamu. Mungkin di masa lalu aku udah banyak berbuat baik jadi tuhan berbaik hati memberikan aku wanita cantik yang begitu aku cintai ini," kata Farrell sambil mengeratkan pelukannya. "Udah deh gak usah mulai gombalnya. Udah yuk tidur aku ngantuk banget," kata Karra yang mulai memejamkan matanya. "No sayang. Gimana kalau kita buat baby aja. Aku jamin kamu pasti gak akan ngantuk lagi." Wajah Farrell sudah berubah menjadi m***m ketika mengatakan hal itu. "Hahhhh...." Karra tak habis pikir kenapa ia bisa menikah dengan suami yang begitu m***m. Dan kata-kata Farrell terbukti sepanjang malam hanya suara desahan yang terdengar dari kamar mereka hingga waktu menjelang pagi mereka baru selesai karena Karra sudah sangat kelelahan. "I love you sayang," kata Farrell mengecup kening Karra dan kembali terlelap tidur. 2 bulan berlalu dan Karra mulai sibuk dengan pekerjaan barunya. Setelah ia menikah ia memutuskan untuk membuka sebuah butik kecil yang menjual baju-baju yang bagus dengan harga yang tidak terlalu mahal. Hobinya menggambar akhirnya ia salurkan dengan membuat design baju yang ternyata sangat disukai orang-orang. Akhirnya setelah membujuk suaminya yang semakin hari semakin m***m dan over protective padanya untuk mengizinkannya membuka sebuah butik kecil dan akhirnya setelah bujukan serta imbalan dengan setiap hari ia bersedia menuruti kemauan dengan sang suami akhirnya butik ini di buka juga. Dan ini sudah 2 Minggu sejak butik ini dibuka. Dan selama 2 Minggu ini penjualannya cukup baik karena memang sebelumnya Karra menjual baju-bajunya melalui online hingga para pelanggan yang suka membeli online datang langsung ke butiknya. Dan hari ini ia ada janji dengan sahabatnya Luna untuk fitting baju terakhir acara pertunangannya yang akan diadakan akhir Minggu ini. Dan saat ini Karra sedang memakan salad buahnya sambil menunggu kedatangan sahabatnya Luna. Ketika sedang melihat-lihat rekap penjualan butiknya hpnya tiba-tiba berbunyi dan nama Farrell terlihat di layar hpnya. "Ya Rell," jawab Karra ketika mengangkat telepon dari suaminya. "Sayang kamu lagi apa? Udah makan siang belum? Kalau belum kita makan siang bareng yuk?" tanya Farrel tanpa jeda. "Kamu makan siang sendiri aja. Aku lagi nunggu Luna buat fitting baju pertunangannya. Dan setelah itu aku sama Luna juga mau makan siang bareng Febby sama Wanda juga. Kayaknya aku mau kumpul-kumpul bareng sama mereka sampai sore deh. Mumpung mereka ada waktu luang," jawab Karra yang masih memakan salad buahnya. "Yah padahal aku lagi pengin makan siang bareng kamu. Aku tuh kangen banget sama kamu. Apa aku ikut makan bareng aja?" tanya Farrell mulai merajuk. "No Rell aku mau punya me time sama sahabat-sahabat aku. Jadi kamu jangan pakai acara mau ikut segala," ancam Karra sambil menolak permintaan sang suami. "Hahhh....." Lagi-lagi Karra hanya bisa menghela nafas karena Karra tak ingin acara kumpul-kumpul bersama sahabatnya itu terganggu. "Ok...Ok aku gak akan nyusul kamu kesana. Tapi nanti kalau pulang telepon aku aja biar aku jemput," perintah Farrell pada Karra. "Ok tuan Farrell Ferdinant. Udah dulu ya Luna udah datang tuh. Bye. Love you," kata Karra di sambungan telepon. "Love you too," jawab Farrell penuh cinta. Belum selesai Farrell menyelesaikan kalimatnya teleponnya sudah ditutup oleh Karra. "Woooowww Ra aku suka banget sama gaunnya. Bagus banget," puji Luna yang sedang fitting gaun pertunangannya. "Makasi ya Lun. Syukur deh kalau kamu suka sama gaunnya. Soalnya ini pertama kalinya aku buat gaun buat acara pertunangan gitu. Tapi emang dasarnya kamu udah cantik aja jadi pakai baju apapun pasti bagus aja," kata Karra memuji sahabatnya. "Makasih ya nyonya Ferdinant," kata Luna meledek. Karra pun hanya tertawa mendengar ledekan dari sahabatnya itu. Bayangkan saja pertemanan dirinya dengan ketiga sahabatnya sudah terjalin sejak SMP hingga saat ini. Sahabatnya Luna ini yang sempat mencoba menjadi model akhirnya menemukan belahan jiwanya seorang pria asing bernama Andrew ketika Luna sedang berlibur di rumah sang nenek di daerah malang. Dan ternyata Andrew juga sedang berlibur di rumah sang ibu yang merupakan orang asli Indonesia. Dan setelah berpacaran selama 2 tahun akhirnya mereka memutuskan untuk menikah. "Ra, Febby sama Wanda udah mau otw kesana tuh. Kita berangkat sekarang aja yuk?" ajak Luna "Ok. Bentar aku ambil tas dulu," kata Karra yang sedang memasukan barang-barang bawaan ke dalam tasnya. Setelah berpesan pada pegawainya Karra pun mengikuti Luna ke tempat dimana 2 sahabatnya sudah menunggu. "Karra, Luna," teriak Febby salah satu sahabatnya yang terkenal paling heboh. "Febby," panggil Karra yang langsung memeluk sahabatnya itu. "Ya ampun aku tuh kangen banget sama kalian. Kita udah gak kumpul-kumpul lagi sejak Karra menikah," kata Febby antusias dan yang masih memeluk Karra. "Bener juga ya kita udah lama gak ketemu lagi. Habis pengantin baru kita ini selalu dimonopoli sama suaminya. Jadi kita-kita di lupain deh," kata Luna menyindir. "Ihhhh apaan sih Lun. Gak gitu juga kali. Kalian kan tahu sendiri gue sama Farrell pacarannya gak lama jadi setelah nikah kita masih saling beradaptasi. Tapi kalian tenang aja setelah ini kita bakalan sering ngumpul-ngumpul lagi. Apalagi sebentar lagi Princess di geng kita bakalan nikah. Dan nikahnya sama bule yang super ganteng seperti impiannya dulu kan?" kata Karra menyindir Luna. Memang dari dulu Luna memang selalu menjadi primadona di sekolah. Karena memang penampilannya yang modis ditambah lagi wajahnya juga cantik. Dulu ketika sekolah Luna selalu bilang kalau di masa depan nanti ia ingin menikah dengan bule. Dan ternyata impiannya terwujud sekarang. Luna yang mendengar apa yang Karra katakan hanya bisa tersipu malu. Karena memang itu benar adanya. Selain itu walaupun ia berhasil menikah dengan bule tapi Andrew calon suaminya merupakan sosok laki-laki sangat perhatian dan tanggung jawab padanya. Jadi tak ada penolakan dari Luna ketika Andrew melamarnya. "Udah Ra kasihan Luna tuh Ra malu gitu sampai mukanya merah gitu," kata Wanda ikut menyindir Luna. "Hahahaha...." Keempat sahabat itu pun tertawa karena melihat tingkah mereka yang sama-sama absurb. Hingga mereka tenggelam dengan obrolan mengenang tentang masa lalu dan sampai-sampai tak terasa waktu sudah beranjak sore. Ketika sedang asyik mengobrol dengan sahabatnya tiba-tiba suara HP Karra berbunyi. Dan ketika ia melihat nama suaminya tertera disana. "Ya Rell. Ini masih sama anak-anak kok. Ya udah kalau mau jemput. Aku tunggu disini ya. Hati-hati dijalan jangan ngebut." Karra harus selalu mengingatkan suaminya agar tak mengebut di jalan. Setelah mengatakan hal itu Karra pun meletakkan hpnya. "Laki loe Ra?" tanya Febby penasaran. "Iya. Dia mau jemput katanya," jawab Karra sambil meminum orange juicenya. "Laki loe posesif amat ya Ra? Dikit-dikit nelpon loe terus," kata Luna bingung dengan sikap suami sahabatnya itu. "Ya haral maklum aja deh. Emang gitu sifatnya. Aku udah bilangin dia panjang lebar tapi hasilnya sama aja," jawab Karra menjelaskan. "Sorry ya gue kelamaan di toilet. Soalnya gue lagi dapet jadi harus ganti pembalut dulu," kata Wanda yang baru saja keluar dari kamar mandi. "Gak pa-pa kok Da. Emang kalau lagi dapet rasanya gak nyaman," kata Karra mengerti. "Iya sih Ra. Loe lagi dapet juga Ra. Kita kan kalau dapet biasanya barengan kan?" tanya Wanda yang sudah duduk di kursinya kembali. Mendengar kata-kata Wanda tiba-tiba ia ingat jika sudah 1 bulan ini ia belum mendapatkan tamu bulanannya. "Kenapa muka loe panik gitu Ra?" tanya Febby yang bingung melihat perubahan ekspresi yang Karra tampilkan. "Gue jadi ingat kalau gue belum dapat tamu bulanan udah 1 bulan terakhir deh?" jawab Karra panik. "Ra jangan-jangan loe hamil? Loe gak lagi nunda kehamilan kan?" tanya Wanda lagi. "Gue sama Farrell emang gak menunda dan gak buru-buru juga. Gue harus gimana sekarang?" tanya Karra mulai panik. "Loe tenang dulu. Pertama loe harus ngecek apakah loe hamil apa gak? Tadi gue lihat di sebelah ada apotik deh. Gue anterin loe beli testpack dan loe cek apakah hamil apa ga," kata Luna menenangkan. "Ok..." Karra pun mencoba untuk tenang. Kalau ia panik maka ia tidak bisa mendapatkan apa-apa. Setelah itu Luna pun menemani Karra untuk membeli testpack. Dan saat ini ia sudah berada di apartemennya lagi setelah tadi Farrell sudah menjemputnya. Tadi petugas apotik bilang jika bila hasilnya lebih akurat bisa dicoba pagi hari setelah bangun tidur. Jadi Karra akan mencobanya besok pagi dan tahu apakah ia hamil apa tidak. "Sayang kamu mau makan?" tanya Karra pada suaminya yang baru selesai mandi. "Gimana kalau makan kamu aja sayang," kata Farrell dengan wajah mesumnya. Dan setelah itu Karra benar-benar terbuai dengan segala sentuhan dari suaminya itu hingga ia terlelap tidur dalam pelukan sang suami setelah mereka mendapatkan pelepasan yang luar biasa. Happy reading....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD