Bab 15

1122 Words
Farrell baru saja memarkirkan mobilnya setelah ia pulang untuk mengambil beberapa keperluan Karra selama di opname di rumah sakit ini. Akhirnya Farrell memutuskan agar Karra di rawat disini karena dokter bisa mengecek semua kondisi Karra secara menyeluruh. Karena ia tak ingin sesuatu yang buruk menimpa Karra dan calon anaknya. Ia sangat menyesal dengan apa yang ia lakukan sebelumnya dan ia tak ingin melakukan hal yang salah lagi kali ini. Jadi ia akan memberikan yang terbaik untuk Karra dan juga anaknya. Tadi sebelum Farrell kembali ke rumah sakit ia juga sempat membeli kue Bandung pesanan Karra sang istri. Karra sempat meneleponnya untuk membelikan kue Bandung sebelum ke rumah sakit. Karena Karra menginginkan martabak menurut Karra ia sedang ngidam. Farrell hanya bisa tersenyum saja mendengar kemanjaan Karra yang sudah kembali lagi. Dan Farrell dengan senang hati akan mengabulkan apapun permintaan isterinya itu. Farrell pun segera bergegas masuk menuju kamar Karra. Karena Farrell suka jika Karra sudah kembali menjadi Karra yang selalu bergantung padanya. Walaupun Farrell tahu jika istrinya ini adalah tipe wanita yang sangat mandiri tapi semenjak hamil ia begitu bergantung dan manja pada Farrell. Tapi sejak pertengkaran mereka beberapa waktu yang lalu Karra jadi tak pernah manja lagi padanya. Dan itu membuat Farrell sangat suka akan hal itu. @ rumah sakit "Iya Feb gue gak papa kok cuma kaki gue sedikit retak doang kok. Tapi loe tahu sendiri gimana lebaynya Farrell kalau udah gini. Ia malah minta dokter buat cek semua siapa tahu ada yang salah sama gue. Jadi gue nurut aja daripada berantem lagi sama dia. Padahal gue cuma butuh istirahat kok. Jadi gak usah panik gitu dan jangan bilang ke Luna kalau gue di rumah sakit. Loe tahu sendiri kan Luna orangnya panikan dan dia bakalan langsung kesini kalau sampai tahu gue di rawat di rumah sakit. Gue gak mau ganggu bulan madunya. Jadi please Feb jangan sampai dia tahu ya?" pinta Karra memohon. "Hahhh...." Febby hanya bisa menghela nafas ketika mendengar apa yang Karra katakan padanya. Dan apa yang Karra katakan benar juga. Luna sedang menikmati bulan madunya bersama suaminya. Jadi ga mungkin ia menelpon Luna dan malah ganggu bulan madunya. Waktu itu Febby mendengar jika Karra jatuh dari kamar mandi dan ia langsung meneleponnya ketika tahu Karra di rawat di rumah sakit. Dan dengan cepat Febby langsung menceramahinya. Memang diantara para sahabatnya Febby yang paling cerewet dan khawatir kalau terjadi sesuatu pada para sahabatnya. Tapi Karra tahu kalau Febby hanya sayang padanya dan khawatir. "Ok, nanti pulang kerja gue jenguk loe ke rumah sakit ya. Nanti gue ajak Wanda sekalian deh kalau dia gak sibuk," kata Febby di ujung telepon. "Makasih ya Feb loe emang sahabat terbaik gue. Sampaiin juga salam gue buat Wanda. Jangan sampai buat dia khawatir juga. Dan gue tunggu loe kesini," kata Karra sumringah. Setelah menutup telepon dari Febby Karra memilih untuk mengistirahatkan badannya. Sesekali ia mengelus perutnya yang sudah terlihat buncit. Karra mencari posisi tidur yang nyaman karena dengan kaki yang di gips serta perut yang sudah membuncit membuatnya kesulitan untuk tidur. Apalagi ia juga sudah merasa lapar lagi. Untung saja tadi Karra udah meminta sang suami untuk membelikan kue Bandung. Jadi ia bisa langsung memakannya ketika Farrell sampai disini. "Sayang kamu lapar ya? Mama juga lapar kok. Tadi mama udah minta Daddy kamu buat beli makanan buat kita. Jadi kita harus sabar sampai Daddy datang. Tunggu bentar lagi Daddy datang bawa kue Bandung dan kita habiskan semuanya," kata Karra berbicara dengan anaknya dan sambil mengelus perutnya. Sepertinya anaknya mengerti kalau diajak ngobrol. Dan mau menunggu hingga sang Daddy datang. Tiba-tiba pintu kamar perawatan Karra terbuka dan disana Vanesha berjalan dengan anggunnya dan sikap soknya. Sikap yang membuat Karra muak melihatnya. Tapi Karra mencoba untuk bersikap biasa saja. "Ooooo ternyata loe disini. Gue kira loe masih nangis karena Farrell akhirnya sadar kalau keputusannya milih loe salah. Jadi daripada loe sakit nantinya mending loe mundur aja deh sekarang dan serahin Farrell buat gue," kata Vanesha sinis. Karra hanya menggelengkan kepalanya karena perempuan di depannya ini masih saja mengejar-ngejar suaminya. Padahal secara fisik ia lebih cantik daripadanya tapi kenapa ia malah memilih mengejar suami orang. Padahal Karra sudah mencoba bersikap baik pada Vanesha tapi hasilnya nihil. Vanesha tetap saja membencinya. Dan melakukan banyak cara untuk merebut Farrell darinya. "Kalau memang Farrell milih loe, gue dengan senang hati akan mundur teratur," kata Karra mencoba bersabar. " Loe gak lihat kemarin Farrell lebih milih nolongin gue daripada loe? Itu udah bukti kalau Farrell lebih milih gue daripada loe. Harusnya loe tuh ngaca kita itu beda banget. Loe gak ada pantes-pantesnya menyandang sebagai istri Farrell Ferdinant. Karena gue yang pantas menyandang nama itu," kata Vanesha merendahkan Karra. Karra sebenarnya malas meladeni si nenek lampir ini. Sekarang yang ia butuhkan hanya istirahat. Keadaannya benar-benar tak mendukung untuk meladeni Vanesha. Mana sekarang ia merasa lapar dan kakinya sudah terasa ngilu. Mungkin efek obat bius sudah habis sehingga membuat kakinya sakit. "Dengar ya Vanesha yang terhormat gue udah capek ngelayanin loe. Loe mau ngelakuin apapun terserah loe gue gak peduli. Gue pernah bilang kan sama loe kalau Farrell memang suka dan lebih memilih loe gue akan pergi dari hidup Farrell saat itu juga.  Mending loe pergi dari sini. Gue capek liat sifat kekanak-kanakan loe. Gue butuh istirahat dan gue minta tolong loe pergi dari kamar gue," kata Karra mencoba sesopan mungkin. "Loe ngusir gue,"  teriakVanesha geram. Dengan tiba-tiba Vanesha berjalan menuju Karra. Dan tanpa Karra duga Vanesha menarik rambutnya. Tangan Vanesha sudah menjambak rambut Karra dengan kerasnya. Sehingga membuat kepalanya jadi sakit mendapat perlakuan kayak gini. "Vanesh lepasin... Sakit," kata Karra mencoba menarik tangan Vanesha. Tapi Vanesha semakin menjambak rambut Karra dan membuat Karra semakin kesakitan "Vanesha lepasin tangan kamu dari rambut Karra," kata seorang laki-laki dengan marahnya. Sontak Vanesha langsung melepas tangannya di rambut Karra ketika tahu siapa yang memanggilnya. "Farrell," Kata Vanesha kaget. Wajah Vanesha berubah menjadi sangat ketakutan karena ketahuan oleh Farrell atas apa yang ia perbuat pada istrinya. "Pergi dari sini sekarang," Bentak Farrell marah. Vanesha sangat takut melihat wajah marah Farrell. Karena ia tahu jika Farrell marah maka ia akan sangat mengerikan. "Rell ini gak seperti yang kamu lihat," kata Vanesha membela diri. "Vanesh kamu mau pergi sendiri apa perlu aku seret kamu pergi dari sini," kata Farrell penuh amarah. Vanesha tidak punya pilihan lain ia pun meninggalkan ruangan Karra. "Arell," panggil Karra sambil menggenggam tangan Farrell untuk meredakan emosinya. Farrell masih terlihat emosi dan Karra harus meredakan emosi sang suami. Ia tahu jika suaminya ini sudah marah maka akan sangat berbahaya. Apalagi jika kemarahannya ini menyangkut dirinya maka akan membuat dirinya juga akan kerepotan. "Arell stop. Arell aku gak papa jadi please jangan marah-marah lagi," pinta Karra menenangkan suaminya. Farrell pun segera memeluk Karra mencoba meredakan amarahnya "Maaf," kata Farrell penuh penyesalan. Hanya kata itu yang keluar dari mulut Farrell. Karra hanya mengelus punggung Farrell mencoba memberi ketenangan pada Farrell. Farrell pun memeluk Karra lebih erat. Untuk saat ini hanya ini yang bisa Karena lakukan. Semoga masih suka sama cerita ini ya.. Happy reading
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD