"Gimana keadaan Karra Dok?" tanya Farrell yang terlihat sangat cemas.
Saat ini Farrel berada di rumah sakit ketika tahu sang istri pingsan di kamar mandi. Sesampainya di rumah sakit ia pun langsung meminta dokter untuk melihat kondisi Karra dan juga bayi yang ada di kandungan Karra. Karena ia takut sesuatu yang buruk terjadi kepada Karra dan juga anak mereka.
"Mungkin karena kakinya sedikit bengkak dan biru saya menduga jika ada yang retak di kakinya. Dan itu yang menyebabkan sekarang dia demam seperti ini. Saya sudah memberi obat penurun panas untuk membuat demamnya turun. Tapi saya sarankan untuk dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh agar tak ada sesuatu yang buruk kepada pasien. Sekalian juga kita akan cek kandungan pasien. Takutnya pas jatuh ada benturan atau apa yang bisa menyebabkan kandungannya bermasalah," kata dokter memberi penjelasan.
"Dok lakukan apapun jika itu yang tebaik buat istri dan anak saya. Saya tak ingin terjadi hal buruk kepada istri dan anak saya," kata Farrell masih terlihat raut cemas di wajahnya.
"Kalau begitu untuk malam ini kita pindahkan pasien ke ruang perawatan sambil kita tunggu hasil dari pemeriksaan yang kita lakukan. Dan besok jika kondisi pasien sudah membaik maka saya akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh pada pasien," jawab dokter itu tegas.
"Baik dok. Lakukan apapun yang menurut dokter bagus. Dan gak usah memikirkan soalnya. Berikan perawatan yang terbaik untuk istri dan anak saya," kata Farrell yang masih terlihat khawatir.
Sang dokter pun mengangguk tanda mengerti. Dan ia pun segera menjalankan tugasnya untuk memeriksa keadaan Karena sampai nanti akhirnya mereka memindahkan Karra ke ruang perawatan.
Karra mengernyitkan keningnya dan mulai membuka matanya. Ia melihat sekitar dan ketika berbalik ia melihat Farrell ada disampingnya. Karra mulai mengingat kejadian semalam. Kemarin ketika ia mau mandi tiba ia terpeleset dan setelah itu semuanya gelap begitu saja. Hingga akhirnya ia berada di ranjang ruangan yang asing baginya. Tapi setelah melihat secara seksama sepertinya ia tahu jika saat ini ia berada di rumah sakit. Karena ada selang infus yang terpasang di tangannya. Dan ia yakin jika suaminya Farrell yang telah melakukan hal ini.
Karra melihat wajah tampan laki-laki yang sudah menjadi suaminya ini. Karra merasa beruntung mendapatkan Farrell. Karra tahu di luar sana banyak wanita yang tergila-gila pada suaminya. Bayangkan saja selain memiliki wajah yang tampan dan badan yang sempurna, Farrell juga memiliki bisnis yang sukses dan otomatis bergelimang harta. Jadi wajar saja banyak wanita di luar sana ingin memiliki Farrell. Bahkan setelah akhirnya Farrell menikah dengan dirinya sepertinya wanita di luar sana tak peduli dengan fakta bahwa Farrell adalah pria beristri. Bagi mereka Farrel adalah aset penting yang dapat membuat hidup mereka menjadi nyaman. Tapi Karra yakin suaminya tak akan pernah menduakannya. Karena dari sikapnya selama ini pada Karra Farrell begitu over protective pada Karra. Bahkan bisa di bilang Farrell langsung jealous bila Karra berbicara atau bertemu dengan cowok lain. Jadi Karra tak pernah pusing jika suaminya disukain banyak wanita di luar sana karena seorang Farrell Ferdinant sudah begitu mencintai Karra Ferdinant.
Karra kembali mengingat kejadian yang semalam. Apa Farrell masih marah padanya? Apa Farrell masih menyalahkannya? Pikiran-pikiran itu terus saja berputar di kepalanya. Sampai-sampai ia tak sadar kalau Farrell sudah membuka matanya. Dan menatap Karra penuh cinta.
"Sayang are You ok?"
Kata-kata Farrell menyadarkan lamunan Karra. Ia melihat bagaimana cemasnya Farrell saat ini.
" Aku gak papa Rell," kata Karra yang sudah membelai wajah suaminya itu.
Farrell memejamkan matanya menikmati bagaimana Karra membelai wajahnya penuh rasa sayang. Hal-hal kecil seperti inilah yang membuat Farrell tak pernah bosan untuk mencintai Karra. Bahkan ia sangat suka dengan perlakuan kecil yang Karra lakukan padanya.
"Rell aku mau jelasin soal yang kemarin. Kemarin itu cuma salah paham. Tapi benar aku gak ngelakuin apa yang Vanesha tuduhkan sama aku. Aku tahu Vanesha itu sahabat kecil kamu tapi kalau aku boleh jujur dia itu gak pernah suka sama aku. Bahkan dia pernah bilang sama aku bakal rebut kamu dari aku. Padahal aku gak pernah sedetikpun berbuat kasar padanya. Tapi semalam dia benar-benar berbuat kasar sama aku dan hampir membuat anak kita dalam bahaya jadi aku harus membela diri buat ngelindungi anak kita. Aku harap kamu percaya sama apa yang aku omongin. Dan gak marah sama aku," kata Karra mencoba menjelaskannya pada Farrell.
"Cupppp......."
Tanpa Karra duga Farrell mengecup bibir Karra.
"Aku percaya sama kamu jadi jangan pernah menyalahkan diri kamu. Aku gak mau terjadi sesuatu sama kamu dan anak kita," kata Farrell sambil mengelus pipi cubby Karra
Karra pun segera memeluk erat Farrell. Ketika itu tiba-tiba perut Karra berbunyi tanda kalau ia lapar.
"Aku suapin kamu makanan ya? Kamu pasti lapar," kata Farrell ketika tahu kalau isterinya ini lapar.
Dengan malu-malu Karena pun mengangguk jika ia benar-benar lapar saat ini. Kehamilannya ini membuat tubuhnya menjadi besar karena ia sering sekali kelaparan seperti saat ini.
Ketika Karra mencoba untuk duduj dia merasakan kakinya sakit sekali.
"Awwwww....."
Karra berteriak ketika merasakan kakinya sakit. Farrell pun langsung mendekati Karra dan melihat keadaannya.
"Kamu disini aja biar aku panggil dokter dulu," kata Farrell dengan raut memerintah.
Karra pun hanya patuh aja dengan perintah yang suaminya berikan. Karena memang kakinya benar-benar sakit.
Tak berapa lama dokter datang bersama seorang perawat untuk melihat kondisi Karra.
"Kondisi ibu Karra sudah membaik. Tapi hari ini saya akan melakukan pengecekan kondisi ibu Karra secara menyeluruh untuk mengetahui apakah ada dampak yang terjadi ketika ibu Karra terjatuh kemarin," kata dokter itu menjelaskan.
"Lakukan apapun untuk kebaikan istri saya dok," pinta Farrell dengan sungguh-sungguh.
"Baik kalau begitu biar saya persiapkan semuanya," kata dokter itu.
Dokter dan suster itu sudah pergi dari kamar perawatan Karra dan menyiapkan pemeriksaan lanjutan untuk Karra. Setelah dokter dan suster itu keluar, Farrell membantu sang istri makan.
"Rell mau?" tanya Karra menawarkan sandwich yang ia makan pada Farrell.
" Kamu habiskan aja sayang," kata Farrell meminta Karra menghabiskan makanannya.
"Ok," jawab Karra yang sudah memakan sandwichnya kembali.
Karra pun menghabiskannya seorang diri. Karra selalu suka makanan yang dibuatkan oleh Farrell. Bisa dibilang suaminya lebih jago dalam hal memasak daripada dirinya. Dan hal itu yang membuat Karra tambah cinta pada Farrell.
"Rell turunin aku. Aku bisa jalan sendiri," kata Karra meronta dalam gendongan Farrell
Saat ini Farrell membawa Karra ke sebuah ruangan untuk mengecek keadaan Karra. Walaupun ada kursi roda tapi Farrell memilih untuk menggendong istrinya karena jaraknya yang tidak jauh dari ruang perawatan Karra. Farrell hanya tak mau terjadi sesuatu pada Karra dan bayinya.
Tapi yang membuat Karra malu karena dari ruang perawatan sampai ruang pemeriksaan Farrell menggendongnya. Yapsss menggendongnya. Ia malu karena pandangan orang-orang yang mereka lewati.
Disinilah Karra berada di sebuah ruang perawatan untuk Karra. Setelah dilakukan pengecekan dokter meminta Karra untuk menginap di rumah sakit ini 2-3 hari ke depan. Karena kakinya mengalami keretakan. Jadi ia akan dipasang gips. Dan disinilah ia berada bersama mama dan papanya Farrell. Mereka langsung kesini setelah Farrell meneleponnya.
"Ma... Pa... Maaf Karra jadi ngerepotin mama dan papa. Ini gara-gara Arell pasti yang minta papa sama Mama kesini," kata Karra merasa tidak enak.
" Sayang harusnya kamu telepon mama kalau ada apa-apa. Dan kamu gak pernah ngerepotin mama sama papa kok," kata mama Farrell dengan senyum cantiknya.
" Iya Ma," jawab Karra bahagia.
Ketika Farrell memperkenalkan Karra kepada kedua orang tuanya, entah kenapa mereka juga langsung jatuh cinta padanya terutama sang mama. Apalagi sejak Karra hamil seperti ini ia menjadi lebih perhatian pada Karra. Sang mama selalu menganggap Karra seperti putri mereka sendiri. Dan Karra merasa beruntung bisa merasakan kasih sayang orang tua dan menjadi menantu kesayangan kedua orang tua Farrell.
Tak berapa lama mama dan papanya pulang karena Papanya harus kembali ke kantor. Dan Karra pun kembali sendiri karena Farrell sedang pulang mengambil baju dan keperluan Karra lainnya.
Karra sedang menonton tv ketika itu ia melihat Vanesha masuk ke kamar perawatannya.
"Mau apa loe kesini?" tanya Karra tidak suka.
" Gue cuma mau lihat gimana wajah orang yang kalah," kata Vanesha sinis.
Karra mencoba untuk bersabar tidak ada untungnya meladeni si nenek lampir ini.
"Loe bisa tahu kan Farrell lebih milih gue daripada loe. Dan gue yakin Farrell akan jadi milik gue sebentar lagi. Dan ini peringatan gue buat loe. Jangan sampai gue ngelakuin yang lebih parah dari loe. Dan jangan salahin gue kalau loe bakalan kehilangan Farrell juga bayi loe," kata Vanesha dengan sinis
"Vanesha." Panggil seseorang yang sangat mereka kenal
Terdengar suara yang sangat dikenal Vanesha. Ia pun berbalik dan melihat wajah marah Farrell.
"Farrell........????!!!!!!!"
Wah si nenek lampir ketahuan nih??
Gimana reaksi Farrell??
See you next chapter....
Happy reading