“Daddy,” panggil Bianca lirih. Tatapan kedua insan yang sedang berada di puncak kegundahan hasrat yang tiba-tiba naik itu bertemu. Nathan menatap wanitanya yang kini berbaring di bawah kuasanya. Wajah Bianca yang memerah dan pasrah membuat wanita itu terlihat seksi dalam sudut alami. Tapi, Nathan menangkap sesuatu yang lain di netra bening Bianca yang sudah tampak sangat sayu. Ada kegamangan di sana. Ya, Bianca pasti sedang bingung. Nathan turun dari atas tubuh Bianca. “Kita lanjutkan kapan-kapan aja,” ucap Nathan mencoba mengendalikan diri. “Ta-tapi ....” Ada sedikit rasa kecewa bercampur lega dalam nada suara Bianca. Nathan menoleh ke arah Bianca. “Aku tau kamu belum siap. Aku ngerti kok.” “Ta-tapi ....” “Gak papa. Aku ngerti. Kita tidur aja ya. Aku capek. Sini, aku peluk.” Nath