Warna yang Dipertentangkan Matahari bersinar cerah di atas Jakarta, memancarkan sinar keemasan di jalanan yang ramai. Giano duduk di sofa ruang tamu, wajahnya berkerut merenung. Di depannya, Shena berdiri dengan tangan terlipat di d**a, menatapnya tajam. “Giano, aku sudah bilang! Aku mau warna pink untuk dekorasi pernikahan kita!” seru Shena dengan nada tegas. “Tidak! Warna pink itu terlalu mencolok. Ini pernikahan, bukan pesta ulang tahun!” Giano memprotes, suaranya meninggi. “Aku ingin warna biru, yang lebih elegan.” “Biru? Kenapa harus selalu biru? Kenapa tidak bisa sedikit lebih ceria?” Shena mendesak, suaranya mulai bergetar. “Ini adalah hari kita, Giano!” “Hari kita? Sepertinya ini lebih mirip harimu, Shena!” Giano menjawab dengan nada sinis. Pintu terbuka, dan Gressa, ibu Gian