Giano menghela napasnya kasar melihat ibunya yang sedari tadi selalu saja menangis, hanya karena melihat Grace yang menikah. Lagian Grace menikah juga dengan anak teman ayahnya. Dan yang pastinya Grace akan selalu datang ke rumah dan tidak akan lupa dengan yang namanya rumah. “Ma, ini hari bahagia Grace. Mama tidak seharusnya selalu menangis seperti ini. Apalagi melihat Grace yang berdiri di altar dengan gaun yang sangat cantik sekali. Tapi ibunya malah menangis terus melihat Grace yang sudah menikah. Seharusnya ibunya merasa senang Grace sudah menikah di usia Grace yang sudah seharusnya menikah. Kakaknya itu menikah di usia dua puluh empat tahun. Usia yang memang sudah sewajarnya untuk menikah. Bukan malah ibunya menangis dan terus mencoba menghapus air matanya. “Ma, hentikan tangisan