Setelah Krisna selesai menelepon, Adiba menurunkan ponselnya diikuti bahu merendah. Ia mendesah lelah lalu melirik Rama yang tertidur lelap di sisinya. Ia usap rambut anak itu sambil terbayang si ayah Rama. Setelah menghabiskan waktu bersama Krisna, ia menyadari segenap hati dan jiwanya merindukan pria itu. Ia tahu Krisna sangat mencintainya, tetapi ia tidak merasa bahagia. Kekhawatiran dan ketakutan selalu menyelimuti perasaannya. Ingin ia enyahkan, tetapi tidak bisa. Mungkin selama ayah dan kakaknya serta Tuan Mahmud masih hidup, ia tidak akan pernah bahagia. Juga Prabu Nareswara, satu orang lagi yang sangat ditakutinya. Tubuh Adiba bergidik ngeri terbayang orang itu. Ia segera menaruh ponselnya ke nakas, lalu bersiap tidur bersama si kecil. Besok ia harus punya energi ekstra, karena 'b