Adiba terkejut oleh tindakan Krisna. Ia ditarik dan disandarkan dengan kasar ke dinding. "Apa yang .... Tidak! Jang-hmmpphh!!" Krisna membungkam teriakannya dengan ciuman kasar dan penuh nafsu hingga embusan napasnya kencang memburu. Suara lembut Adiba berubah dari pekikan lalu menjadi engahan dalam satu detik. Krisna menekan tubuh Adiba dengan seluruh tubuhnya yang jauh lebih tinggi dan kekar. Ia abaikan protes Adiba, meskipun kepalan tangan halus memukulinya, berkali-kali ia tangkap dan genggam lalu lepas lagi, kembali ia tangkap hingga Adiba tak berkutik. Hentikan! Hentikan! Bukankah kamu hanya ingin bicara, Mas? Kenapa kamu melakukan ini? pinta Adiba dalam relung hatinya. Namun, apalah suara itu, tak ada yang mendengar. Adiba takut. Lama-lama ... semakin lama ... ia semakin tidak bi