Pagi ini Nayla sudah menyiapkan sarapan sebelum berangkat ke sekolah.
Setelah selesai menata makanan dimeja makan, Nayla berniat untuk memanggil Fatan. Namun langkahnya terhenti ketika melihat Fatan berjalan di anak tangga.
" Kak Fatan, ayo sarapan dulu kak." Ajak Nayla ketika Fatan berjalan menuju meja makan.
Namun Fatan tidak menggubris perkataan Nayla. Dia langsung duduk dan menyantap makanan nya dalam keheningan.
Nayla hanya mampu diam dan ikut sarapan di meja yang sama.
" Gue udah selesai, gue berangkat." Ujar Fatan.
" Kok gak dihabisin makanan nya kak?" tanya Nayla melihat Fatan yang hanya sedikit memakan makanannya.
" Gue kenyang." Jawab Fatan ketus.
Setelah itu Fatan pun pergi berangkat ke sekolah.
Sedangkan Nayla dia langsung membersihkan meja makan dan menata piring kotor di dapur.
" Duh udah jam tujuh lagi, bentar lagi bel masuk." Ucap Nayla sedikit panik.
" Aku harus cepat-cepat." Nayla pun langsung berlari keluar rumah namun dia tidak melihat sopirnya.
" Duh, pak Ujang dimana lagi? Mending aku cari angkutan umum aja deh." Putus Nayla.
Nayla berjalan dengan tergesa-gesa menuju halte bus. Sampai-sampai dia tidak terlalu memperhatikan jalanan.
Tinnnnn
Akhh....
" Lo gak apa-apa?" tanya orang yang hampir menabrak Nayla tadi.
" Aku gak apa-apa kok kak. Cuma sedikit kaget aja." Jawab Nayla.
" Lo Nayla kan? adek kelas yang sering dimarahi Fatan?" tanya pria tersebut ketika memperhatikan Nayla.
" I...iya kak." Jawab Nayla gugup.
'" kenalin gue Kevin, kakak kelas Lo juga." Kevin mengulurkan tangannya kearah Nayla.
Tak butuh waktu lama, Nayla langsung menerima jabatan tangan dari kevin.
" Nayla kak."
" Lo mau ke sekolah kan? bareng aja yuk! bentar lagi udah mau masuk nih." Kevin menawarkan tumpangan pada Nayla.
" Enggak usah kak, aku gak mau ngerepotin." Jawab Nayla cepat.
" Gak usah sungkan. Ayo cepat naik! nanti kita telat."
" Hhmmm, yaudah deh."
Kevin pun melajukan sepeda motor nya ke sekolah. Dan untungnya mereka sampai tempat waktu.
" Makasih ya kak." Ucap Nayla setelah turun dari motor Kevin.
" Sama-sama Nay. Lain kali kalau Lo butuh tumpangan, gue siap kok numpangin Lo." Jawab Fatan sambil tersenyum manis.
" Eh,gak usah kak. Nanti Kakak malah repot." Balas Nayla tak kalah manis pula senyumnya.
Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang dari tadi melihat interaksi mereka berdua.
" Cih, mungka nya aja yang sok polos, tapi sikapnya murahan." Ucap orang yang melihat tersebut.
°°°
Ketika pelajaran sedang berlangsung, Nayla tiba-tiba kebelet mau ke kamar mandi.
Dia pun meminta izin kepada guru yang mengajar di kelasnya untuk pergi ke kamar mandi.
Di jalan,Nayla tak sengaja berpapasan dengan Fatan yang baru saja keluar dari kamar mandi.
" Kak Fatan." Kaget Nayla.
" Kak Fatan habis dari mana?" pertanyaan polos tersebut sukses meluncur dari bibir Nayla.
" Lo gak lihat apa gue dari mana. Pake nanya segala." Jawab Fatan ketus.
" Eh iya kak, maaf."
" Maaf-maaf Mulu. Depan gue aja Lo yang sok polos, di depan cowok lain Lo kegatelan."
Nayla kaget mendengar kata terakhir yang diucapkan Fatan.
" Kegatelan? maksud kakak apa? aku gak ngerti?" Tanya Nayla yang berusaha menahan rasa sakit dihatinya.
Fatan mencengkeram lengan Nayla keras dan menyandarkan punggung wanita itu ke dinding.
Nayla merintih menahan sakit di lengannya.
" Lepasin kak Fatan! lengan aku sakit." Ucap Nayla yang suaranya sudah bergetar menahan tangisan yang kapan saja bisa meledak.
Namun Fatan tak mengindahkan rintihan Nayla tersebut.
" Apa perlu gue perjelas lagi, kalau Lo itu WANITA MURAHAN." Ujar Fatan penuh penekanan.
Air mata Nayla langsung terjatuh diatas pipi bersih nya mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Fatan.
" Ke... kenapa kak Fatan nuduh aku kayak gitu." Ucap Nayla bergetar.
" Halah, gak usah sok gak tau deh Lo . Udah berapa banyak laki-laki yang udah Lo ajak jalan." Ucap Fatan lagi tanpa melepaskan cengkraman nya dari lengan Nayla.
" Aku gak pernah jalan sama laki-laki manapun kak. Kenapa kak Fatan nuduh aku kayak gitu." Nayla masih berusaha menahan rasa sakit di lengannya sekaligus di hatinya.
" Gak usah bohong deh Lo."
" Aku gak bohong kak, aku gak seperti apa yang kak Fatan tuduhkan, hiks." Dan pertahanan Nayla pun runtuh. Dia menangis didepan Fatan.
" Gak usah cengeng Lo. Buktinya tadi pagi Lo berangkat bareng cowok kan? gak diantar sama pak Ujang. Apa jangan-jangan selama ini Lo emang gak pernah berangkat bareng sopir lagi." Tuduh Fatan lagi.
" Itu gak seperti yang kakak kira. Tadi itu aku gak lihat pak Ujang dirumah, mangkanya aku ingin pergi sama angkutan umum. Tapi gak sengaja aku ketemu kak Kevin dijalan, mangkanya dia kasih tumpangan ke aku." Jelas Nayla panjang lebar.
" Halah, alasan Lo doang itu mah. Mana ada maling yang mau ngaku."
" Tapi itu yang sebenarnya kak." Nayla mencoba meyakinkan Fatan.
" Gue gak akan pernah percaya sama kata-kata Lo. Lo itu emang wanita bermuka dua, MURAHAN." Ucap Fatan dengan menekan kan kata-kata di akhir kalimat nya.
Fatan pun melepaskan cengkraman tangannya dari lengan Nayla dan pergi dari hadapan Nayla tersebut.
Nayla terdiam mendengar setiap kata-kata yang diucapkan Fatan tersebut.
Rasa sakit di lengannya tak sebanding dengan rasa sakit yang ditorehkan Fatan di hatinya.
Air mata yang belum sempat mengering di pipi nya, kembali dibasahi oleh air mata baru.
Hati Nayla terasa sangat sakit sekali.
Wanita murahan? Kegatelan? Bahkan Nayla aja gak pernah dekat sama cowok apa lagi pergi jalan.
Nayla masuk ke kamar mandi agar tidak ada seorang pun yang melihatnya sedang menangis.
Nayla terduduk dilantai kamar mandi tersebut.
Air matanya sudah membanjiri wajahnya.
Hiks...
Hiks...
Hiks...
Isakan demi isakan mulai keluar dari dari mulut Nayla.
Nayla masih membenamkan wajahnya di atas lutut yang di tekukkan.
" Kenapa kak Fatan malah nuduh aku kayak gitu, hiks." Ucap Nayla disela tangisannya.
" Apa salah aku sama kak Fatan? Kenapa kak Fatan selalu benci sama aku, hiks." Nayla masih saja menangis memeluk dirinya sendiri.
" Woi siapa didalam? cepetan dikit lah, diluar lagi pada ngantri nih." Teriakan seseorang dari balik pintu kamar mandi.
Nayla langsung menghapus cepat jejak air mata di pipinya. Dia pun berdiri dan membuka pintu.
"Lo rupanya, ngapain sih Lo lama banget didalam." Ujar Jelsy yang ternyata sudah mengantri di luar.
" Eh,Lo habis nangis ya? habis diputuskan pacar ya? Hahaha kasihan amat sih Lo." Ledek Jelsy.
Nayla tidak ada niat untuk melayani Jelsy. Tanpa mendengar ocehan Jelsy, dia langsung pergi dari tempat tersebut.
" Eh Lo, orang lagi ngomong malah main pergi aja Lo. Dasar adek kelas gak punya etika ya Lo." Teriak Jelsy yang kesal sama Nayla.
Namun Nayla tak menghiraukannya. Yang dia pikirkan sekarang yaitu dia ingin sendiri. Dan tujuan dia sekarang yaitu, taman sekolah. Karena di situ tempat nya sepi dan sangat cocok untuk menyendiri.
Nayla langsung mendudukkan tubuhnya di bangku di taman tersebut.
Nayla duduk dengan pandangan kosong kedepan.
Air mata Nayla kembali menetes ketika mengingat kembali perkataan Fatan tadi.
" Ayah, ibu, nenek, kenepa kalian tega ninggalin Nayla sendiri,hiks."
" Nayla kangen sama kalian."
Hiks...hiks...hiks...
" Nenek, kak Fatan dia benci sama Nayla nek. Dia selalu nyakitin hati Nayla, hiks." Adu Nayla seolah-olah dapat didengar oleh neneknya.
Disela tangisannya, sebuah sapu tangan terulur didepan wajahnya.
Nayla pun mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang memberikan sapu tangan tersebut.
°°°