Pukul sepuluh malam, Jenita keluar dari kamar tidur El. Ia berniat mengambil air putih untuk mengobati dahaganya. Melewati ruang tengah, ia menemukan Tian tertidur dengan sebuah buku di pangkuan. Jenita mendekat, mengambil buku ber-cover pendiri perusahaan ponsel merek terkenal dan meletakkannya di meja. “Kenapa Abang tidur di sini?” gumam Jenita sembari memerhatikan wajah Tian, yang tampak tak terusik dengan kehadirannya. Jenita berniat membenarkan posisi Tian agar berbaring. Namun baru saja tangannya menyentuh kepala Tian, lelaki itu justru membuka mata. Dua pasang mata itu saling memandang tak terelakkan. Untuk beberapa saat, tidak ada yang membuka suara di antara mereka. Hanya suara jarum jam yang mengisi kesunyian ruangan itu, disertai suara hewan-hewan malam yang saling bersahutan