Langkah kaki Diana dan Elang seketika berhenti, begitu mendengar suara El. Tubuh keduanya lantas berbalik, dan mendapati El yang berdiri di tengah tembok pemisah antara ruang tamu dan ruang keluarga. Diana membelalakkan mata, saat melihat sosok El. Yang pernah dilihat Diana, sosok El adalah bocah tampan, dengan bola mata yang menurun dari Ayah biologisnya. Diana tidak pernah mengira, jika ternyata El adalah seorang anak yang tumbuh dengan fisik yang tak sempurna. Tangan kiri bocah itu hanya sampai sebatas siku. Diana membekap mulutnya tak percaya. Perlahan, wanita itu melangkah mendekati El yang menatapnya dengan sorot kebingungan. d**a Diana seperti dihujam sembilu beracun, menyaksikan kondisi fisik El yang tidak sempurna. Air matanya sudah tak bisa lagi dibendung, dengan derasnya jatuh