Dengan langkah tegas, Tian melangkah ke dalam ruang tamu rumahnya. Tidak ada senyuman di wajah tampan itu. Rahang Tian justru mengeras, disertai kedua alisnya yang hampir menyatu, menahan amarah. Tian tak suka dengan tamu-tamu yang mendatangi rumahnya pagi ini. Beruntung sebuah berkas penting tertinggal dan membuatnya harus memutar arah, sehingga bisa melindungi Jenita dari kepungan keluarga Hirawan. Tian kini sudah duduk persis di sebelah Jenita. Menggenggam jemari wanita yang dicintainya itu dengan erat. “Perlu kalian tahu, jika saya dan Jenita akan menikah dalam waktu dekat.” Tian berkata dengan amat sangat tenang. “Jadi kalian tidak perlu mengkhwatirkan jika menantu Hirawan, yakni Elang Bimantara akan meninggalkan Diana Hirawan.” Tian menoleh pada Jenita dan memberikan senyuman terman