Setiap orang punya cara masing-masing mengatasi sakit hati mereka. Banyak perempuan akan menangis atau meratap. Atau bahkan marah- marah meluapkan kekecewaan mereka. Namun, untuk Esteva yang sudah melewati tahap itu dan tahu bahwa tangisan tidak akan mengubah apa pun, akan bereaksi berbeda.
Ia sudah pernah mengalami didorong keluar rumah dan pintu dibanting di depan wajahnya. Ia menggedor-gedor dan berteriak, "Buka pintunya!" Tetapi tidak ada seorang pun membukakan pintu untuknya. Alih-alih ia mendapat lirikan sinis dari orang sekitar, tentang betapa memalukan tingkahnya dan dia pantas diperlakukan demikian.
Ketika ibunya menyerahkannya pada Andreas —yang kala itu pria tidak dikenalnya, Esteva sama sekali tidak mengerti kenapa seorang ibu menjauhkan anaknya sendiri. Apakah ia sangat mem
