Chapter 3

1261 Words
Seorang pria paruh baya terlihat sedang menikmati teh yang tersaji di hadapannya, senyumannya tidak lepas saat menyesap sedikit teh hijau kesukaannya. Di sisinya sudah duduk seorang pria tampan bersurai panjang menatap dingin sekitarnya. Ryu datang tepat ketika pria tampan itu sudah terlihat jengah menunggu. "Apa kabarmu, Ryu?" sapa pria paruh baya itu dengan senyuman merekah di wajahnya. "Baik," jawab Ryu singkat, tatapan tajamnya kini menatap pria bersurai panjang di hadapannya. "Lama sekali kau datang, Ryu. Apa wanita itu lebih penting daripada kedatangan kami?" tanya pria bersurai panjang itu. "Ya." Jawaban singkat Ryu benar-benar membuat pria paruh baya di depannya tertawa. "Kau benar-benar sudah berubah, Ryu. Aku telah memilihkan banyak wanita padamu, tapi kau bahkan tidak melirik mereka. Dan sekarang para istrimu kau berikan pada Ichiru? Apa kau sadar telah melakukan kesalahan, Ryu?" ujar pria paruh baya itu masih dengan senyuman menghiasi wajahnya. "Tidak ada yang salah," jawab Ryu singkat dan raut wajahnya menjadi datar. "Kau memberikan mereka bertiga seperti barang saja," kekeh pria bersurai panjang itu. "Mereka memang barang," jawab Ryu acuh tak acuh. "Kalau begitu, kuterima semua barang yang kau berikan," kekeh pria bersurai panjang itu. "Ayah, Ichiru, Eve adalah milikku." Pria paruh baya dan bersurai panjang itu saling beradu pandang lalu tertawa. "Hahaha, jarang sekali kau melindungi sesuatu. Aku tidak bisa membantahmu, kakak ipar sangat menyayangimu. Dan lagi pula ketiga anak kakak ipar saat ini sedang di sekitarmu, akan menjadi masalah jika aku mengganggumu," jawab pria paruh baya itu. Sousaki D'Acretia, ia adalah Ayah Ryu yang berdarah campuran dari Jerman dan Jepang. Menikah dengan Namie Gremory D'Acretia yang merupakan adik dari Shizuku Gremory Kanae. Orangtua angkat Nero, Xavier dan Vicente. Sousaki memiliki dua orang putra yakni Ichiru D'Acretia Roulette dan Ryu D'Acretia Roulette.      Ichiru D'Acretia Roulette merupakan salah satu Eksekutif menengah di keluarga Mafia Roulette, ia memiliki talenta yang melebihi Ryu dari segi apa pun. Sedangkan Ryu, ia tidak menyukai dunia yang dimasuki Ichiru. Ryu hanya ingin hidup tenang dengan menghabiskan seluruh hidupnya dengan seseorang. Akan tetapi, Shizuku yang menyayangi Ryu mengangkat Ryu menjadi salah satu eksekutif menengah seperti Ichiru. Karena itu, ia diberikan gelar Roulette dan sangat dihormati oleh semua jajaran mafioso Roulette. "Eve dalam perlindungan Xavier, Nero dan Vicente." Perkataan Ryu membuat Sousaki mengerjapkan kedua matanya. "Apa yang telah dilakukan wanita itu sampai mereka bertiga melindunginya?" tanya Ichiru menatap heran ke arah adiknya itu. "Aku tidak tahu," jawab Ryu yang masih saja memasang wajah datarnya. Sousaki kembali menyeruput teh hijau miliknya, sepertinya ia akan gagal untuk menggagalkan pernikahan putra keduanya itu. Karena Sousaki tidak mengetahui identitas wanita yang akan menikah dengan Ryu, baginya Ryu berhak mendapatkan yang terbaik dalam hidupnya. "Mengapa kau menikahinya?" tanya Sousaki yang penasaran. "Cinta," jawab Ryu terang-terangan. Seperti biasa Ryu tidak bisa ditebak, bahkan Ichiru selaku kakaknya sulit mengerti sifat adiknya itu. Sousaki tersenyum miris, ia bahkan jadi teringat akan mendiang istrinya yang ia cintai. Namie Kanae Gremory selaku ibu kandung Ryu dan Ichiru telah lama meninggal karena penyakit yang telah lama diidapnya. "Ryu, apakah wanita itu wanita baik-baik?" tanya Sousaki. "Terlalu baik," jawab Ryu sambil menerawang, ia mengetahui semua apa yang terjadi pada Eve sekecil apapun itu. "Jadi, alasanmu menikahinya karena kau ingin melindunginya?" Ichiru menarik kesimpulan. "Aku ingin memilikinya sendiri." Raut wajah Ryu kembali datar seperti memupuk kembali dinding tak kasat mata yang ia buat. Ichiru dan Sousaki hanya tertawa kecil mendengar jawaban Ryu, Ryu adalah anak kesayangan mereka semua. Apapun mereka akan lakukan untuk kebahagiaan Ryu. Ryu hanya menghembuskan napasnya lega setelah mengetahui kedua orang di hadapannya mengurungkan niat mereka untuk mengganggu Eve. "Aku ingin menemuinya," ujar Ichiru sambil bangkit dari duduknya. "Tidak ada yang boleh menemuinya selain diriku sebelum kami menikah!" ucapan Ryu yang terdengar dingin itu mengusik kesenangan Ichiru. "Kau terlalu protectif padanya, Ryu," jawab Sousaki. "Duduk," ujar Ryu datar sambil menatap kakaknya yang tampan itu. "Kau benar-benar menyebalkan, Ryu," gerutu Ichiru sambil duduk menopang dagu. "Jangan mengganggunya." Ucapan Ryu kali ini memang sebuah perintah mutlak untuk kedua orang di depannya. Sousaki dan Ichiru hanya bisa menghembuskan napas mereka dengan kelakuan Ryu. Ryu mengambil ponsel miliknya dan melihat pekerjaan para bawahannya untuk mendekorasi pernikahannya besok. Dan memang terlihat sempurna baginya, dan mungkin besok akan menjadi hari yang panjang untuk Eve. Mengingat ia mengundang semua orang yang berhubungan dengan keluarga Mafia Roulette, terutama Rosaline yang merupakan ibu kandung Eve.   *** Hari yang telah dinanti-nanti Ryu telah tiba, pesta pernikahan yang begitu mewah diadakan di ballroom sebuah hotel ternama di Los Angeles. Pakaian oleh kedua pengantin pun berbeda, Eve yang memakai yukata berwarna merah dengan hiasan bunga besar yang berada di kepalanya. Sedangkan Ryu juga memakai yukata berwarna senada, tidak ada sentuhan modern dalam pakaian mereka berdua. Ryu yang besar di Jepang lebih mengedepankan tradisi tanah kelahirannya meski berdarah campuran. Sedangkan Eve, ia hanya bisa menuruti apa yang diinginkan Ryu. Rasa gugup tentu saja ada, Eve tidak memugkiri kegugupannya. Entah mengapa hatinya begitu gelisah hari ini, mungkin hari ini akan menjadi hari yang panjang untuknya. "Apa Nona siap?" tanya seorang wanita paruh baya yang tersenyum ke arahnya. "Ya," jawab Eve sambil membalas senyuman ke arah wanita itu. Wanita berpakaian kimono hitam itu mengangguk lalu mempersilakan Eve untuk keluar dari ruangan. Wajahnya yang sama sekali tidak terlihat seperti orang Asia semakin membuat orang lain penasaran. Wajahnya yang cantik dan begitu lembut dilihat secara bersamaan membuat dirinya terlihat semakin cantik saat memakai yukata berwarna merah itu. Perias membuatnya sebisa mungkin merias wajahnya untuk menjadi seperti wanita Asia pada umumnya. Dan usaha mereka tidak sia-sia, meski tetap wajah Eropa milik Eve lebih kuat terlihat. Prosesi pernikahan menggunakan adat Shinto, sehingga hanya keluarga terdekat saja yang dapat melihat prosesi pernikahan tersebut. Setelah proses pernikahan selesai, pesta besar pun dimulai. Para tamu undangan diperbolehkan masuk dan menemui sang pengantin. Para awak media pun tak luput untuk meliput pernikahan Ryu dan Eve. Tidak ada yang tidak mengenali Heavenia Valkyrie, pemerintah pun mengetahui siapa Eve sebenarnya sehingga pernikahannya pun tak luput dari media masa. Kematian Eve tidak ada yang mengetahui selain keluarga Verleon, kerabat, para karyawan perusahaan dan orang-orang pemerintah. Karena Eve menjalankan misi khusus dari pemerintah Amerika Serikat. Semua orang terlihat gempar saat melihat Eve yang dinyatakan masih hidup, maka dari itu orang-orang berbondong-bondong untuk datang dan melihatnya sendiri termasuk Ivy yang saat ini berada di hadapan Eve. "E-eve." Eve memiringkan kepalanya sedikit. Ia tahu hari ini akan datang, hari di mana ia akan bertemu kembali dengan kembarannya itu. Akan tetapi, ia tidak menyangka jika akan datang secepat ini. "Mengapa kau masih hidup?" Mata Ivy terlihat berkaca-kaca saat menatap Eve yang sama sekali tidak bergeming. Eve melirik wanita cantik di sebelah Ivy, wajahnya yang terlihat lembut membuat Eve merasa tenang. Pandangannya kembali ke arah Ivy saat wanita itu memegang tangan Eve dengan erat. "Bagaimana bisa?" tanya Ivy yang saat ini menatap Eve dengan serius. "Bella Verleon dan Heavylia de Randlof, senang bisa bertemu dengan kalian berdua. Maafkan aku yang tidak bisa mengingat kalian karena saat aku hampir mati dan kerusakan dalam otakku mencapai lima puluh persen. Jadi semua ingatanku sebagian terhapus, mungkin ada beberapa yang akan kembali dalam ingatanku., tetapi ... kurasa aku tidak membutuhkan semua ingatanku," jawab Eve dengan begitu lembut namun menusuk. "Kau mengetahui nama kami, tapi kau tidak mengingatnya?" tanya Ivy menatap tidak percaya. "Ivy," panggil Eve dengan tatapan lembutnya. "Mereka yang menolongku memberitahu semuanya," lanjut Eve, Ivy mengernyitkan dahi. Ivy tidak mengetahui siapa yang telah menolong kembaran tersayangnya itu. Dan bagaimana bisa mereka menolong Eve yang sudah dinyatakan mati? "Meski aku mengetahui semuanya, aku tetap tidak bisa mengingatnya. Dan yang kutahu saat ini aku telah menyelesaikan misiku," lanjut Eve membuat Ivy mengangguk membenarkan. "Maka dari itu ... jangan pernah menemuiku lagi."   ***   
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD