Bab 7

1202 Words
Rora melepaskan jubah mandinya, wanita itu berjalan menuju kolam kecil dengan banyak taburan bunga di dalamnya. wanita itu melangkah perlahan-lahan, sebelum akhirnya tubuh wanita itu berendam di dalam air dengan essentials yang menenangkan. pikiran wanita itu begitu tenang, ia merasa kehidupannya saat ini begitu sempurnanya, kemewahan dan fasilitas yang Gaston berikan padanya membuat ia bahagia. inilah kehidupan yang dia impikan, bukannya menjadi pesuruh wanita buta seperti yang selama ini dia lakukan. mengingat masa-masa itu membuat Rora merasa kesal, terlebih setiap kali dia harus merelakan Gaston bermesraan bersama Shafir. Ia menggeleng, untuk apa dia menyebutkan nama wanita yang sudah mati itu, merusak suasana saja. Rora memejamkan matanya ia bersandar di sisi kolam, uap nampak terlihat dari sana, pemandian air panas yang memenangkan ini sengaja Gaston pesan untuk dirinya. tidak lama kemudian Gaston datang, lelaki itu sudah polos tanpa sehelai kain apapun di tubuhnya, lelaki itu melangkah masuk untuk berendam bersama dengan kekasihnya Rora. Rora membuka matanya, dia tersenyum dan langsung mendekat Gaston, ciuman tidak terelakan, wanita itu langsung menyambar bibir Gaston dengan mesra dan penuh perasaan. lelaki itu menyambut baik ciuman Rora ia menikmati semua itu dengan penuh ketenangan. Gaston memangku wanita itu agar duduk di atasnya, percintaan panas kembali di mulai. kali ini Rora tersengal, dia tidak kuasa menahan dirinya untuk tidak mendesah. dari luar bahkan suara mereka terdengar, membuat beberapa pelayan hanya bisa menunduk sambil berusaha mengalihkan pikiran. saat ini dunia serasa milik mereka berdua. Gaston yang menyetubuhi Rora dari belakang, terus menyentak dengan keras hingga tubuh Rora yang terdorong hanya bisa mengikuti gerakan tubuh Gaston. suara mereka beradu desahan sahut menyahut saat milik Gaston semakin dalam memasuki l**************n Rora. "Oh, Perlahan, Sayang." Ujar Rora saat merasa Gaston terlalu keras dalam bergerak.lelaki itu tersenyum tipis dia suka melihat Rora memohon di karena permainan yang ia lakukan. "Tahan, Sayang. sedikit lagi ... sedikit lagi ...." bisik Gaston yang lalu menjilati telinga Rora. wanita itu tidak dapat berkata-kata, sudah lelah dan lemas karena permainan Gaston yang begitu jantan dan lama. Lelaki perkasa yang bisa membuatnya berkali-kali muncrat. Rora tidak dapat lagi mendesah, matanya terpejam suhu ruangan yang hanya serta tubuh mereka yang semakin panas karena percintaan begitu menguras energi. Gaston menumpahkan spermanya di dalam rahim Rora, dia menekan dalam hingga rasanya menyentuh ujung terdalam milik wanita itu, ia melenguh saat itu. tubuhnya gemetar dengan cairan basah yang mengalir di sela pahanya. Gaston melepaskan tautan mereka, lelaki itu menyadarkan dirinya sesaat sebelum kembali berendam di dalam kolam, sedangkan Rora masih terbaring di lantai dia hanya bisa bernafas pelan dengan tubuh yang basah karena peluh. "Lain kali, kita lakukan di tempat terbuka ... pasti menyenangkan bercinta di pinggir pantai ...." Gaston menang lelaki dengan fantasi seksual yang cukup aneh, dia selalu merasa b*******h saat bercinta di tempat yang rawan atau tidak biasa. "Kau gila bagaimana jika nanti ada yang melihat?" "Maka akan lebih b*******h ...." jawab lelaki itu dengan gampangnya. Rora tidak lagi bisa membantah, dia hanya terkulai lemas dengan cairan cinta yang mengalir keluar. "Kapan kau akan menikahi aku?" tanya Rora, tujuan mereka sudah tercapai, Emre sudah mendapatkan apa yang mereka inginkan, kekayaan ini lebih dari cukup untuk mereka berdua. membahas pernikahan membuat Gaston sedikit tidak senang. "Kenapa terburu-buru? nikmati saja dulu, lagi pula aku juga harus menjaga Opini publik, baru tiga bulan setelah tunanganku meninggal, bukan hak baik jika aku malam menikahi wanita lain dalam waktu singkat ...." sanggah Gaston. "kita sudah bersama semalam delapan tahun, apakah itu belum cukup? aku sudah merelakan kau bersama wanita lain, bahkan aku rela menjadi pesuruh wanita itu demi membantumu, apakah aku masih kurang menunggu?" Rora mendudukkan dirinya jujur saja ia kecewa mendengar apa yang lelaki itu katakan. "Bukan, begitu Sayang. Cobalah mengerti semua ini juga demi dirimu ... jika kita menikah, kau mungkin akan mendapatkan komentar buruk itu tidak baik ...." Gaston berusaha menenangkan Rora, agar wanita itu tidak berpikir macam-macam. Rora merasa khawatir, ia takut jika Gaston akan berubah dan melupakan janji mereka berdua untuk bersama. Sekarang lelaki itu memiliki segalanya bukan tidak mungkin jika dia berpikir membuang dan menyingkirkan Rora begitu saja. "Kau tidak akan mengkhianati aku, bukan?" tanya Rora dengan menyelidiki. "Tentu saja tidak, Sayang. Kau satu-satunya mana mungkin aku meninggalkan dirimu ... aku pasti akan menikahimu seperti yang kita rencanakan, tapi waktu yang tepat bukanlah sekarang." ujar Gaston. pelukan mesra Rora mengakhiri perdebatan kecil itu, tidak ingin suasana di antara mereka berdua rusak, wanita itu memilih untuk tidak membahas hal lebih jauh lagi. *** Black Jerico, menangani beberapa berkas, salah satunya adalah perkembangan BTB Grup serba peningkatan saham yang cukup signifikan dalam enam bulan terakhir. bahkan dengan kabar kematian satu-satunya sang pewaris, perusahaan itu nampak kokoh. Black mengamati data yang anak buahnya berikan di sela semua dia beralih pada layar monitor di mana di sana ia melihat jika Shafir tengah terlihat lemah sambil membersihkan ruangan utama. lelaki itu mengamati sejenak sebelum menutup layar monitor tepat sesaat sebelum sekretaris masuk. wanita bertubuh jenjang dengan pakaian rapi dan anggunnya. "Tuan Black Jerico, pertemuan Anda dengan Presdir Lee John akan di lakukan setengah jam lagi." ujar wanita yang biasa di panggil Jill itu. "Baiklah, siapkan mobil sekarang aku akan pergi ke suatu tempat lebih dulu ...." Jill langsung melakukan apa yang lelaki itu perintahkan. dalam kurang dari lima menit semuanya sudah siap mereka pergi meninggalkan gedung perusahaan dan pergi ke suatu tempat lebih dulu sebelum datang ke pertemuan. di sisi lain .... Shafir seperti akan kehabisan nafas, rumah sebesar ini bagaimana cara dia untuk membersihkannya. wanita itu melangkah dengan berat dia sangat lelah hukuman ini sangat tidak masuk akal. Kepala pelayan Suesan datang dia mengamati pekerjaan Shafir sebentar lalu berdeham menunjukan jika dia ada di sana. Shafir terkesiap wanita itu langsung tegang dan memberikan hormat. dia tidak ingin di hukum lagi, sungguh dia tidak akan melakukan kesalahan hingga harus mendapatkan hukuman seperti ini. "Kau boleh istirahat, makan ada di kamarmu ..." hanya itu lalu Suesan pergi meninggalkan Shafir. wanita yang langsung terduduk di lantai dengan wajah lemas namun senyuman kecil terpancar di sana. ia mencoba membangkitkan dirinya dengan kaki yang gemetar dia berjalan menuju kamarnya. wanita itu melihat sebuah nampan dengan makan dan buah juga minuman, kekayaan Black Jerico bukan main-main makan pelayan saja seperti makanan premium. mungkin lelaki itu orang yang cukup memerhatikan kesejahteraan pekerja. Shafir memakan dengan lahap dia tidak mempedulikan tubuhnya yang kotor nyatanya itu tidak penting lagi saat seseorang benar-benar kelaparan. di tengah kegiatan ia teringat saat dulu dirinya, ibu dan ayah makan bersama sambil bercanda gurau saat ini malah dirinya harus makan sendiri di sudut kamar kecil dengan tubuh kotor. Shafir mengingat bagaimana ayah meletakan lauk di piringnya, ibu yang menyisihkan duri ikat lalu memberikan kepadanya dia adalah putri bagi mereka, di perlakukan begitu baik dan perhatian. tapi semua di hancurkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. air mata Shafir tanpa sadar menitikan dia menjadi emosional mengingat kejadian indah di masa lalu. hatinya terasa sesak makanan sulit ia telan karena isakan yang menahannya. Namun, wanita itu memilih menghapus air matanya, dia tidak bisa menangis masa lalu tapi dia harus menjadi kuat untuk melanjutkan masa depan, setelah dia berhasil menghancurkan orang-orang yang mengkhianati dan menghancurkan barulah dia akan hidup dengan tenang. selama orang yang membuat dia menderita masih belum mendapatkan balasan, Shafir berjanji dia bersumpah tidak akan menyerah dan melemah.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD