Siang itu, Joseph berdiri di area kedatangan Bandara Internasional dengan tangan dimasukkan ke dalam saku celananya. Pandangannya sesekali menatap layar informasi penerbangan. Sebagai seorang pria yang terbiasa memimpin rapat besar dan mengambil keputusan penting di dunia bisnis, dia tidak pernah merasa canggung menghadapi situasi apa pun. Namun, siang ini, perasaan bosan melandanya. Kakeknya yang meminta—hampir memerintah—agar dia menjemput Belinda di bandara. Sebuah perjodohan yang menurut keluarga mereka akan memperkuat aliansi antara dua kerajaan bisnis besar. Belinda baru saja menyelesaikan pendidikan spesialis bedah plastik di Korea dan keluarga besar mereka sudah siap membicarakan pernikahan. Semua demi kepentingan perusahaan. Sejak awal Joseph tidak pernah benar-benar memikir