Rasanya aku mengalami Dejavu lagi. Jika aku tidak salah mengingat, aku pernah di posisi ini, namun dengan Arsalan dan Ardan. "Lepas." Aku menatap Arsalan dan Virendra. "Kalian berdua!" Mereka berdua kompak melepaskan lenganku. "Kalian kenapa sih? Bukankah kalian rekan bisnis? Kenapa jadi seperti orang bermusuhan?!" keluhku kemudian. Arsalan dan Virendra terdiam, mereka malah saling tatap menatap menyalahkan. Arsalan lebih dulu angkat bicara. "Fal, dia bilang padaku kemarin--" "Sudah aku katakan, aku tidak suka kamu dekat-dekat dengannya," potong Virendra. "Tapi kenapa, Rendra? Kak Arsa temanku, kenapa aku tidak boleh dekat dengan temanku sendiri?" Aku tidak mengerti kenapa Virendra bersikap seperti itu. Arsalan terlihat tersenyum mengejek. "Kamu tidak mau aku memberitahunya? Sebener

