Resya tertawa, ia memukul pundak gadis itu berulang kali. Wendy berusaha menghindar tapi karena tawa Resya menular ia juga ikut tertawa. Entahlah sebenarnya apa yang lucu dari pernyataan Wendy? Ia kan hanya menebak, siapa tahu melalui tebakan menjadi fakta yang benar. "Kamu ini ada-ada saja, mana mungkin pak Erick Papa aku. Beliau saja bilang kalau anaknya sedang mengenyam pendidikan di luar kota." Resya menghentikan tawanya. Wendy meringis, ia baru sadar kalau pak Erick sudah memiliki anak. Gadis itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal dan tertawa. "Kalau kamu anaknya beliau pasti sudah menebak dari awal." Resya mengangguk, jika ia adalah putrinya sudah pasti akan mudah di ketahui dan pak Erick akan cerita dari awal. "Tapi tidak ada salahnya kan' jadi anak pak Erick?" Wendy mengang