Benar! Nyatanya bukan hanya Gio yang sulit berjauhan, menyulami rindu setiap harinya. Resya sama halnya dengan Gio, ia kesulitan menata bagaimana harus bersikap kala mencari kabar Gio yang biasa menghilang. Jika berdekatan seperti ini ia tak akan khawatir, pikiran-pikiran buruk tak akan bersarang.
"Gio.." suara itu seperti menggantung di udara, Gio menaikan alis tebalnya seolah bertanya ia akan dengan senang hati mendengarkan dan menjawab.
"Ada apa Resya?"
"Sepertinya kita batalkan saja acara liburan itu." cicitnya memainkan ujung kaos yang dikenakan Resya. Raut wajahnya berubah terkejut, padahal Gio sudah memikirkan ini baik-baik. Ia pun tak masalah jika harus menguras tabungannya hanya untuk membahagiakan wanita yang duduk dihadapannya.
"Kenapa Sya?"
Kepalanya menunduk, seperti
