6. Aku Akan Menjadi Wanitamu

1426 Words
Orangtua Skyla telah mengambil keputusan, mereka sepakat mengirim Skyla sekolah ke luar negeri untuk melindungi Skyla dari Shael. Hari ini adalah jadwal keberangkatan Skyla, dan sekarang ia serta orangtuanya dan juga Richelle telah berada di bandara. "Skyla, aku akan sangat merindukanmu." Richelle menaatp Skyla dengan mata basah. Ia telah diberitahu oleh Skyla dua hari lalu tentang keputusan orangtua Skyla, hari itu ia sudah banyak menangis karena nanti ia akan kehilangan sahabatnya. Skyla tertawa geli. "Kau terlalu berlebihan, Richelle. Dalam waktu satu bulan lagi kau akan menyusulku." "Tetap saja, satu bulan juga bukan waktu yang singkat." Richelle terbiasa bersama dengan Skyla, tapi ia tidak bisa pindah terburu-buru karena ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh orangtuanya. Juga sebentar lagi neneknya akan berulang tahun, jadi mereka perlu menyiapkan pesta perayaan ulang tahun neneknya. Skyla memeluk Richelle. "Aku akan mengabarimu setelah aku sampai." "Ya, kau harus melakukannya. Juga nanti beritahu aku tentang situasi kampus baru kita." "Baik." Skyla berkata dengan lembut. Setelahnya ia melepaskan pelukannya dari tubuh Richelle. Tyler melihat ke jam. "Sayang, ayo, sudah waktunya untuk masuk ke dalam." "Ya, Ayah." Skyla akan ditemani oleh orangtuanya, ia telah bepergian ke berbagai negara, tapi itu untuk liburan bukan menetap untuk waktu yang lama. Itulah sebabnya orangtuanya akan ikut untuk mengatur beberapa hal untuk Skyla. "Sampai jumpa nanti, Skyla." "Sampai jumpa, Richelle." Skyla dan orangtuanya mulai melangkah, tapi kemudian beberapa orang berseragam hitam bergerak cepat ke arah mereka dan memblokir jalan mereka. Skyla memiliki firasat buruk. Ayahnya juga memiliki banyak pengawal, tapi tidak sebanyak orang-orang di depannya. Dan satu-satunya orang yang memiliki belasan pengawal saaat pergi bersamanya adalah Shael Orlaith. Benar saja, beberapa detik kemudian sosok Shael yang berjalan dengan arogan tampak di pandangan Skyla. Skyla mengerutkan keningnya, bagaimana pria ini bsia tahu ia berada di bandara. Apakah mungkin pria ini meletakan mata-mata untuk mengawasinya? "Ke mana Anda akan membawa milikku, Tuan Tyler?" suara berat Shael terdengar menyeramkan. Tyler menatap Shael, ini adalah pertama kalinya ia berhadapan langsung dengan Shael Orlaith. Ia pernah bertemu dua kali dengan Shael, tapi mereka tidak pernah saling bicara. Arogansi Shael terasa begitu kental. Tyler mengakui bahwa rumor mengenai Shael bukan hanya isapan jempol semata. Pria ini baru berusia di bawah tiga puluh tahun, tapi auranya begitu kuat dan menekan siapapun lawannya. "Apakah menurutmu dengan mengirim putrimu ke luar negeri aku tidak akan menemukannya?" Shael berkata lagi. "Tuan Shael, putri saya masih sangat muda dan sikapnya telah menyinggung Anda. Sebagai orangtua saya ingin meminta maaf kepada Anda. Setelah ini putri saya tidak akan pernah berani menyinggung Anda lagi." Tyler hanya bisa meminta maaf dan berharap Shael melepaskan putrinya. Shael tersenyum kecil. "Tuan Tyler, Anda salah. Putri Anda tidak membuatku tersinggung sama sekali. Yang benar adalah dia telah menarik perhatianku." "Tuan Shael, ada begitu banyak wanita di dunia ini. Anda tidak kekurangan wanita." "Itu benar, tapi aku hanya menginginkan Nona Skyla. Bagaimana dengan itu?" Shael menatap Tyler dengan tatapannya yang tajam dan dalam. "Tuan, putri kami sudah memiliki tunangan," seru Zara. "Lalu putuskan pertunangannya." Shael berkata dengan sangat santai. Skyla tidak berpikir bahwa Shael juga akan bersikap arogan terhadap orang yang lebih tua darinya. Pria ini benar-benar tercela. "Tuan Shael, apa yang harus kami lakukan agar Anda melepaskan putri kami?" tanya Tyler sungguh-sungguh. "Tidak ada yang bisa kalian lakukan. Serahkan saja Nona Skyla padaku." "Aku bukan barang, Sialan!" Skyla memaki. Ia benar-benar membenci cara Shael mengakui dirinya sebagai miliknya yang tampak seperti benda mati yang tidak punya perasaan. Shael tertawa kecil. "Aku sangat merindukan kata-kata tajammu." "Menyingkir dari sini!" "Kau tidak akan bisa melarikan diri ke manapun, Nona Skyla. Bahkan jika kau pindah ke luar negeri aku masih akan menemukanmu. Bukankah itu sesuatu yang sia-sia?" Shael menatap Skyla seksama. Tatapan Shael kemudian berpindah pada Tyler. "Tuan Tyler, cara seperti ini tidak akan bisa melindungi putrimu dariku." Tyler tidak menyangka bahwa ketertarikan Shael pada putrinya sudah sampai ke titik ini. Ia tahu dengan jelas bahwa apa yang dikatakan Shael sangat benar. Mengirim putrinya ke luar negeri tidak akan menjadi solusi jika Shael bertekad untuk menemukannya. "Suamiku." Zara merasa gelisah. Ia tidak tahu apa kesalahan yang sudah ia lakukan di masa lalu sehingga putri yang sangat ia sayangi harus berurusan Shael. Sebagai seorang ibu, Zara hanya ingin putrinya hidup dengan normal. Memiliki pasangan yang baik dan penyayang. Dan jelas, Shael bukan orangnya. Pria itu begitu dingin dan kejam. Apa yang akan terjadi pada putri mereka jika akhirnya harus hidup dengan pria seperti ini. Skyla menyadari bahwa tampaknya ia memang tidak akan bisa melarikan diri dari Shael. Pria gila ini tidak akan berhenti sampai yang ia inginkan terwujud. Kalau begitu ia hanya bisa menghadapinya saja. "Ayah, Ibu, tidak perlu pergi ke luar negeri." Skyla berkata pada orangtuanya. Tyler melihat ke putrinya dengan seksama. Ia tahu bahwa putrinya memiliki kepribadian yang keras, ia tidak ingin tunduk pada siapapun, tapi kali ini putrinya telah dibuat kalah oleh Shael. Tyler tidak heran, siapapun yang berhadapan dengan Shael, mereka hanya memiliki pilihan untuk mundur. "Aku tidak salah menilai, wanitaku memang cerdas." Shael tersenyum tipis. Skyla hanya memutar bola matanya, Shael ini benar-benar percaya diri. Siapa yang ingin jadi wanitanya. Richelle di sebelah Skyla hanya menyaksikan tanpa membuat suara. Ia ingat pria yang ada di depannya, itu adalah pria yang dicium oleh Skyla dan juga yang menyelamatkan Skyla. Sepertinya taruhan yang diusulkan oleh Alessa telah berubah menjadi kutukan bagi Skyla. Richelle tidak menyukai sikap arogan Shael, tapi apa yang bisa ia lakukan ketika seorang Skyla saja tidak mampu menghadapi pria ini. "Mari kita pulang," seru Tyler. "Tuan Tyler, aku akan mengantar Nona Skyla." "Tuan Shael, jangan terlalu lancang." Tyler menatap Shael tajam. Meski ia terintimidasi oleh Shael, tapi ia tidak akan membiarkan putrinya dibawa begitu saja. "Ayah, tidak apa-apa." Skyla tidak ingin orangtuanya berurusan dengan Shael. "Putriku." Zara takut terjadi hal buruk pada putrinya. "Tidak apa-apa, Bu. Aku akan segera pulang." "Tuan Shael, saya tidak peduli Anda siapa. Jika Anda sampai menyakiti putriku, saya pasti akan mengejar Anda!" Tyler berkata dengan serius pada Shael. Shael tersenyum miring. "Tuan Tyler bisa yakin, aku tidak akan menyakiti putri Anda." "Ayo pergi." Setelahnya Shael berbalik, ia menggenggam tangan Skyla dan membawa serta wanita itu dengannya. "Suamiku, apakah Skyla akan baik-baik saja?" tanya Zara cemas. "Skyla pasti akan baik-baik saja." Tyler kemudian memerintahkan asisten pribadinya untuk mengirim pengawal untuk mengikuti Skyla. Tyler tahu bahwa ia naif, orang-orang yang ia kirim bisa dengan mudah dihabisi oleh kelompok Vortexia, tapi ia setidaknya harus berusaha. Skyla dibawa ke dalam mobil oleh Shael. Kini keduanya duduk berdampingan. Shael segera memeluk pinggang Skyla, menariknya mendekat hingga tidak ada lagi jarak di antara mereka. "Kesal karena tidak bisa melarikan diri?" Shael menggoda Skyla. Skyla memiringkan wajahnya, menatap Shael tanpa takut seperti biasanya. "Tuan Shael, kau hanya ingin aku menjadi wanitamu, bukan?" "Ya, itu benar." "Baik, aku akan menjadi wanitamu." Skyla tidak diberikan pilihan, jadi ia tidak akan membuang energinya untuk sesuatu yang percuma. Skyla yakin bahwa Shael hanya memiliki ketertarikan singkat saja terhadapnya. Pria seperti Shael yang memiliki segalanya di tangannya, tidak akan bisa berhubungan lama dan betah hanya dengan satu wanita saja. Shael tersenyum senang. "Kau menentukan pilihan dengan sangat baik, Skyla. Mulai saat ini dan seterusnya kau adalah wanitaku." Ia kemudian mencium Skyla. Sudah beberapa hari ia tidak bertemu dengan Skyla, jadi ia sangat merindukan bibir manis Skyla. Seperti biasanya, ciuman itu panjang dan liar. Shael kemudian mengelus bibir Skyla dengan lembut. "Pindah ke tempatku." "Tidak bisa, aku memiliki kediamanku sendiri." "Kau tidak memiliki pilihan, Skyla." Skyla mencoba untuk menekan rasa tidak puasnya. Ia benar-benar benci harus menuruti kemauan orang lain. "Bawa aku ke kediaman orangtuaku." "Ya, tentu saja." Sopir kemudian membawa Skyla ke kediaman orangtuanya. "Aku akan menjemputmu besok. Kau masih harus memberikan penjelasan pada orangtuamu." Shael berkata setelah mobil berhenti di depan teras kediaman megah orangtua Skyla. Skyla tidak mengatakan apapun, ia hanya keluar dari mobil Shael dan berjalan tanpa melihat ke belakang. "Jalan!" Shael memerintahkan sopirnya untuk meninggalkan kediaman orangtua Skyla. Di dalam rumah, Tyler dan Zara menunggu Skyla. Mereka bernapas lega saat melihat Skyla berjalan ke arah mereka. "Ayah, Ibu, aku sudah memutuskan untuk mengikuti kemauan Tuan Shael." "Sayang, itu terlalu berbahaya." Zara takut putrinya terluka. Dunia Shael berbeda dengan dunia mereka. Ada begitu banyak darah dan kekerasan di sekitar Shael. "Aku akan menjaga diriku, Bu. Aku tidak bisa melarikan diri dari pria itu. Semakin aku menentangnya maka dia akan merasa semakin tertantang. Aku yakin dia pasti akan melepaskanku dengan cepat setelah keinginannya tercapai." Skyla mengatakan apa yang ada di pikirannya. Tyler menatap putrinya lekat. Ini semua salahnya karena tidak cukup mampu untuk melindungi putrinya sendiri. "Putriku, apakah kau yakin?" "Aku yakin, Ayah." Skyla menjawab dengan mantap. tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD