"Nona, silahkan." Ron telah membukakan pintu mobil untuk Skyla.
Sore ini Shael tidak ikut menjemput Skyla karena pria itu harus bertemu dengan orangtuanya untuk makan malam bersama.
"Ayah, Ibu, aku akan sering menghubungi kalian." Skyla menatap orangtuanya yang tidak bisa menyembunyikan kegelisahan dan kesedihan di wajah mereka.
Orangtua Skyla masih tidak bisa melepaskan Skyla, tapi karena putri mereka sudah membuat keputusan mereka hanya bisa meyakini bahwa Skyla akan baik-baik saja.
"Jaga dirimu baik-baik. Jika terjadi sesuatu kau harus memberitahu Ayah dan Ibu." Tyler tahu bahwa dibandingkan dengan Shael, kekuatannya berada di bawah pria itu. Namun, ia bersedia mati jika putrinya terluka oleh Shael.
"Ya, Ayah."
Setelahnya Skyla masuk ke dalam mobil Shael, lalu kemudian pintu tertutup. Skyla melihat ke arah orangtuanya melalui jendela kaca. Ia bisa melihat ibunya menangis.
Mobil mulai melaju, Skyla menghela napas berat. Ini semua karena b******n gila Shael. Ia tidak pernah ingin membuat orangtuanya khawatir, tapi kali ini ia pasti akan membuat orangtuanya terus memikirkannya setiap waktu.
Butuh waktu sekitar empat puluh lima menit untuk sampai di kediaman Shael. Itu sebuah kediaman yang terletak di daerah perbukitan.
Skyla telah hidup di kediaman mewah selama dua puluh tahun ia hidup, dan ia tahu ada kediaman yang jauh lebih mewah dari kediaman orangtuanya. Namun, kediaman Shael benar-benar gila.
Jarak gerbang dan bangunan kediaman Shael lebih dari seratus meter. Di gerbang, ada lebih dari sepuluh penjaga. Tembok besar dan kokoh mengelilingi tempat itu.
Dari dalam mobil, Skyla bisa melihat ada banyak penjaa yang berkeliaran di balkon lantai dua. Ia bisa menilai bahwa penjagaan di kediaman Shael benar-benar ketat. Ya tidak heran, Shael adalah pemimpin sebuah kelompok mafia yang memiliki banyak musuh.
Mobil berhenti tepat di depan sebuah tangga. Kemudian pintu terbuka. "Nona silahkan turun."
Kaki jenjang Skyla keluar dari mobil disusul oleh anggota tubuhnya yang lain. Wanita itu menatap ke depannya dengan tentang, tanpa rasa takut sedikit pun.
"Mari, Nona." Ron bersikap sangat sopan pada Skyla. Pria itu membawa Skyla masuk ke dalam rumah megah Shael.
Saat pintu besar terbuka, seorang pria berusia empat puluhan tahun dengan dua barisan panjang pelayan segera terlihat di mata Skyla.
"Selamat datang di kediaman Tuan Shael, Nona Skyla. Saya adalah Alberto, kepala pelayan di kediaman ini." Alberto memperkenalkan dirinya dengan sopan.
Hari ini ia telah diberitahukan oleh Shael tentang kedatangan Skyla dan harus memperlakukan Skyla dengan sangat baik. Semua pelayan tidak ada yang boleh bersikap kurang ajar pada Skyla.
"Ya."
"Mari Nona saya akan mengantar Anda ke kamar Anda." Alberto berkata lagi.
Skyla tidak menjawab, ia hanya mengikuti Alberto yang kemudian berjalan melewati dua baris pelayan yang menundukan kepala mereka.
Skyla dibawa masuk ke dalam lift yang membawa mereka ke lantai dua kediaman itu. Setelah melewati koridor yang cukup panjang. Skyla akhirnya berhenti di depan sebuah pintu.
Alberto membuka pintu itu lalu kemudian mempersilahkan Skyla untuk masuk ke dalam.
"Nona Skyla ini adalah kamar Anda. Semuanya telah disiapkan untuk Anda."
Skyla melihat ke sekeliling. Kamar itu bernuansa putih, sangat elegan dan tenang. Skyla memang menyukai desain kamar seperti ini.
"Apakah Nona Skyla memiliki ketidakpuasan? Jika ya maka Nona bisa memberitahu saya agar bisa saya ubah sesuai dengan keinginan Anda."
"Tidak perlu." Skyla membalas dengan singkat.
"Nona baru saja sampai, silahkan beristirahat. Saya akan menyiapkan makan malam untuk Anda. Jika Anda membutuhkan saya silahkan panggil saya melalui intercom, nona cukup menekan angka 1." Alberto menjelaskan.
"Ya."
"Kalau begitu saya permisi."
Skyla hanya membalas dengan dehaman pelan.
Sekarang yang ada di ruangan itu hanya Skyla dan Ron.
"Nona, Tuan Shael akan kembali nanti malam. Besok pagi Tuan Shael akan membawa Anda berkeliling kediamannya secara pribadi."
Tidak ada tanggapan dari Skyla, Ron kembali bicara. "Saya akan keluar, silahkan Nona beristirahat. Barang-barang Anda akan segera dibawa oleh pelayan dan mereka akan membantu Anda merapikannya."
Skyla lagi-lagi tidak menjawab. Ron menundukan kepalanya lalu kemudian berbalik dan pergi. Sekarang yang tersisa di ruangan besar itu hanya Skyla.
Sekali lagi Skyla melihat ke sekelilingnya, itu benar-benar sebuah kamar yang indah. Namun, ia merasa sangat tidak nyaman di sini. Itu semua karena ia tidak sengan suka rela datang ke tempat ini.
Skyla tidak tahu untuk berapa lama ia harus menjadikan kamar ini sebagai kamarnya. Ia berharap bahwa itu hanya sebentar saja. Ia berharap Shael akan cepat bosan padanya dan membuangnya.
Pelayan kemudian datang dan membawa koper-koper yang berisi barang-barang Skyla. Mereka kemudian membawanya ke sebuah ruangan lain yang merupakan bagian dari kamar itu.
Skyla mengikuti pelayan, ia sampai di ruangan yang cukup besar dengan begitu banyak tempat penyimpanan pakaian dan juga perlengkapan lainnya.
Di tengah ruangan itu terdapat sebuah tempat penyimpanan perhiasan. Walk in closet ini ukurannya lebih besar dari milik Skyla.
"Nona, di mana Anda ingin meletakan barang-barang ini?" tanya seorang pelayan.
Skyla berjalan, ia melihat lemari pakaian sudah dipenuhi oleh berbagai jenis pakaian yagn dikelompokan. Ada juga tas, sepatu dan juga barang-barang wanita lainnya. Tanpa menyentuhnya, Skyla tahu bahwa semua barang yang ada di kamar ini adalah barang-barang mahal yang tidak bisa dibeli hanya dengan uang saja.
Skyla tidak tahu dengan jelas, apa sebenarnya yang ingin ditunjukan Shael dengan semua barang ini. Apakah pria itu berpikir ia akan kegirangan dengan semua yang telah dipersiapkan untuknya?
Setelah memeriksa, Skyla menemukan tempat yang kosong. "Masukan semua barang-barangku ke sini."
"Baik, Nona."
Pelayan-pelayan itu kemudian mulai merapikan barang-barang Skyla.
Skyla berdiri di depan sebuah tempat penyimpanan perhiasan yang terbuat dari kaca. Ia melihat dari atas, Skyla adalah seorang wanita, tentu saja ia menyukai perhiasan-perhiasan yang indah.
Ayah dan ibunya sering bepergian dan ketika kembali akan membawakannya perhiasan. Namun, yang ada di depan matanya saat ini adalah perhiasan dengan permata-permata yang langka.
Skyla berpikir apakah Shael memang selalu murah hati seperti ini terhadap wanita?
Di tempat lain, Shael telah menerima kabar dari Ron bahwa Skyla telah sampai di kediaman mereka. Shael sebenarnya tidak sabar untuk pulang dan bertemu dengan si pemilik mulut manis, tapi hari ini adalah jadwal makan malam dengan keluarganya. Ibunya akan mengomel jika ia melewatkan makan malam ini.
Satu jam kemudian, makan malam telah siap. Ada orangtua Shael dan juga kakek dan neneknya dari pihak ayah di sana.
Makan malam itu berjalan dengan tenang dan hangat. Meski keluarga ini termasuk dalam keluarga paling berbahaya di benua Amerika, mereka dipenuhi oleh kasih sayang.
"Shael, tahun depan usiamu sudah tiga puluh tahun. Kapan kau akan menikah?" tanya Laura, nenek Shael.
Sejak satu tahun terakhir ini, entah itu kakek dan neneknya atau orangtuanya, mereka akan selalu membicarakan tentang pernikahan pada Shael.
Shael menatap neneknya dengan lembut. "Nenek, aku baru akan tiga puluh tahun. Ada banyak pria yang menikah di usia empat puluh tahun."
"Itu benar, tapi mungkin nenek tidak akan bisa menunggu selama itu. Nenek juga ingin menggendong cicit nenek."
"Nenek dan Kakek akan berumur panjang." Shael berkata dengan yakin.
"Bagaimana jika Nenek memperkenalkanmu dengan cucu teman nenek lagi? Shael, setidaknya kau harus berkenalan dulu dengan mereka, siapa tahu kau akan cocok setelah berbicara dengan mereka." Laura belum menyerah.
Shael selalu menolak gagasan neneknya sesaat setelah neneknya memperlihatkan puluhan foto wanita padanya.
"Nenek, itu hanya membuang-buang waktu saja." Shael tidak akan menyukai satu pun dari mereka, jadi ia tidak akan melakukan hal yang sia-sia.
"Shael, apakah kau masih berharap Shea masih hidup? Ini sudah lima tahun berlalu, Shael."
Laura menusuk tepat ke luka yang tidak pernah sembuh bagi Shael.
"Kau harus bangkit, Shael. Jika Shea masih hidup, maka kau pasti sudah menemukannya. Hidupmu harus terus berjalan, yang sudah tiada biarkan dalam ketenangan." Laura menambahkan. Selama lima tahun ini, Shael tidak pernah menghentikan pencarian terhadap Shea, tapi masih tidak membuahkan hasil sama sekali.
Orangtua Shael diam, mereka tahu bahwa Shea adalah bagian paling menyakitkan dalam hidup Shael. Shea adalah wanita yang dicintai oleh Shael sejak mereka masih berusia belasan tahun. Keluarga Shael juga telah sangat menyayangi Shea. Jadi, mereka sangat mengerti bahwa rasa sakit yang dirasakan oleh Shael sangatlah besar. Itulah sebabnya mereka tidak pernah menyinggung tentang Shea.
Namun, malam ini mereka setuju dengan ibu mereka. Sudah lima tahun. Shael harus menerima kenyataan bahwa Shea sudah tiada. Kecelakaan lima tahun lalu telah menyebabkan Shea kehilangan nyawa meski tubuh Shea tidak ditemukan sampai sekarang.
Shael diam, tidak lagi menjawab ucapan neneknya. Ia tahu bahwa keluarganya sangat menyayangi dirinya dan menginginkan yang terbaik untuknya. Namun, tidak ada yang bisa ia lakukan. Cintanya telah habis untuk Shea.
Ia tahu bahwa pernikahan bisa dilakukan tanpa cinta sama sekali, bahkan berhubungan badan juga bisa tanpa melibatkan perasaan.
Hanya saja, tidak satupun dari wanita yang dipilihkan oleh neneknya membuatnya tertarik.
"Nenek, jika yang Nenek inginkan adalah keturunanku. Maka aku tidak perlu menikah. Aku bisa memiliki anak dengan menyewa rahim seseorang." Shael sudah memikirkan tentang hal ini.
Dengan menyewa rahim, ia tidak perlu berhubungan badan dengan wanita mana pun.
"Shael, ini bukan hanya tentang keturunanmu." Laura masih ingin bicara, tapi Shael sudah bicara lagi.
"Nenek, mari tidak perlu membicarakan tentang hal ini." Shael berkata dengan suara suram.
Laura menghela napas. Ia tidak tahu sampai kapan cucunya akan terus terjebak dalam kesedihannya.
tbc