13. Cadangan

1365 Words
Setelah makan siang selesai, Skyla keluar dari ruang pribadi bersama dengan Shael. Shael meraih tangan Skyla, ia menggenggam tangan wanita itu dengan senyuman kecil di wajahnya. Ia sedang menegaskan pada siapa saja yang melihat mereka bahwa Skyla adalah miliknya. Dunia sangat sempit, beberapa langkah di depan Skyla saat ini ada Zeanne yang sedang bersama dengan sahabatnya. "Skyla, kebetulan sekali kita bertemu di sini." Zeanne menghadang Skyla. Setelah menatap Skyla, Zeanne beralih ke Shael. Kemarin ia tidak melihat wajah Shael dengan jelas, dan sekarang ia bisa melihatnya dengan jelas. Zeanne tidak mengerti kenapa Skyla sangat beruntung. Lahir dalam keluarga terpandang, memiliki wajah yang cantik dan cerdas. Selain itu ada begitu banyak pria tampan di dekatnya. Meski Zeanne berhasil mengalahkan Skyla dalam hal Xander, tapi tetap saja ia tidak bisa memenangkan Xander sepenuhnya karena orangtua Xander yang tidak menyukainya. Skyla menatap Zeanne acuh tak acuh, dan Shael menyadari hal itu. "Kau mengenal mereka, Skyla?" "Tidak." Skyla menjawab dengan singkat. "Skyla, jangan hanya karena status sosialmu lebih tinggi dari kami kau bisa begitu angkuh. Jelas-jelas kita berasal dari universitas yang sama." Sahabat Zeanne membalas ucapan Skyla dengan marah. "Sekarang aku mengerti kenapa kau menyetujui pembatalan pertunangan antara kau dan Xander. Rupanya kau sudah memiliki cadangan." Zeanne kembali melihat ke Shael. Ia mencoba untuk membuat Shael salah paham pada Skyla. "Wanitaku sangat cerdas, dibandingkan dengan Xander Abraham, aku jauh lebih baik dalam segala hal." Shael berkata dengan angkuh. Kedua tangan Zeanne mengepal. Rencananya gagal. Rupanya pria itu tahu tentang hubungan Skyla dan Xander. "Yang aku heran adalah kenapa pria seperti Xander Abraham lebih memilih wanita menjijikan sepertimu daripada wanita sempurna seperti Skyla. Ya, tapi itu juga bagus, pria seperti Xander Abraham memang tidak pantas bersama wanitaku." Ada adegan yang salah di sini, seharusnya yang beradu mulut adalah Skyla dan Zeanne, bukan Zeanne dan Shael. Menghadapi kata-kata tajam Shael, Zeanne merasa sangat terhina. Ia menjijikan? Mereka bahkan tidak saling mengenal, tapi pria itu sudah menyebutnya menjijikan. "Tuan, Anda harus tahu bahwa Skyla bukanlah wanita baik. Dia suka menindas orang lain." Sahabat Zeanne menjelek-jelekan Skyla tepat di depan wajah Skyla. Skyla benar-benar tidak mengerti, kenapa orang-orang seperti ini sangat suka mengarang cerita. Kapan ia pernah menindas orang lain? Ia hanya tidak suka didekati oleh orang lain, tapi ia tidak pernah menindas orang. "Nona, kau juga harus tahu bahwa aku bukan orang baik. Jika wanitaku suka menindas orang lain, maka aku akan bergabung dengannya untuk menikmati apa yang dia sukai." Skyla tahu bahwa Shael adalah orang gila, tapi jawaban pria ini benar-benar tidak terduga olehnya. Jadi, Shael adalah tipe pria yang akan mendukung apapun yang dilakukan oleh wanitanya. Wajah Zeanne dan sahabatnya terlihat masam. Skyla memang penyihir, wanita itu sangat suka menyihir orang lain agar menyukainya, ya meski itu tidak berguna pada Xander. "Udara di sini sangat bau, ayo pergi." Skyla tidak ingin bicara lebih banyak dengan orang-orang tidak penting seperti Zeanne dan sahabatnya. "Baik." Shael kemudian membawa Skyla melewati dua wanita yang mencari masalah dengan Skyla. "p*****r sialan itu!" Sahabat Zeanne mengumpat geram. "Lihat apa yang akan aku lakukan padanya!" Wanita itu telah mengambil foto Skyla dan Shael tadi, ia akan menyebarkan foto itu di grup obrolan universitas mereka untuk merusak nama baik Skyla. Skyla masuk ke dalam mobil begitu juga dengan Shael. "Mantan tunanganmu sangat menyedihkan, bagaimana bisa dia terpikat dengan wanita menjijikan seperti itu." Shael mengatakannya dengan santai. "Itu karena mereka satu spesies, jadi tidak perlu heran." "Kau tidak sedih tunanganmu memilih wanita lain?" "Kenapa aku harus sedih? Aku cantik, cerdas dan kaya. Aku bisa mendapatkan laki-laki lebih dari sekedar sampah Xander Abraham." Shael menyeringai. "Itu benar, sekarang kau memiliki aku yang berkali lipat lebih baik dari sampah itu." Skyla memutar bola matanya. Itu lagi, sifat narsis Shael benar-benar tidak tertolong. Lebih dari setengah jam kemudian, mobil Shael sampai di kediaman mewahnya. Mereka berdua kemudian masuk ke dalam bangunan itu. Shael pergi ke ruang kerjanya, sementara Skyla pergi ke kamarnya. Saat sampai di kamar, Skyla menerima panggilan dari Richelle. "Ada apa, Richelle?" "Skyla, apakah kau sudah membuka grup obrolan kampus kita?" "Belum. Kenapa?" "Fotomu bersama dengan Tuan menakutkan itu ada di sana. Saat ini ada begitu banyak komentar, cepat buka dan lihatlah." Skyla tahu ini ulah siapa. Zeanne dan Tessa, dua wanita menjijikan itu sepertinya benar-benar ingin mencari masalah dengannya. "Aku tutup." Setelah menutup panggilan, Skyla segera memeriksa grup obrolan yang dimaksud oleh Richelle. Skyla mendengkus, wanita seperti Tessa dan Zeanne tidak akan berhenti sampai hal buruk menimpa mereka. Di dalam grup itu orang-orang membicarakannya bahwa ia juga berselingkuh di belakang Xander. Selama ini dirinya menyembunyikan hubungan gelapnya agar orang-orang berpikir bahwa ia adalah wanita yang setia. Sekarang semua orang mulai mencelanya dan menyebutnya sebagai wanita yang tidak setia. Wanita licik yang suka playing victim. Ia bertingkah sok suci padahal dirinya juga berselingkuh. Selain itu beberapa orang juga menyebutkan tentang kejadian di mana dirinya mendorong Zeanne dari tangga. Di mata mereka ia adalah seorang wanita jahat yang senang bertingkah seperti korban, padahal ia juga mengkhianati Xander. "Kalian yang memulainya duluan, jangan salahkan aku." Skyla meremas ponselnya dengan kuat. Ia bukannya tidak memegang rahasia Tessa, tapi selama ini ia hanya menyimpannya untuk dirinya sendiri. Sebuah kebetulan saat ia berada di sebuah hotel beberapa bulan lalu ia bertemu dengan Tessa yang memesan kamar bersama dengan suami bibinya sendiri. Skyla yakin bahwa keduanya memiliki hubungan, selama ini ia hanya menyimpan itu dan tidak memiliki niat untuk mengungkapkannya, tapi karena Tessa sudah membidiknya, maka ia akan memberikan serangan balasan. Wanita itu mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang. "Ikuti ke mana pun Tessa Clark pergi. Dapatkan foto atau video dia bersama dengan pamannya." "Baik, Nona." Setelahnya Skyla menutup panggilan itu. Sementara Zeanne, ia akan mengurus wanita itu besok. Setelah menghubungi orangnya, Skyla menghubungi Richelle. "Aku sudah melihatnya." "Skyla, kali ini mereka sudah benar-benar keterlaluan. Kau harus memberikan mereka pelajaran." "Jangan marah hanya karena dua w***********g itu, Richelle. Percayalah, aku pasti akan membalas mereka." "Aku tidak bisa tidak marah, mereka membuatmu dibicarakan oleh banyak orang dengan kata-kata yang buruk. Padahal kau dan pria menakutkan itu baru bertemu satu bulan ini." Skyla tersenyum kecil. Ia sangat menghargai kepedulian Richelle terhadapnya. "Saat waktunya tiba, kau pasti akan merasa sangat puas." "Aku tidak sabar menunggunya." "Baiklah, aku akan menutup panggilannya. Sampai jumpa besok di kampus." "Ya, Skyla." ** "Nona, Tuan meminta Anda untuk pergi ke kolam renang." Skyla baru saja bangun dari tidur siangnya saat pelayan masuk ke kamarnya. "Aku akan ke sana nanti." "Baik, Nona." Pelayan meninggalkan kamar Skyla segera. Skyla turun dari ranjang, ia pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Setelahnya wanita itu pergi ke kolam renang. Dari tempatnya berada saat ini, Skyla bisa melihat keberadaan Shael di kolam. Wanita itu terus melangkah mendekati kolam. Shael telah menyadari keberadaan Skyla. Pria itu menepi lalu kemudian naik ke permukaan. Saat ini ia hanya mengenakan celana dalam saja. Melihat Shael yang hanya mengenakan celana dalam, tubuh Skyla menegang. Sial! Skyla mengumpat di dalam hatinya. Ia telah berkali-kali melihat pria dengan hanya menggunakan dalaman saja, tapi itu terlihat biasa saja di matanya. Dan sekarang, melihat Shael, ia tidak bisa berbohong bahwa Shael memiliki tubuh yang sangat bagus. Pria ini sempurna dalam segala hal, kecuali kepribadiannya. "Kenapa memintaku datang ke sini?" tanya Skyla. Shael tidak mengatakan apapun, ia hanya meraih tangan Skyla lalu kemudian menariknya jatuh ke kolam renang. Seketika tubuh Skyla tenggelam di kolam, detik berikutnya kepalanya muncul di permukaan. Yang pertama kali ia lihat adalah seringaian Shael. Bajingan sialan ini! Skyla mengumpat di dalam hatinya. Ia benar-benar tidak menduga sama sekali bahwa Shael akan menariknya ke dalam kolam. "Kau tadi bertanya kenapa memintamu datang ke sini bukan?" Shael berkata dengan suara berat seperti biasanya. "Aku ingin menciummu." Tanpa memberikan aba-aba apapun, Shael mencium bibir Skyla. Dalam dan rakus seperti biasanya. Skyla mulai terbiasa dengan ciuman tiba-tiba Shael. Ia tidak lagi berjuang untuk melepaskan diri melainkan membiarkan Shael terus menciumnya. Berjuang melepaskan diri hanya akan membuang tenaganya. Ciuman panjang itu selesai, seperti biasanya bibir Skyla akan merah dan sedikit bengkak. "Sudah selesai." Shael tersenyum kecil. Skyla menatap Shael tidak bisa berkata-kata lagi. Ia hanya berbalik dan berenang menuju ke tangga lalu naik ke permukaan. "b******n gila!" Skyla mengumpat kesal. Shael terkekeh mendengar umpanan Skyla, pria itu kembali melanjutkan kegiatan berenangnya dengan suasana hati yang lebih baik. tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD