4. Sial

1483 Words
Kabar mengenai Alessa yang tidak melakukan tantangan sesuai perjanjian telah menyebar di seluruh kampus. Saat ini Alessa tidak hanya ditatap menggelikan oleh teman-teman satu fakultasnya, tapi juga fakultas lain. Saat Alessa pergi ke mana saja di area kampus, ia akan mendapatkan tatapan mengejek lalu kemudian ia merasa bahwa orang-orang di sekitarnya mulai berbisik-bisik. Beberapa di antara mereka yang memiliki konflik dengan Alessa menyerang Alessa dengan fakta bahwa Alessa adalah wanita pengecut. Alessa sangat marah, ia pergi ke kamar mandi bersama dengan dua temannya. "Alessa, apakah kau baik-baik saja?" tanya salah satu teman Alessa. "Baik-baik saja kepalamu!" marah Alessa. Ia sudah seperti ini dan temannya masih bertanya apakah ia baik-baik saja. Bukankah jawabannya sudah sangat jelas. "Ini semua karena ulah p*****r Skyla!" Alessa menyalahkan Skyla padahal itu semua terjadi karena ulahnya sendiri. Ia yang tidak bisa menepati kata-katanya, tapi ia bersikap seolah ia adalah korban. "Aku tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja setelah membuatku dihina oleh semua orang, Skyla!" Alessa berkata penuh dendam. Wanita itu kemudian meninggalkan kedua temannya tanpa mengatakan apapun. ** Skyla masih dalam suasana hati yang buruk. Malam ini ia memutuskan untuk pergi ke club malam bersama dengan Richelle. Kedua wanita itu kini berada di lantai dansa. Mereka dikelilingi oleh banyak laki-laki. Wajah mereka sangat cantik dengan penampilan yang menarik, tentu saja aka nada banyak pria yang memperhatikan mereka. Di lantai atas, mata elang Shael sedang melihat kea rah Skyla. Sebuah kebetulan ia bertemu dengan Skyla di sini. Malam ini Shael sedang bertemu dengan rekan bisnisnya, dan saat ia datang ia sudah melihat keberadaan Skyla. Hal yang paling dibenci oleh Shael adalah miliknya diganggu oleh orang lain. "Kakak Pertama, apa yang sedang kau lihat?" Alvaro mengikuti pandangan Shael. Ia menemukan Skyla di tengah kerumunan orang-orang di lantai dansa. Alvaro melihat kembali ke arah Shael, ia bisa merasakan kemarahan dari sahabatnya. Ia berharap tidak ada orang sial yang menyentuh Skyla, jika tidak orang itu pasti akan kehilangan tangannya. Rekan bisnis Shael tidak begitu memperhatikan karena pria itu sedang sibuk dengan taburan serbuk putih di atas meja yang ia hisap. "Barang ini sangat bagus." Pria itu berkata dengan puas. "Kapan aku seorang Shael menjual barang jelek." Shael berkata dengan angkuh. "Kau benar, kualitas barangmu adalah yang terbaik dari yang baik. Itulah sebabnya aku sangat suka bekerja sama denganmu." Pria itu tersenyum senang. Setelahnya ia memiringkan wajahnya ke samping lalu mencium wanita bayaran yang disediakan oleh Alvaro untuk menemani pria itu. Orang-orang itu terus berbincang, sementara Skyla dan Richelle, keduanya telah kembali ke tempat duduk mereka. Skyla meminta bartender untuk mengisi gelasnya lagi begitu juga dengan Richelle. Seorang pria yang diikuti oleh empat pria lain mendekati Skyla. Pria itu berdiri di sebelah Skyla, ia meraih rambut Skyla lalu menciumnya dengan m***m. "c***l sialan!" Skyla mengumpat, ia segera turun dari tempat duduknya dan menatap galak b******n yang sudah mengganggunya. Pria itu tersenyum memuakan, Skyla benar-benar merasa sangat jijik. "Nona cantik, ayo bersenang-senang denganku." Pria itu mengangkat tangannya lalu kemudian membelai bahu telanjang Skyla. Skyla segera menampar wajah pria itu dengan keras. "Jangan pernah berani menyentuhku dengan tangan kotormu, menjijikan!" Ia memarahi pria itu. Suasana di klub malam itu sangat bising dan ramai, jadi keributan kecil di sana tidak terlalu diperhatikan oleh orang-orang di sekitar. Pria yang tadinya menyeringai m***m kini memegang wajahnya, ia merasa sangat terhina. Tatapan matanya yang tadinya c***l kini memancarkan kemarahan. "p*****r sialan! Beraninya kau menamparku!" Pria itu marah, ia mencekik leher Skyla. "b******n sialan, lepaskan temanku!" Richelle memegangi tangan pria itu berusaha menolong Skyla, tapi pria di belakang pria yang mencekik Skyla segera mendorong Richelle dengan kasar sampai Richelle terduduk di lantai. Skyla sangat marah, ia mengambil botol di atas meja bartender secara acak lalu kemudian memecahkannya pada kepala pria yang mencekiknya. Keributan kecil itu akhirnya mendapatkan perhatian dari orang-orang di sekitar. Cekikan di leher Skyla terlepas, wanita itu bisa bernapas dengan normal sekarang. Namun, bahaya yang lebih besar mengancamnya sekarang. Darah segar mengalir dari kepala pria yang mencari masalah dengean Skyla. "Apa yang kalian tunggu! Dapatkan p*****r sialan itu! Malam ini aku akan membuatnya menangis di bawahku!" geramnya. Empat orangnya segera bergerak maju. Skyla masih memegang potongan botol. Ia mengarahkan ujung runcing botol itu ke depan, tatapannya saat ini begitu waspada. "Richelle, hubungi pengawalku!" Richelle segera mengambil ponsel Skyla yang ada di meja, ia kemudian menelpon pengawal Skyla dengan tergesa. "Cepat datang ke sini!" Dua pria bergerak menyerang Skyla. Skyla terus mengayunkan pecahan botol di tangannya pada dua orang yang hendak menyerangnya. Ia benar-benar tidak merasakan takut sama sekali. Malam ini, ia harus keluar dari tempat ini hidup-hidup bersama dengan Richelle. Setelah beberapa perjuangan, Skyla berhasil melayangkan tendangan ke dua pria itu dengan keras, kini gentian dua pria lainnya yang menyerang Skyla. Dari atas, Shael menonton dengan tenang. Landaknya sekarang sedang menggunakan bulu-bulu tajamnya untuk melakukan pertahanan diri. "Kakak pertama, haruskah aku mengirim tim keamanan ke sana?" Alvaro bertanya pada Shael. "Tidak perlu." Shael ingin menonton lebih banyak. Pengawal Skyla datang kemudian, mereka segera membantu Skyla mengatasi orang-orang yang menyerangnya. Keempat pria itu berhasil dikalahkan, mereka semua terbaring di lantai dengan beberapa tulang yang patah. Jelas, empat orang itu bukan tandingan pengawal Skyla. "Ayo tinggalkan tempat ini." Skyla tidak bisa berada di sini lebih lama lagi. "Ya, Nona." Richelle segera memeluk tangan Skyla, ia tidak memiliki keberanian seperti Skyla. Ia bukan penakut, tapi menghadapi situasi seperti ini nyalinya menciut. Pria yang diserang oleh Skyla tidak bisa menerima Skyla pergi begitu saja. Ia telah menghubungi kakaknya tadi untuk meminta bantuan. Dan bantuan itu akan segera tiba dalam beberapa saat lagi. Di parkiran klub malam itu, Skyla, Richelle dan dua pengawalnya dihadang oleh puluhan orang dengan tampang gangster. "Aku ingin w***********g itu dalam keadaan hidup!" Pria yang diserang oleh Skyla berkata pada sekumpulan orang di depan Skyla. Skyla merasa bahwa akhir ini hidupnya benar-benar sial. Ia telah bertemu dengan pria c***l yang sangat menjengkelkan sebelumnya, dan sekarang ia masih harus menghadapi pria c***l lainnya. "Nona, kami akan mengatasinya. Saat ada kesempatan segeralah masuk ke dalam mobil dan tinggalkan tempat ini." Salah satu pengawal Skyla berkata pada Skyla. "Baik." Skyla mengerti. Mereka kini dikepung, dua pengawal Skyla mulai menghadapi para gangster yang menginginkan Skyla. Skyla juga membantu pengawalnya, sementara Richelle, ia hanya berdiri dengan tatapan waspada. Skyla kalah jumlah, kali ini yang datang cukup terlatih dan sulit untuk dikalahkan. Selain itu para gangster ini juga menggunakan senjata, ada yang menggunakan tongkat dan ada juga yang menggunakan pisau. Dua pengawal Skyla telah dilumpukan, salah satu di antara mereka mengalami luka tusukan. Sekarang hanya tersisa Skyla dan Richelle. Keduanya saling berpegangan tangan. "w***********g, kau sudah tamat!" Pria yang kepalanya berdarah menatap Skyla dengan bengis. Ia memerintahkan orangnya untuk menangkap Skyla. Pada akhirnya Skyla masih tertangkap setelah berjuang cukup keras. Rambut wanita itu dicengkram dengan kuat oleh pria yang menggoda Skyla tadi. "Kau akan membayar mahal atas tindakanmu padaku, p*****r!" Pria itu mengeratkan cengkramannya sampai membuat kulit kepala Skyla terasa seperti akan lepas. "Aku akan membawa jalang ini, kalian bisa bersenang-senang dengan jalang yang lain." "b******n! Jangan berani menyentuh temanku!" Skyla berkata dengan marah, situasinya sudah seperti ini, tapi ia masih memiliki keberanian. "Skyla! Skyla!" Richelle ketakutan saat dua pria memeganginya dengan wajah c***l. Orang-orang itu tidak memedulikan ucapan Skyla dan seruan histeris Richelle. Mereka beranjak untuk pergi, tapi saat berbalik mereka menghadapi Shael, Alvaro dan dua belas pengawal Shael. "Lepaskan dia!" Shael berkata pada pria yang mencengkram rambut Skyla dengan kasar. "Siapa kau, hah! Jangan ikut campur urusanku!" marah pria itu. "Kau menyentuh seseorang yang seharusnya tidak kau sentuh." Suara Shael terdengar berat dan dalam. Pria di depan Shael merasakan aura tidak biasa Shael, tapi ia memiliki banyak pasukan di belakangnya. Ia tidak perlu takut. "Habisi mereka semua!" Pria itu memberi perintah pada orang-orangnya. Shael mendengkus begitu juga dengan Alvaro, orang-orang rendahan ini bermimpi ingin menghabisi mereka. Kaki jenjang Shael mengarah pada d**a pria yang mencengkram rambut Skyla, itu adalah sebuah tendangan yang sangat kuat hingga pria itu memuntahkan seteguk darah. Rasa sakit membuatnya melepaskan cengkramannya pada rambut Skyla. Kemudian ia terhuyung ke belakang dan jatuh. Shael mendekati pria itu, ia kemudian meletakan kakinya di atas pria itu dan menginjaknya dengan kuat hingga pria itu merasa kesulitan bernapas. "Orang yang bisa menghabisiku belum lahir sampai detik ini!" Ia semakin menginjakan kakinya di d**a pria itu. Shael kemudian menjauhkan kakinya, ia berjongkok dan meraih tangan pria yang sudah sangat kesakitan itu. "Tanganmu telah mengotori milikku." Lalu kemudian suara 'krak' terdengar bersamaan dengan lolongan kesakitan dari pria malang di bawah Shael. Tidak hanya satu tangan, Shael juga mematahkan tangan yang lain. Setelah tangan, ia menginjak kaki pria itu dan juga mematahkannya. Shael tidak memiliki niat untuk membunuh pria itu, ia ingin pria itu ingat selama sisa hidupnya bahwa ia telah menyinggung orang yang seharusnya tidak ia singgung. Pengawal Shael telah membuat puluhan orang yang menyerang Skyla tadi terbaring di lantai dengan tulang-tulang yang patah. Skyla dan Richelle benar-benar terkejut dengan pemandangan mengerikan ini. Richelle bahkan jatuh tidak sadarkan diri karena melihat begitu banyak darah. tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD