Di minggu pagi, Malika sudah terbangun dalam kondisi tubuh yang fit. Tidurnya semalam, meski dimulai lewat tengah malam, tetapi cukup membuat tubuhnya terasa segar. "Aku pikir tuan akan tidur di sini semalam," lirih suaranya pelan. Memikirkan sosok lelaki yang sedikit banyak sudah mulai mencuri hatinya. "Aah, kamu ini ada-ada saja Malika, mana mungkin tuan akan tidur bersamamu kalau buka karena ingin berhubungan badan saja?" suara hatinya yang lain, berusaha meyakinkan dirinya jika sosok Arka tak pantas ia pikirkan. "Ya, benar. Siapalah aku ini, hanya seorang gadis kampung, yang saat ini sedang bekerja membuat dirinya hamil hinggaa melahirkan anak. Dan setelahnya, tidak ada lagi hubungan di antara kami berdua, selain kedua orang yang tidak saling mengenal." Perasaan yang belum menumpuk