"Mengapa kamu berani melanggar perintahku, Malika?" tanya Arka, setelah ia selesai memberikan hukumannya kepada sang istri. Meski kegiatan panas keduanya telah selesai, Arka kini tidak meninggalkan Malika sendiri —seperti yang biasa lelaki itu lakukan. Memilih merebahkan tubuhnya yang sebelumnya menegang dengan memeluk tubuh sang istri yang sudah lemah tak berdaya. Arka tahu jika Malika sudah akan terlelap ke alam mimpi, sebab itulah sebelum gadis itu tertidur ia menanyakan hal yang ingin ia ketahui jawabannya. "Saya benci Anda, Tuan," lirih Malika menjawab. Arka tentu saja terkejut dengan jawaban yang istrinya berikan. Malika yang berbicara tanpa pergerakan —sebab memang sudah lemas— diam saja ketika sang suami menjauhkan dekapan dan memandang wajahnya, seolah ingin mendengar kemb