"Mas Magrib ya?" tanya seorang wanita cantik yang sialnya justru terkesan menyebalkan dimata Ashar.
"Bukan Mbak! Bukan!! Berapa kali sih saya harus bilang ke Mbak, kalau Mbak ini salah rumah!" sentak Ashar untuk ke tiga kalinya. Ia lelah harus mengulang kata yang sama terus menerus.
Tuh cewek nggak ada capeknya apa gimana, udah tiga kali dateng, tiga kali juga Ashar bilang dia salah rumah. Eh... Masih aja ngeyel juga coba. Ngeselin banget tahu nggak sih!
"Bener kok Mas, ini loh alamatnya, bener!" tunjuk sang gadis menyerahkan sebuah kertas ke arah mata Ashar.
"Tapi saya bukan Magrib, Mbak. BUKAN!" elak Ashar, lemas. Laki-laki itu benar-benar sudah tidak memiliki tenaga lagi untuk berdebat.
"Terus siapa?" tanya gadis berambut panjang itu dengan polos.
Ya Allah. Nih cewek siapa sih? Ngeselin amat! Nggak tahu apa Gue lagi puasa ngomong. Lagi patah hati nih!!!!!
"Halloooo Maaaasss!"
"Ashar Magrib, PUAS!!!" sentak Ashar. Gadis di depannya menatapnya tajam.
"Sialan!! Iya, lo yang Gue cari! ASHAR MAGRIB."
"Gue hajar juga ya Lo! Bikin gue keliling komplek. Sialan emang Lo!" makinya pada Ashar.
"Auh... Auh, sakit weh, sakiiitttt." teriak Ashar. Ia mencoba menyelamatkan diri, tapi apa daya. Si wanita tamu tanpa undangan begitu bar-bar. "Sakit, Anjing!"
"Lo yang Anjing!" Ashar diam. Ia meneguk ludah. Tak lagi berani ingin meraungkan kesakitan.