3/4

739 Words
Ashar menggelembungkan pipi saat wajah  Kanjeng Mama yang sama sekali nggak ada darah-darah ningratnya terpampang jelas di layar ponsel wanita bar-bar yang menyembabkan helai demi helai rambut indahnya rontok, terhempas, karena tarikan maut wanita itu!! "Vita itu tunangan, Kamu!", ucap sang Mama penuh penekanan. "Kon ojo macem-macem, ya!"(kamu jangan macem-macem, ya!.  Ashar mengerutkan kening, ngomong apa sih Mamah ini. Sarap! "Mah, ngomong apa sih? Kon? Kon apaan?" tanya Ashar membuat wanita cantik yang tengah melakukan video call dengannya itu melayangkan kepalan tangan ke arah kamera depan ponsel. "Haisah! Intinya kalian mama jodohin sejak Vita, 'ANAK MAMA' itu Mama angkat sebagai anak. Jadi kamu jangan macem-macem. Dia tunangan kamu dan otw jadi istri kamu. Paham Ashar Magrib?!" Mata Ashar membulat. Syok bercampur kaget. Perpaduan alamiah yang pasti selaras dan tidak akan terasa aneh. Karena namanya orang syok pasti disertai kaget. Itu juga kalau syok nya nggak dibuat-buat sih kaya akting-akting artis jaman sekarang yang pengen naik daun jadi pakenya drama recehan gitu, kaya pengamen dilampu merah yang mengharapkan recehan demi sesuap nasi.  Eh..  Kok, ngelantur! Apa? Tunangan? Canda, nih pasti! Kenal aja enggak! Fix, Mama mulai halu. Begitulah teriakan, jeritan serta tanda tanya yang bersarang di otak Ashar tanpa bisa ia kemukakan karena masih sayang dengan uang bulanannya. "Ashar, Mama ngomong nih bukan lagi dongeng jadi nggak usah pake bengong. Masih gantengan papahmu, jadi nggak usah sok ganteng kamu, Mas!" Masyallah, Mamah gue! "Deal ya ini, Vita tunangan kamu ya.." "Mah, nggak bisa gitu dong! Maen deal aja, kita nggak lagi kuis yang dapet duit milyaran rupiah kalau Ashar bisa nebak apa yang ada ditirai.  Ashar nggak mau ah!" tolak Ashar. Ia tidak akan setuju dengan aksi konyol mamanya ini. Never! Ever! "Wah, ndak isa gitu* ya. Kamu kudu* nurutin apa yang mamah bilang. Isa* ndak* isa, mau ndak mau pokokmen* kamu nikahin anak perempuan mamah."  "Ini mama apaan sih!  Ngomongnya yang bener coba deh, Mah! Di Surabanya belum satu tahun aja gayanya kaya jawir beneran. Itu lagi, tadi. Barusan logat orang Semarang bukan Arek Suroboyo kaya yang pertama. His, gedek ih." amuk Ashar yang mulai emosi dengan bahasa campur-campur. Campur sianida juga lama-lama! Papa dan Mama Ashar yang mendengar kekesalan putranya, terbahak. Gambar dilayar wanita bar-bar yang ada ditangan Ashar pun mulai tak stabil karena manusianya yang pegang diseberang sana banyak tingkah.  "Ih, Ashar mah. Kan Mama biar kaya orang sini beneran gitu." kekeh sang Mama. "Nggak ada ya, mana ada jodoh-jodohin Ashar. Ini 2018 loh Mah." kata Ashar menolak, sekali lagi. Usaha gitu maksudnya! "Udah deh, nggak usah pake nolak! Kaya kamu punya pacar aja! Kata si Ridho juga kamu abis ditolak sama cewek, terima aja udah! Mana ada cewek cantik yang mau jadi tunangan kamu kalau bukan Vita." Cantik dari Hongkong. Buta nih mata emak gue. Pantesan aja nggak mau balik ke Jakarta, lah di sono punya anak, lain. Anak kandung ditirikan.  Ingin ku berkata kasar, Mah! 'KASAR!' "Besok daftarin mantu Mamah ke fakultas kamu! Dijagain anaknya! Mama nggak mau Vita sampe lecet. Sampe dia lecet, Mama pecat kamu ya!" ancam sang Mama membuat Ashar ingin sekali mencekik Mamanya andai saja bisa. Enak banget Mak-mak kalau nyablak.  Mulai emosi, Ashar melemparkan ponsel Vita ke arah gadis itu. Untungnya Vita Jelly Eat cepat tanggap, sehingga Ashar terbebas dari yang namanya ganti rugi. Setelah itu, mata Ashar berubah tajam, setajam elang. "Heh, mak lampir, sejak kapan lo jadi tunangan gue?!" tanya Ashar dengan intonasi tinggi. Vita bukannya takut, wanita itu justru menatap Ashar tak kalah gahar. "Sejak negara api menyerang! Kalau kalah, biar Vita yang serang itu si Avatar The Legend of Ang!" kata Vita membuat ke dua bola mata Ashar ingin lepas dari tempatnya.  Nih, cewe sama sarapnya sama Mak gue! Pantes Klop Anjeeenkk!!! "Mas Magrib kamar Vita yang mana?" tanya, Vita baik-baik. "Ashar Vit.. Nama gue Ashar." Vita manggut-manggut. "Iya Mas. Mas Magrib." ucapnya lagi membuat Ashar berteriak karena geram.  "Argggg..... Neraka mana yang Mama kirim ke gue, Siaaalan!!!" "Mas, Mag.." "Noh, noh! Kamar lo sebelah sono. Beresin sendiri. Pembantu gue libur." kata Ahsar lalu berjalan ke arah kamarnya sendiri. Bisa mati muda dia kalau terusan deket sama yang namanya Vita. Brakkk.... "Astaga, bener kata Mama. Mas Magrib itu sensian. Duh, galak itu. Betah nggak ya jadi tunangannya? Apa batalin aja ya." keluh Vita. "Mas Magrib.." panggil Vita berteriak...  "Ashar Oncom! Ashar! Nama gue Ashar, bukan Magrib!" jerit, Ashar tak terima. Emang dia kakeknya yang sudah meninggal apa! Kurang ajar!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD