Demi apa? Seorang Ashar Magrib yang gantengnya ngalahin Brandon Ardiansyah, dijodohin?!
Sama anak angkat si Kanjeng Ratu yang tak lain adalah mamahnya sendiri?!!
Oh, Nooo!!!! Kesialan macam apa yang mampir ke dalam hidup damai Ashar? Mamanya juga! Dipikir anaknya nggak laku apa sampai dipaksa tunangan begini?! Mana ceweknya rada-rada agi. Bentar baik, lembut, bentar-bentar galak, kaya harimau punya si Brandon.
Tahu nggak?! Ngasih cincin tunangan aja dilempar coba! Dilempar ke calon imam, ckckckc! Kurang baik apa itu tunangannya yang punya nama Navita Anggara.
"Heh, mau ke mana lo?" tanya Ashar sembari meneguk ludah, cegluk-cegluk melihat out fit Vita.
"Mata Mas, gue colok ya Mas!" Amuk Vita galak, membuat Ashar kembali berpijak ke buminya.
"Lo mau kemana?" ulang Ashar setelah menata tampang o'onnya tadi.
"Supermarket, mau beli peralatan mandi."
"Pake pakaian begitu?" Ngegas Ashar membuat Vita menelusuri pakaiannya dari atas hingga ke ujung kaki. "Ada yang salah Mas?" tanya Vita balik.
"Nggak! Ganti sono!," titah Ashar nggar terima.
"Males ah, Mas Magrib aja yang ganti sana."
Demi Brandon yang udah jadi bapak anak satu. Ashar pengen banget beli sianida buat ngeracunin mulut cewek yang nggak begitu cantik di depannya ini. Mulut si Vita minta dikafanin apa gimana? Udah dibilang namanya Ashar, bukan Magrib juga! Lagian yang mau pergi siapa, kenapa jadi dia yang suruh ganti baju!
Ve'akh!
"Gue pergi dulu ya Mas." pamit Vita lalu berjalan menuju pintu rumah Ashar. Ashar tertegun dibuatnya. Emang Vita tahu apa jalan arah ke supermarket, batin Ashar.
Tapi wait bentar dulu.. Tahan! Kan temen-temennya lagi pada OTW ya ke rumah, nanti kalau liat Vita gimana?? Duh! Bisa dikira kumpul kebo nih sama mereka. "Vit.. Vit..." panggil Ashar, niatnya sih mau cegah Vita biar nggak keluar.
"Ashar, Weh... Cewek cantik nih." Ridho reflek mengeluarkan rayuan maut waktu pintu rumah Ashar tiba-tiba aja kebuka sendiri. "Halo cewek." goda Ridho membuat Vita melayangkan tinju.
"Weit.."
"Heh! Toha! Ngapain lo?!" tanya Ashar yang melihat Ridho mengulurkan tangan pada Vita.
vita lecet mama pecat kamu..
"Wih, kok lo nggak bilang sih Shar punya sodara cewek, mana cakep." kata Rido pada Ashar.
Vita lecet Mama pecat kamu... "Heh, cewek gue ini! Awas!" maki Ashar pada Ridho kala ucapan sang Mama mengalun indah bagaikan lagu kematian ditelinganya.
"Wanjir, ngibul lo Shar! Nggak percaya gue!" Ridho menggelengkan kepalang cepat berulang kali, tidak percaya dengan ucapan si jomblo abadi macam Ashar Magrib.
"Dibilangin, Vita lo siapa gue?" tanya Ashar melipat tangannya, sok keren gitu sambil mainin alis mandangin Vita.
"Tunangan Mas, Mag..."
"Ashar!" mata Ashar mendelik tajam saat Vita akan menyebut nama belakangnya. Vita mengangguk, lalu tersenyum membuat Ridho memegang dadanya yang berdegup kencang.
"Kenapa Lo?!" tanya Ashar kepo.
"Dunia mau kiamat, lo punya tunangan secakep ini."
"Alah, alay lo ah Dho." sombong Ashar, tangannya menarik Vita agar berdiri dekat dengannya. Ashar lalu melingkarkan tangan dipinggang Vita. "Alay ya Sayang?" tanya Ashar lalu mencium pipi Vita membuat Ridho syok berat.
Bukk... Bukkk...
"Auh, Vitaaaaa!" teriak Ashar.
"Dasar m***m lo, bukan muhrim Mas!" maki Vita setelah melayangkan tinjuannya di muka Ashar membuat Ridho terpingkal.
"Tai, galak tunangan lo Shar... Buahahahaha." Ridho terbahak. Sungguh, meski sering melihat Ashar dianiaya oleh Icha, tapi kali ini momen tersebut benar-benar epic.
*
Satu hari!! Baru satu hari Vita ada di rumahnya, Ashar sudah dua kali dianiaya oleh gadis yang katanya tunangannya itu. Gila ini namanya bencana. Vita-Vita itu nggak ada bedanya sama yang namanya Marischa Darmawan, istrinya Brandon Ardiansyah yang merupakan sahabat kepompongnya. Kalau tadi rambut, sekarang wajahnya yang super duper ganteng kaya artis Korea harus rela lebam karena tonjokan maut gadis bar-bar nggak punya otak itu.
"Mas Mag..."
"Ashar Vita, Ashar!!" desis Ashar geram, karena Vita hampir saja memanggil nama belakangnya lagi.
"Sama ajalah Mas." desah Vita. Memang apa bedanya orang Magrib juga nama laki-laki itu, batin Vita.
"Mas.. Mas... Emang gue tukang ojek dipanggil Mas." gerutu Ashar tidak terima. Ridho yang melihat interaksi dua orang itu terbahak melihat wajah jengkel Ashar yang berbanding terbalik dengan Vita yang menampakkan wajah tanpa dosanya.
"Vit, jadi pacar gue aja Vit. Dari pada sama Ashar, lo digalakin mulu." celetuk Ridho.
Vita mengangguk setuju, "boleh. Nanti aku bilang Mama buat batalin pertunangan aku sama Mas Magrib." ucap Vita membuat Ashar melongo. Ia takjub dengan kesintingan calon yang dipilihkan oleh Mamahnya.
Yang lo omongin disini, woii.. Disiniii..
"Beneran?" tanya Ridho semangat. Maklum, Ridho lagi kosong, jomblo, kan biar dikira nemenin si Ashar kalau dia bilang jomblo.
"Nanti dicoba." tanggapnya membuat Ashar menajamkan mata, memandang gadis yang membuatnya hampir gila itu.
**
Dipikir-piki lagi, Vita itu nggak jelek, cantik kok orangnya, batin Ashar. Tapi apa ya masa harus dijodohin? Sebagai laki-laki yang gantengnya nggak ketulungan, jelas aja Ashar menolak. Harga dirinya merasa di nodai. Apalagi dia ini kan udah dewasa, udah semester lima juga. Masa ya dicomblangin sih. Kaya nggak bisa cari cewek sendiri aja.
"Shar, gila lo. Mau mabok lo?" tanya Brandon bergidik ngeri, melihat Ashar menegak minuman keras langsung dari botolnya.
"Lo tahu nggak, gue dijodohin." teriak Ashar ke Brandon dan Willy. Keduanya lantas menyerngit heran.
"Iya dia ditunangin sama Mamanya." timpal Ridho, membenarkan ucapan Ashar yang sepertinya tidak dipercayai itu.
"Dia galak." desah Ashar mengingat perangai yang ditunjukkan oleh Vita saat bersamanya.
"Gue cintanya sama Uti adek junior kita. Yang tingkat tiga itu..." lirih Ashar.
"Tapi dia nolak gue." mata Ashar sempat berkaca-kaca sebelum tangannya mengulurkan minuman ke arah Brandon, "nih, temenin gue Bran." Brandon menyingkirkan tangan Ashar yang menyodorkan botol minuman yang Ashar pegang. Bisa digampar bolak-balik sama Icha nanti dia. Mending nggak dianggap temen sama Ashar dibandingkan nggak dianggap suami sama istrinya, Brandon membatin.
"Hiks... Kok gue nggak banget ya sampe dijodohin."
Ridho menepuk jidadnya pelan. Ashar dan tragedi jomblonya. Belum lagi, penolakan gadis yang bernama Uti itu. Kasihan banget deh ah, mana ketambahan kasus penghempasan harga dirinya sebagai laki-laki dewasa lagi.
"Eh, gue telepon tunangannya dulu deh biar jemput dia disini." kata Ridho turun dari kursinya.
"Uti.."
"Uti.."
"Uti aja terus Uti, mending Uting wei." kata Brandon yang mendapat pukulan maut dari Willy.
"Hehehe..." kekeh Brandon menampakkan deretan giginya.
Ridho mencari nomer ponsel Vita. Untung saja tadi Ridho sempet minta nomer ponselnya. Kalau enggak kan, bisa panjang urusanya ngurusin Ashar yang galau gegara cinta.
"Halo, Vita? Vit. Jemput Ashar dong." pinta Ridho dengan suara kencang.
"Anterin ke rumah aja, gue nggak tahu jalan." kata Vita lalu menutup teleponnya sepihak, membuat Ridho berdecak sebal.
"Asem nih cewek, nggak cantik kelakuannya. Lebih rusuh dari Icha." amuknya pada teleponnya sendiri.
***
"Uti... Utiii." rengek Ashar bergelantungan ditangan Vita. Vita berdecak malas menanggapi racauan Ashar yang sedang teler.
"Ut..."
Brukkk...
"Makan tuh Uti!" kata Vita setelah menjatuhkan tubuh Ashar. Gadis itu meninggalkan tubuh Ashar meski ia tahu ke duanya menyentuh pintu utama rumah saja, belum.
"Weh, sarap nih cewek. Ashar dibuang gitu aja." kata Willy berlari ke arah Ashar yang tergeletak.
"Vit.. Vita tunangan lo nih." panggil Ridho pada Vita yang terus berjalan.
"Kasih ke si Uti. Suruh ambil dia. Gue mau pulang ke Surabaya." maki Vita lalu membuka dan menutup pintu rumah Ashar dengan kencang.
Jedeeeerrrrr.....
Vita sampai lecet, Mama pecat kamu...
Ashar mendongakkan kepalanya ke arah pintu yang tertutup, lalu menegakkan badannya. Mencoba menyangga tubuhnya yang sebenarnya limbung itu.
"Vitaa...Vitaa..." dengan sisa kesadaran yang masih tersisa Ashar berlari masuk ke dalam rumah, membuat Willy dan Ridho menggelengkan kepalanya takjub. Cuman si Ashar yang mabok, terus sadar waktu di ancem sama cewek.