Empat hari telah berlalu sejak kecelakaan itu mengubah segalanya. Empat hari pula Sonya menjalani hidup di antara dua dunia, dunia kampus yang menuntutnya tetap fokus dan dunia rumah sakit yang membelenggunya dengan kekhawatiran yang tak berujung.
Zeron masih terbaring lemah, diam dan tidak bergerak. Hanya suara mesin yang mengiringi napasnya, menjadi satu-satunya tanda bahwa dia masih bertahan.
Sementara itu, Sonya tetap setia duduk di sisi ranjangnya, mengusap tangan sang suami setiap kali sempat, berbicara lirih meski tahu tak akan ada jawaban.
Dan, hari ini masih sama. Langit sudah begitu gelap ketika Ziona kembali masuk ke ruang rawat kakaknya.
Mata Ziona langsung tertuju pada sosok Sonya yang tampak semakin lusuh. Rambutnya dibiarkan terurai tanpa sempat disisir rapi, wajahnya p
