“Tenang, Camilla ... Galen tidak selemah itu.” Suara Gio terdengar tenang, kontras dengan kecemasan yang melanda Sonya. Gio melangkah santai di sampingnya, seolah tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
“Tidak selemah itu Mas bilang?” Sonya membalas, suaranya meninggi, matanya memancarkan kepanikan. “Kalau sampai dia diculik bagaimana? Atau terluka? Mas kan tahu sendiri dia seaktif apa!”
Langkah kaki Sonya tampak terburu, tumit sepatu bergesekan dengan aspal, menciptakan bunyi gesekan yang tergesa.
Saat ini tujuannya hanya satu, menemukan Galen secepatnya, putranya yang berusia sekitar empat tahun dan selalu berhasil membuat jantungnya berdebar kencang.
Keringat dingin mulai membasahi pelipisnya. Sebenarnya, hal semacam ini sudah biasa terjadi.
Galen, dengan segala energi dan kenakalan
